Love From The Sky

"Ayo, aku antar pulang," tawar Sky pada Shena yang masih saja menatap layar ponselnya.

Tapi Shena hanya terdiam. Bahkan sampai hujan reda, Shena tak juga mengiyakan tawaran Sky. "Mil, gue pinjam hp lo mau hubungi Kak Arnav. Hp gue mati."

"Hp gue juga lowbath. Lo pulang sama Kak Sky aja. Udah sore loh," kata Mila yang kini naik ke boncengan Ferdi.

"Selamat berjuang, bro. Gue duluan." Ferdi kini melajukan motornya meninggalkan Sky dan Shena.

Shena berdengus kesal lalu dia melirik Sky.

"Ayo!" Sky kini memakai helmnya lagi lalu mengelap jok motornya yang basah.

Akhirnya Shena naik ke boncengan Sky dengan terpaksa. Dia taruh tasnya di tengah sebagai penghalang antara mereka berdua.

Sky tersenyum kecil lalu melajukan motornya. Akhirnya Shena mau naik ke boncengannya meskipun tidak ada pembicaraan sama sekali di antara mereka selama perjalanan menuju rumah Shena.

Beberapa saat kemudian, Sky menghentikan motornya di depan rumah Shena.

"Gue mau lo antar tapi bukan berarti gue udah maafin lo. Dan cukup satu jali ini saja, jangan cari kesempatan lagi," kata Shena sambil turun dari motor Sky.

"Iya. Masih ada hari esok dan seterusnya untuk aku minta maaf sama kamu." Kemudian Sky memutar motornya karena Shena berjalan begitu saja masuk ke dalam rumah tanpa mempersilakan mampir.

"Shena, pulang sama siapa? Katanya Kak Arnav ada bimbel?" tanya Naya sambil melihat ke depan rumah tapi motor Sky baru saja melaju. "Diantar Sky? Kamu udah baikan sama Sky?"

"Kebetulan aja ketemu Sky. Tadi aku sama Mila tapi motor Mila mogok. Meskipun diantar Sky, Shena masih belum bisa maafin Sky." Kemudian Shena berjalan menuju kamarnya.

"Kalau diantar itu disuruh mampir," kata Naya yang mengikuti langkah putrinya.

"Males banget Bu, itu aja Shena terpaksa bareng dia."

"Jangan begitu. Kamu coba lihat pemberian Sky hari ini. Manis banget. Ibu aja sampai terharu."

"Paling juga gombalan buaya. Udah gak mempan sama Shena." Kemudian Shena masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu. Dia duduk di meja belajarnya lalu mengambil kotak kecil pemberian dari Sky hari ini. Shena sama sekali tidak minat untuk membukanya. Dia melempar ke atas lemari agar bergabung dengan yang lainnya di dalam kardus besar.

"Gue masih belum bisa maafin lo, Sky. Setelah apa yang lo lakuin sama gue, jangan berpikir lo bisa gue maafin dengan mudah."

...***...

Hari-hari pun berlalu dengan cepat, tapi Shena masih belum juga memaafkan Sky. Terkadang Sky sudah merasa lelah. Dia juga sudah kehabisan kata-kata untuk menulis di surat permintaan maaf yang dia berikan pada Shena setiap harinya.

"Lo masih ke rumah Shena setiap pagi?" tanya Reynan sambil duduk di samping Sky saat jam istirahat di sekolahnya.

Sky hanya menganggukkan kepalanya.

"Gila! Sabar banget lo sampai dua bulan penuh lo ke rumah Shena tiap pagi tapi masih saja belum dimaafin. Udah berapa kado lo kasih ke Shena, dan sama sekali gak ada yang Shena lihat."

"Iya, gue juga ngerti kesalahan gue gak bisa dimaafin gitu aja." Kemudian Sky menyandarkan punggungnya di kursi. "Gue gak tahu lagi gimana caranya buat dapatin maaf dari Shena, rasanya gue pengen nyerah tapi kalau Shena gak maafin gue, rasa bersalah itu akan terus menghantui gue."

"Oiya, besok ulang tahunnya Shena yang ke 17. Buat kejutan gih," kata Rey sambil menepuk bahu Sky. "Keluarkan sisi romantis lo yang paling dalam."

"Ulang tahun Shena? Gue gak yakin Shena mau terima kejutan dari gue."

"Kalau memang Shena masih gak mau maafin lo. Lo akhiri, lo gak perlu lagi temui Shena tiap pagi."

"Tapi Rey, gue..."

"Lo percaya sama gue. Kalau Shena masih gak bisa maafin lo, lo gak usah temui dia dan lo ikut aja kuliah di luar negeri."

Sky menghela napas panjang. Apakah sudah saatnya dia menyerah mendapatkan maaf dari Shena. "Tapi gue gak bisa tinggalin Shena."

"Kenapa? Lo udah cinta sama Shena?"

Sky mengangguk pelan. "Meskipun gue tahu Shena juga gak mungkin balas perasaan gue." Belum mengungkapkannya saja Sky sudah pesimis.

"Makanya, nurut sama gue. Kalau memang Shena masih gak maafin lo. Tinggalin dia, biarkan dia memikirkan perasaannya sendiri."

"Lo ada benarnya juga, tapi gue tetap gak bisa lari dari tanggung jawab gue pada Shena."

"Bukan lari dari tanggung jawab. Hanya saja terkadang cewek itu terlalu jaim untuk maafin. Siapa tahu nanti Shena merasa kehilangan lo dan cariin lo."

"Ya udah, gue setuju sama pendapat lo. Sebulan lagi kita sudah ujian, nanti gue urus kalau memang jadi kuliah di luar negeri."

"Lo mau kuliah di luar negeri?" tanya Ferdi yang tiba-tiba datang dan mendengar kalimat terakhir Sky.

"Iya, memang kenapa?"

"Yah, gak asyik lo. Lo kan janji mau kuliah sama gue."

"Kapan gue janji sama lo?" Sky menjitak kepala Ferdi. "Lebay banget lo, lagian gue juga gak rugi gak kuliah sama lo."

"Wah, lo gak setia kawan."

"Gimana lo udah jadian sama Mila?" tanya Sky karena sudah beberapa kali dia tahu Ferdi jalan dengan Mila.

"Belum, kita masih temenan." Kemudian Ferdi ikut mengobrol bersama mereka.

"Lo dekat sama Mila? Wah, udah punya gebetan anak sana." Kemudian Reynan mengobrol dengan Ferdi.

Sedangkan Sky masih memikirkan rencananya memberi kejutan ulang tahun pada Shena. Setelah mendapat ide, baru dia menepuk lengan Reynan dan Ferdi. "Besok kalian berdua bantu gue, gue udah punya satu rencana."

"Mantap, memang dasarannya orang romantis udah dapat satu ide aja."

"Ide apaan?" tanya Ferdi.

Sky hanya berdecak. "Besok lo pasti juga bakal tahu. Pokoknya lo harus bantu gue."

"Oiya, kita butuh bantuan Mila. Jangan lupa besok lo ajak," kata Reynan karena Shena pasti akan mau mengikuti ajakan Mila.

"Oke, oke."

"Nanti biar gue yang atur Arnav dan Vicky. Emosi mereka berdua itu gak stabil. Mereka berdua pasti akan gagalin kejutan dari lo."

"Eh, Rey, Vicky itu ada perasaan sama Shena?" tanya Sky, karena dia sudah melihat beberapa kali perlakuan Vicky sangat spesial pada Shena.

"Sepertinya sih iya. Dari kecil Vicky memang sangat dekat dengan Shena. Tapi kan kita saudara, lagipula Shena juga cuma anggap Vicky sebagai kakaknya. Lo tenang aja. Mereka gak mungkin jadian."

Sky hanya mengangguk. Dia berharap, setelah ini Shena akan segera memaafkannya. Dia akan berusaha semaksimal mungkin, jika memang Shena masih tidak bisa memaafkannya, mungkin dia akan benar-benar pergi dari hidup Shena.

.

💕💕💕

.

Like dan komen ya...