Dina, Syifa dan Juned mereka bertiga adalah anak Sania dari Sofwan. setelah mengalami pahit dan manisnya kehidupan, hidup mereka kembali diuji.
Setelah Sofwan bapak mereka meninggal dunia, menyusul lagi ibunda tercinta pergi menghadap yang kuasa. Dina sebagai anak sulung harus berjuang untuk adik-adiknya.
Mampukah mereka bertiga melewati semua cobaan yang kelak akan dilewati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senajudifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Keluarga Baru
Dia bisa melakukan sesuatu hanya dengan sekali melihat, mengamati dan lalu mengikuti tanpa kesalahan sama sekali, tetapi karena pada dasarnya Juned ini memang sedikit bandel, kecerdasannya itu tertutupi dengan kebandelannya.
"Iya, Juned punya guru lain tapi di dalam mimpi!!" Ucap Juned tanpa ragu.
Karena dipikir aki Ibu
d jawaban Juned itu hanya sekedar candaan belaka, maka orang tua itu bersiap untuk marah lagi.
"Haduh....stres kali aki bermuridkan kau ini lah Juned, pening kepala aki!!" Ucap aki Ibud.
"Kau ini aki tanya serius, jawabnya malah sambil bercanda!!" Seru aki Ibud.
"Siapa yang bercanda aki? Juned serius!!" Kata Juned.
"Secara jawaban kamu itu sangat menjengkelkan Juned, masa ada orang berguru di dalam mimpi?" Tanya aki Ibud.
"Ada!! Contohnya Juned!!" Seru Juned.
"Memangnya kamu bisa hanya belajar silat dalam mimpi?" Tanya aki Ibud seolah tak percaya.
"Aki Ibud meragukan kemampuan Juned?" Kata Juned.
Aki Ibud terdiam. Sebenarnya dia tau muridnya yang satu ini sangat istimewa tetapi karena dia bandel dan suka berulah semau dia, terkadang membuat aki Ibud gregetan pada Juned tetapi mengenai kecerdasan Juned memang tidak bisa diragukan lagi.
"Apa kamu tau siapa nama guru di dalam mimpimu itu??" Tanya aki Ibud.
"Tau lah...beliau saat itu memperkenalkan dirinya sebagai aki Saman!!" Jawab Juned.
Uhuk...uhuk
Aki Ibud langsung tersedak mendengar perkataan Juned barusan.
"Kamu salah dengar kali Juned, bisa jadi kamu salah dengar!!" Kata aki Ibud masih meragukan perkataan Juned.
"Ya terserah aki sih mau percaya atau kagak, yang jelas itu nama yang Juned dengar saat aki Saman menyebutkan namanya." Kata Juned.
"Oh iya ki, aki Saman juga berpesan bahwa Juned jangan suka membuat aki Ibud darah tinggi, nanti aki bisa kena stroke, terus beliau juga bilang, bahwa aki Ibud itu galak!!" Kata Juned.
Aki Ibud tak lagi fokus mendengarkan cerita Juned, air matanya keburu menggenangi sudut matanya saat mengingat tentang ayah angkatnya itu.
Ayah angkat yang rela mempertaruhkan nyawanya agar Dia, Arimbi dan Sukardi bisa lolos malam itu dari serangan nyai Seketi dan nyai Rampe gurunya.
***Flashback on***
Setelah berpisah dengan Sartika alias Seketi, aki Saman membawa anak dan cucunya pergi menyeberangi pulau agar ketiganya bisa selamat dari kejaran nyai Rampe dan nyai Seketi.
Kita akan memulai kehidupan kita yang baru di kampung ini Ibud!!" Kata aki Saman saat mereka sampai ke kampung itu.
"Apakah kira-kira Sartika bisa mencari kita sampai kemari, yah??" Tanya Saribud.
"Jujur Ibud sangat takut pada keselamatan Kardi, yah!!" Jawab Ibud lagi.
Setelahnya mereka tinggal menetap di desa itu dan hidup sebagai pedagang.
Sambil berjualan membantu ayahnya, Saribud muda sambil menggendong putranya hingga pada suatu hari Kardi sakit panas dan menangis terus menerus. Hal itu menarik perhatian seorang gadis tetangga mereka yang bernama Arimbi.
"Anaknya sakit ya kang?" Tanya Arimbi saat dia berbelanja di warung Saribud.
"Iya neng...anak saya habis di imunisasi kemarin." Jawab Saribud.
"Coba sini kang saya gendong, kasihan!! Tampaknya dia mengantuk, tetapi karena sakit bekas suntikan itu membuat dia menjadi rewel!!" Kata Arimbi.
Di mulai dari hari itu mereka bertiga terus di pertemukan dan menyebabkan Saribud dan Arimbi semakin akrab hingga akhirnya aki Saman melamarkan Arimbi pada orang tuanya untuk menjadi istri Saribud.
Hidup mereka sangat bahagia. Walaupun Sukardi janya anak tiri tetapi Arimbi sangat menyayanginya.
Bertahun-tahun telah berlalu, hingga pernikahan Saribud dan Arimbi dikarunia dua orang buah hati Sukir dan Sumi.
Sore itu Arimbi pulang dari pasar dengan tergesa-gesa sembari menggendong Sumi sementara Sukir dan Sukardi bermain di rumah.
"Ada apa Arimbi?" Tanya ayah mertuanya yang sedang membereskan warung.
"Ada yang mengikuti Arimbi, yah!! Arimbi takut sekali!!" Kata Arimbi.
Aki Saman menoleh kearah ujung jalan mencari orang yang dikatakan oleh menantunya itu.
Dia memang tidak melihat siapapun tetapi entah mengapa dia merasa bakalan ada sesuatu yang akan terjadi.
"Suami kamu pulangnya kapan?" Tanya aki Saman.
"Mungkin nanti malam yah!!" Kata Arimbi.
"Bawa anakmu masuk kedalam!!" Perintah ki Saman pada Arimbi.
Sementara dari balik sebatang pohon besar tampak seseorang yang berkerudung dan menutupi wajahnya menatap tajam pada rumah kecil yang ditinggali oleh keluarga Saribud.
"Ternyata di sini kamu tinggal kang!! Bertahun-tahun telah berlalu, hari ini aku baru bisa menemuimu!! Tetapi aku sama sekali tidak bisa mendekati rumah itu karena seperti ada pagar tak tampak mata yang mengelilingi rumah itu." Gumam orang itu.
"Tampaknya aku harus meminta bantuan pada nyi Rampe guruku!!" Desis orang itu yang ternyata adalah Sartika alias Seketi.
Setelah sekian tahun dia mencari jejak suami dan anaknya berada tetapi justru yang dilihatnya hari ini seorang wanita yang ada di rumah itu.
"Siapa wanita itu??" Gumam Sartika mulai diliputi rasa cemburu.
*
*
***Bersambung....
Ikuti terus lanjutan kisah mereka ya reader🙏🙏
