Berandalan Sekolah Jatuh Cinta
"Baiklah anak-anak tenang dulu silahkan duduk di kursi masing-masing. Jadi Ibu mau memberitahu kalau kelas kita hari ini kedatangan murid pindahan baru," kata wali kelas mereka.
Mendengar itu tentu saja semua murid di kelas itu menjadi heboh, ternyata berita itu benar jika ada pindahan baru dan katanya perempuan. Tentu saja para lelaki yang paling heboh dan tidak sabaran.
"Ayo silahkan masuk," panggil guru wanita itu sambil melambaikan tangan ke arah pintu yang terbuka sedikit.
Dengan perasaan gugup perempuan itu pun masuk ke dalam kelas. Ia berusaha memberikan senyuman terbaiknya agar teman-temannya itu dapat menyukai kesan pertamanya.
"Perkenalkan nama aku Olivia Kirania Gian. Aku pindahan dari Surabaya, mohon bantuan semuanya," ucapnya memperkenalkan diri.
Setelah itu suasana kelas semakin heboh, bahkan para lelaki tidak malu-malu memuji Olivia sampai membuat siswi di sana julid dan cemburu. Tetapi Olivia itu memang cantik, kulitnya juga putih sekali.
"Sudah-sudah tenang, kalian nanti bisa tanyakan langsung ke Olivia setelah pelajaran Ibu selesai," tegur si guru pusing sendiri melihat tingkah murid didikannya.
Di tengah suasana kelas yang ramai, semuanya langsung terdiam saat mendengar suara pintu kelas yang terbuka dengan keras dari luar. Masuklah seorang murid lelaki, dan dengan santainya duduk di mejanya paling belakang.
"Ekhem Olivia silahkan kamu duduk di bangku yang kosong ya, kita mulai belajar sekarang," kata si guru menghentikan keheningan.
Olivia mengangguk tidak lupa mengucapkan terima kasih. Ada bangku kosong di kedua sebelum belakang dekat jendela. Sebelum duduk Olivia sempat melirik murid tadi yang ternyata tepat di belakangnya.
Mereka sempat bertemu pandang, Olivia pun anehnya malah terdiam seolah hanyut dalam tatapan itu. Tetapi saat pria itu menggeser kursinya, membuat lamunan Olivia terhenti. Ia pun segera duduk di bangkunya.
"Ibu ingat minggu kemarin ngasih kalian tugas, kalian ngerjain tugasnya kan?" tanya si guru membuat para murid langsung mengerang.
"Ayo yang mengerjakan di kumpulkan, dan yang enggak berdiri di depan, Ibu bakalan hukum kalian," perintah si guru mutlak.
Olivia yang murid baru tetap duduk, memperhatikan teman-temannya yang berdiri. Ia cukup terkejut karena yang kembali duduk hanya sepuluh orang, sedang kebanyakannya berdiri di depan.
Baru teringat sesuatu, Olivia memutar tubuhnya melihat ke belakang. Murid lelaki itu bukannya ke depan malah menumpukan kepala di atas meja, apakah tertidur? Olivia pun mencoba membangunkan.
"Hei bangun, itu kata Ibu tugasnya yang minggu kemarin di kumpulin," ucapnya berusaha memberitahu.
Karena tidak mendapat respon, Olivia pun sampai menepuk-nepuk pelan tangan lelaki itu. Tidak lama akhirnya kepalanya terangkat dan langsung menatapnya.
"Em sorry ganggu, tapi kata Ibu tugasnya di kumpulin. Kalau gak ngerjain berdiri di depan kelas katanya." Olivia harus mengulang lagi perkataannya.
"Terus kalau gue gak mau gimana?" Pria itu malah bertanya balik, tapi seperti menantang.
"Kamu gak ngerjain? Kalau gak ngerjain berdiri di depan kelas," ucap Olivia.
Tetapi pria itu malah terdiam sambil terus menatapnya dalam, membuat Olivia jadi kesal. Saat Ia kembali memutar tubuhnya ke depan, Olivia baru sadar dirinya di perhatikan. Ada apa?
"Wah dia berani banget gitu ke si Dilon, gak takut emang ya?"
"Dia kan murid baru, jadi belum tahu si Dilon gimana. Gawat kayanya nanti kita harus kasih tahu deh, takut dia kenapa-napa."
Kernyitan terlihat di kening Olivia mendengar bisikan-bisikan itu, membuatnya bingung sendiri. Apakah mereka membicarakannya? Olivia mengedikkan bahu mencoba tidak terlalu peduli.
"Oke pertama Ibu mau kasih hukuman ke yang enggak ngerjain, kalian bisa bersihin toilet sampai jam pelajaran Ibu berakhir. Nanti Ibu akan cek, kalau gak bersih harus tetap bersihin," kata guru itu tegas.
Sebelum murid-muridnya protes, Ia pun kembali berkata, "Syuut tidak ada protes, pokoknya itu hukumannya. Salah kalian sendiri gak ngerjain, padahal tugasnya gampang loh. Ya sudah silahkan keluar, mulai kerjakan."
Dengan perasaan malas murid-murid yang tidak mengerjakan tugas itu pun keluar kelas untuk menjalani hukuman mereka. Setelah keluar suasana kelas jadi sepi karena hanya sedikit di dalam.
"Untuk kalian di sini buka buku LKS nya halaman dua belas, silahkan pelajari dulu. Ibu mau ke kantor dulu ada panggilan sebentar." Guru itu pun keluar, membuat yang lain merasa rileks.
Olivia mencari LKS pelajaran matematika di tasnya, tapi saat berbalik Ia kembali melihat murid lelaki itu dengan posisi seperti tadi. Olivia benar-benar bingung, lelaki itu seperti tidak niat sekali belajar.
"Permisi bu guru bilang baca LKS nya halaman dua belas, Ibu ada urusan dulu sebentar di kantor," ucapnya memberitahu.
Kepala pria itu terangkat, "Ck lo berisik banget dari tadi, lo suka ya sama gue?" tanyanya.
Kedua mata Olivia terbelak, rasanya ingin tertawa mendengar itu, "Maaf ya aku gak kenal sama kamu, aku cuman ngasih tahu aja soalnya kamu kaya gak niat belajar gitu," ujarnya.
Pria itu pun menegakan posisi duduknya, "Bener juga ya, gue baru pertama kali lihat lo di kelas ini. Lo murid baru itu ya?"
Bukannya menjawab, Olivia malah memutar duduknya lagi ke depan. Merasa tidak perlu repot-repot menjawab karena sikap murid lelaki itu saja membuatnya geleng-geleng kepala. Olivia tidak suka dengan murid seperti itu.
Dug!
"Aduh!" pekik Olivia terkejut karena kursi yang di dudukinya di dorong dari belakang, Ia pun langsung menoleh tajam.
"Sombong banget, baru kali ini ada cewek gak tertarik sama gue. Nama lo siapa? Lo cantik juga ya," kata pria itu sambil menyeringai menatapnya dalam.
"Bisa diam gak? Jangan dorong-dorong!" tegur Olivia kesal. Baru juga masuk sekolah, sudah ada murid menyebalkan begitu.
"Makanya jawab dulu, nama lo siapa? Lo pasti udah tahu siapa gue, gue kan terkenal di sekolah ini." Dilon sampai mengulurkan tangan tanda serius ingin kenalan. Baru kali ini Ia menurunkan egonya.
Olivia menatap uluran tangan itu, sebenarnya malas untuk menanggapi tapi kalau tidak pasti Ia akan semakin diganggu. Olivia pun membalas jabatan tangan itu sambil menyebutkan namanya.
Tetapi saat akan melepaskan, pria itu malah menahannya dan menariknya membuat Olivia tersentak karena tubuhnya menjadi mencondong dan kini berdekatan dengan wajah pria itu.
"Okey Olivia, mulai hari ini kita pacaran. Gak ada yang boleh deketin lo karena lo punya gue," ucap pria itu lalu tanpa diduga mengecup punggung tangannya.
Olivia sampai menjatuhkan rahangnya mendapatkan sikap berani itu, Ia pun langsung menarik tangannya dan berdiri. Tangan kanannya lalu melayang menampar pipi pria itu, sampai terdengar nyaring di kelas yang sepi itu.
"Astaga matilah dia," bisik murid lain menatap takut-takut.
***
Jangan lupa mampir ke cerita baru saya berjudul "Si Manja Milik Tuan Muda" Pastinya alur ceritanya gak kalah seru dari ini loh 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
ocha falisha
good
2023-11-06
0