Suamiku Masih Mencintai Mantan Istrinya

Kehidupan rumah tangga Dita dan Leo diambang kehancuran, apa lagi secara terang-terangan Tia mendekati Leo, bahkan Leo sangat meresponnya.

"Tia, apakah kamu bersedia menjadi istriku?" tiba-tiba Leo mengatakan hal tidak terduga pada Tia di saat ia sibuk di dapur.

"Den Leo sedang ngeprank aku ya? mana mungkin seorang pria tampan dan kaya mau menikah denganku yang hanya seorang asisten rumah tangga," ucap Tia menatap Leo dengan genitnya.

Leo semakin mendekati Tia," mungkin saja, buktinya aku ini. Sudah jatuh cinta padamu. Mau ya kamu menikah denganku?"

Pembicaraan tersebut sempat didengar oleh asisten rumah tangga yang dipercaya oleh Dita. Ia lekas mengirimkan pesan chat ke nomor ponsel Dita untuk segera datang ke dapur karena ada pemandangan menarik.

Dita segera ke dapur dengan amarah yang meluap-luap.

'Oohhh jadi seperti ini ya mas, kamu beralasan tidak ke kantor karena sedang tidak enak badan, ternyata malah disini untuk merayunya?"

Leo sama sekali tidak ada rasa malu, ia malah semakin berani dengan memeluk pinggang Tia, sontak saja Tia kaget dan sebenarnya ia jijik di pegang oleh Leo. Di dalam hatinya mengumpat," kurang ajar! dasar lelaki buaya darat!"

"Den, jangan seperti ini nanti Non Dita salah paham."

Tia melepaskan diri dari Leo yang memeluk pinggangnya.

Leo dengan lantang mengatakan di hadapan Dita, bahwa ia akan menikahi Tia. Sontak saja Dita naik pitam dan tidak terima dengan keputusan dari suaminya tersebut.

"Nggak bisa seperti itu mas! aku tidak mau ya dimadu, apa lagi maduku seorang asisten rumah tangga!" protesnya.

"Baiklah, jika kamu tidak mau sebaiknya kita cerai saja!" ucap Leo.

Dita hanya diam saja, dan Tia pun turut berkata," Den Leo, aku juga nggak mau menjadi madu. Jika memang Aden serius dan benar-benar cinta aku, kenapa tidak dilepas saja istri Aden? karena aku ingin menjadi istri satu-satunya. Itupun masih ada syarat lain yang harus Aden penuhi jika ingin menikah denganku."

Dita melotot pada saat mendengar apa yang dikatakan oleh Tia. Ia sama sekali tidak mengira jika Tia begitu berani berkata seperti itu di depan dirinya. Padahal ia sudah beberapa kali mengancam dirinya.

"Sialan, ancamanku sama sekali tidak berguna. Tia malah semakin berulah dan menantangku," batinnya kesal.

Leo sejenak diam, ia sedang berpikir apakah yang harus ia lakukan saat ini. Apakah ia langsung ceraikan saja Dita atau tidak?

Tia berusaha merayu Leo dan terus saja membujuknya untuk melepas Dita demi dirinya. Hingga akhirnya Leo pun luluh dan akan menceraikan Dita secepatnya.

"Baiklah, sayang. Demi membuktikan rasa cintaku padamu, aku akan secepatnya meminta pengacaraku untuk mengurus perceraianku dengan Dita," ucapnya seraya tersenyum ke arah Dita.

Tetapi Dita berkeras hati, ia tidak ingin bercerai dari Leo.

"Nggak bisa seperti itu mas! apakah kamu tidak kasihan dengan anak-anak? jika kita berpisah anak-anak yang menjadi korban! tolong pikirkan lagi mas, aku janji akan memperbaiki semua kesalahanku padamu. Aku akan turuti segala yang kamu inginkan,' ucap Dita merayu Leo.

Tetapi keputusan Leo tidak bisa di ganggu gugat. Ia tetap akan menceraikan Dita secepatnya. Yang ada di otak Leo saat ini yakni bisa memiliki istri muda dan cantik.

Di dalam hati Tia sangat senang, usahanya untuk membuat Dita sengsara berhasil juga.

"Yes, rasakan pembalasan setimpal dariku Dita. Sebentar lagi kamu akan menjadi gembel dan tidak punya apa-apa lagi! karena pada dasarnya memang kamu tidak memiliki apapun juga! kamu hanya bisa merebut dariku saja," batin Tia.

Dita bingung sekali, karena jika dirinya benar-benar di cerai oleh Leo. Ia tidak bisa lagi hidup enak seperti saat ini. Pikirannya tidak tenang sama sekali.

Hingga tidur pun tak nyenyak, makan juga tidak enak. Otaknya saat ini bekerja dengan sangat keras untuk bisa menyingkirkan Tia. Karena menurut dirinya, akar dari permasalahan di dalam rumah tangganya adalah bersumber dari Tia.

Padahal memang sudah watak dan sifat dari Leo yang gampang sekali tergoda dengan wanita. Hal ini tidak di sadari oleh Dita.

******

Esok harinya, Dita tiba-tiba menghampiri Tia yang sedang menjemur pakaian. Ia menggenggam sebuah pisau dan entah ingin melakukan apa pada Tia.

Dita tiba-tiba menyerang Tia dengan membabi buta, tetapi Tia sudah peka dan sudah bisa membaca akan bahaya yang mengancam hingga ia bisa mengelak.

Serangan demi serangan dilakukan oleh Dita tidak bisa mengenai tubuh Tia. Hal ini membuat Dita semakin hilang kendali dan kesetanan. Ia terus saja menyerang Tia, bahkan pada saat Tia berlari ia terus saja mengejarnya.

BUG!

Tia menabrak tubuh seseorang yang tak lain adalah Leo," Den, aku takut. Lihatlah Non Dita tiba-tiba menyerangku."

Tia bersembunyi di balik punggung Leo sembari tersenyum mengejek kearah Dita hingga Dita semakin emosi saja. Ia tidak sadar jika yang ada dihadapannya adalah Leo. Ia bahkan tidak menyembunyikan pisau yang ada di tanda tangannya.

"Heh pelakor! sini kamu!"

Leo berkacak pinggang melotot kearah Dita," heh Dita, semakin hari perbuatanmu bukan semakin lebih baik justru semakin lebih buruk! bagaimana aku akan simpatik padamu jika seperti ini aku malah ingin mempercepat gugatan ceraiku padamu. Karena aku tidak ingin tinggal dengan wanita jelek seperti monster dan juga gila!"

Dita menjatuhkan pisaunya dan tiba-tiba ia tersungkur dihadapan Leo, tanpa ada rasa malu sedikitpun ia bersujud di hadapan Leo," mas aku minta maaf. Aku khilaf karena aku begitu cinta padamu dan tidak ingin bercerai darimu. Tolong berikan aku satu kali lagi kesempatan untuk bisa memperbaiki segala tingkah lakuku ini."

Leo justru mencibir tindakan Dita," kamu bukan cinta padaku tetapi cinta pada hartaku saja. Jika kamu cinta padanya, selama menjadi istriku, kamu melakukan tindakan sebagai seorang istri. Tetapi semua yang aku butuhkan di sediakan oleh asisten rumah tangga, bukan kamu. Dari pernikahan kita yang pertama, kamu seperti ini tidak pernah bisa berubah sama sekali."

"Aku justru sudah memberikan dirimu kesempatan kedua, tetapi tidak kamu gunakan sebaik mungkin. Aku menyesal telah melepas Renata dan kembali padamu. Ternyata Renata justru lebih baik darimu. Bahkan kebaikanmu tidak ada seujung kukunya."

"Jika di lihat, tidak ada satupun kebaikan di dalam dirimu. Karena selama ini kamu hanya bisa berfoya-foya saja."

Terus saja Leo mengatakan semua sisi buruk Dita, sedangkan Tia tetap ada di punggung Leo. Tia menyinggungkan senyum kebahagiaan ke arah Dita yang sempat melirik ke arah dirinya. Bahkan Tia mengulurkan lidahnya mengejek Dita.