Addara Azalea, gadis cantik dari desa plosok yang di panggil Dara. Tanpa sengaja menemukan sebuah batu berbentuk buku di tengah hutan saat ia mencari kayu bakar.
Bagaimana jadinya jika ia mendapatkan warisan dari wanita super kuat pada jamannya?
Akankah hal aneh yang terjadi padanya bisa membuat kehidupan Dara berubah menjadi lebih baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiindy ArAs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Ferdi dan temannya
Dara membawa Ferdi ke tempat duduk yang cukup sepi. Mereka menyebutkan nama mereka masing-masing. Ferdi juga sudah mengirim buktinya ke ponsel Dara.
Dara memperhatikan baik-baik bukti itu, ia sekarang yakin jika wanita itu memang bersalah.
"Adikku bernama Fani, dia kuliah di universitas yang sama dengan wanita itu. Aku pernah mendengar dari Fani jika ada seorang senior di kampusnya yang menyukainya. Karena Fani tidak ingin berpacaran dan lebih memilih fokus untuk studinya, ia menolak pria itu. Tapi pria itu tetap memperlakukannya dengan baik, pria itu juga mengatakan ia tidak keberatan menunggu Fani lulus" ucap Ferdi
"Tapi wanita bernama Mia menyukai pria itu, dan selalu membuat masalah dengan Fani. Sampai akhirnya Fani di jebak olehnya, dia membayar bebera orang untuk memper*osa Fani sebelum ia di bunuh" ucap Ferdi dengan emosi di nada suaranya.
"Aku sudah melaporkan hal itu pada polisi di daerahku, tapi mereka hanya mencatat laporanku saja. Namun sampai saat ini tidak ada tindakan, belakangan aku mengetahui jika Mia adalah anak perempuan dari wakil direktur Bank Central di pusat ibukota. Dengan dukungan keluarganya, polisi tidak jadi menangkapnya. Entah mereka di sogok atau takut dengan latar belakang ayahnya" ucap Ferdi lagi
"Beberapa hari ini aku terus mencari tahu keberadaan pelaku pemer**saan adikku dan juga Mia. Temanku sebenarnya bisa membantu melacak keberadaan mereka dengan mudah, namun temanku mengalami kebutaan sejak 6 bulan yang lalu. Jadi ia tidak bisa membantuku. Aku baru mengetahui keberadaan Mia tanpa sengaja beberapa saat lalu. Jadi aku mengikutinya karena ingin melenyapkannya untuk melampiaskan dendam adik ku" ucap Ferdi
Dara mendengarkannya sampai selesai, tanpa memotongnya di tengah jalan. Ia mengerti situasinya saat ini dan mudah berurusan dengan tersangka.
Meskipun Mia memiliki dukungan ayahnya yang menjabat wakil direktur Bank Central pusat. Tapi Dara mengenal Tyson yang mana Menjabat Direktur utama di Bank Central Pusat juga. ayang mana Tyson adalah atasan ayah Mia.
Namun Dara juga tertarik dengan ucapan Ferdi mengenai temannya. Jadi ia tidak menahan diri untuk bertanya.
"Aku akan mengurus tentang Mia besok. Tapi apa temanmu yang kamu ceritakan benar-benar memiliki kemampuan untuk melacak orang?" tanya Dara.
"Ya, dia Hacker terbaik yang aku kenal, dia juga terkenal sebagai 'Ace' Hacker terbaik terutama di negara kita. Hanya saja ia mengalami kecelakaan yang membuat matanya tidak bisa melihat, Dokter mengatakan jika saraf dan kornea matanya rusak. Jadi meskipun ia mendapatkan donor mata, itu tidak akan membantunya bisa melihat dunia lagi" ucap Ferdi dengan raut wajah sedih dan juga prihatin.
"Aku bisa membantu menyembuhkannya" ucap Dara tenang
"Apa???" teriak Ferdi
"Nona jangan bercanda! aku memutuskan mempercayai mu sekali untuk membantuku mengungkap kejahatan wanita itu. Tapi bukan berarti aku mempercayaimu sepenuhnya" ucap Ferdi
"Apa aku terlihat bercanda? Baiklah, bagaimana kalau kita taruhan? Jika aku bisa menyembuhkan temanmu, dia harus bekerja denganku seumur hidup. Tentu aku akan membayarnya, aku tidak akan mempekerjakan orang tanpa memberikan penghargaan yang layak. Aku akan membayarnya sesuai kemampuan yang ia miliki" ucap Dara menatap Ferdi dengan yakin.
"Bagaimana kalau ternyata kamu hanya membual, bahkan lebih menyakiti temanku?" tanya Ferdi
"Aku akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, dan lakukan apapun yang kalian mau padaku, aku tidak keberatan jika harus kehilangan nyawa sekalipun" ucap Dara dengan serius.
Ferdi yang mendengarnya terkejut, meskipun ia ragu, ia melihat keyakinan dalam diri Dara. Jadi ia memutuskan untuk percaya sekali lagi.
"Oke, aku mempercayaimu. Tapi aku tidak bisa memutuskan, biar temanku yang memutuskan untuk dirinya sendiri" ucap Ferdi
"Tentu, ayo kita ke sana sekarang!" ucap Dara.
Dara melangkah ke arah mobilnya, Ferdi mengikutinya dari belakang. Ia terkejut melihat MPV mewah di depannya, ia menyadari jika Dara adalah orang kaya raya. Dia bertambah yakin jika Dara bisa membantunya menjebloskan Mia ke penjara.
....
Mobil Dara kini berhenti di sebuah rumah di pinggiran kota. Meskipun di pinggiran kota, rumah itu terlihat besar dan juga tertata dengan rapih.
"Mas Ferdi, anda di sini" sapa seorang laki-laki paruh baya di sana, yang bernama Eman.
"Apa Theo ada di dalam?" tanya Ferdi
"Mas Theo ada di kamarnya" ucap Eman.
"Ini siapa mas, pacar mas Ferdi ya?" tanya Eman lagi melihat ke arah Dara
"Dia teman saya, saya masuk dulu Pak Eman" ucap Ferdi melangkah masuk.
Dara mengikuti Ferdi masuk ke dalam dan duduk di sofa tamu. Ferdi memintanya duduk sedangkan dirinya masuk ke dalam kamar Theo.
Tak berselang lama, Ferdi kembali bersama seorang pria yang terlihat lebih muda dari Ferdi. Pria itu terlihat tampan, hanya saja matanya terus terpejam, sudah bisa di tebak jika itu adalah Theo.
Ferdi membantu Theo untuk duduk.
"Salam kenal nona nama saya Theo, teman Ferdi. Ferdi sudah menceritakan semuanya pada saya. Saya tidak keberatan menerima taruhan ini, jika saya benar-benar sembuh saya akan bekerja untuk anda seumur hidup" ucap Theo
Saat mendengar dari Ferdi jika ada seseorang yang berani bertaruh untuk kesembuhan matanya, Theo merasa punya harapan. Meskipun ia ragu dengan kemampuan orang itu, terlebih dokter hebat di mana-mana sudah angkat tangan.
Namun ia ingin mengikuti nalurinya untuk menerima taruhan itu. Ia tidak takut jika pengobatan itu gagal bahkan jika ia mati pun tidak masalah. Karena baginya hidup dalam kegelapan adalah hal yang paling membuatnya tersiksa. Jadi bukan suatu yang buruk untuk mencobanya.
Ia akan melakukan apa saja demi kesembuhan matanya. Ia ingin melihat dunia lagi.
"Bagus, kalau begitu, aku akan memulainya sekarang" ucap Dara beranjak dari duduknya.
Ia menghampiri Theo, ia mengambil tangan Theo untuk memeriksa dari denyut nadinya.
"Ternyata bukan hanya matamu yang terluka, tapi ginjalmu juga sudah rusak parah" ucap Dara menghela nafas.
Tentu saja hal itu membuat Theo dan Ferdi terkejut. Terlebih Ferdi, dia tidak tahu jika temannya itu juga memiliki penyakit lainnya.
"Bagaimana mungkin anda tahu?" ucap Theo terkejut.
"Apa maksudmu, Theo. Jadi yang di maksud Nona Dara benar? Ginjal kamu juga bermasalah?" tanya Ferdi dengan raut wajah khawatir.
"Maaf aku menyembunyikannya darimu" ucap Theo
Mendengar itu, Ferdi jelas syok dan merasa lebih cemas lagi. Ia tidak ingin temannya itu kenapa-kenapa.
"Aku bisa menyembuhkan keduanya, sekarang telan ini! Aku tidak memiliki waktu banyak untuk melakukan perawatan jangka panjang. Obat ini akan membuatmu pulih hari ini juga" ucap Dara.
Ferdi dan Theo terkejut lagi dan lagi mendengarnya, bagaimana mungkin tanpa perawatan dan hanya dengan satu pil, bisa menyembuhkan mata dan Ginjalnya?
"Percayalah dan minum!" ucap Dara dengan lebih yakin.
Theo menghela nafas dan mengangguk Ia menyodorkan tangannya dan Dara memberikan obat itu.
Setelah meminum pil itu, Theo merasakan rasa hangat di sekujur tubuhnya. Dan perlahan ada rasa dingin menyelimuti kedua matanya.
"Sekarang buka matamu!" ucap Dara
Perlahan namun pasti, Theo membuka matanya. Samar-samar ia melihat cahaya dan bayangan, setelahnya ia bisa melihat lebih jelas lagi. Ia menoleh ke kanan, ia mendapati Ferdi menatapnya dengan cemas. Lalu ia melihat sosok ramping dan cantik meskipun wajahnya sebagian di tutup dengan masker.
"Ak-aku.... Aku bisa melihat lagi!!!! Aku bisa melihat!!! Hahaha aku bisa melihat lagi" ucap Theo dengan senyum di wajahnya.
Ferdi juga terkejut dan senang saat mendengar ucapan Theo. Ia tidak menyangka jika keputusannya untuk percaya pada Dara adalah keputusan yang tepat.
...•••••...