NovelToon NovelToon
Genius Twins Boy

Genius Twins Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: emmarisma

"Apa kamu sudah menemukan informasi tentangnya, Jackson?"

"Sudah, Kak. Aku yakin dia adalah dady kita."

Dua bocah laki-laki berusia 7 tahun itu kini menatap ke arah layar komputer mereka bersama-sama. Mereka melihat foto seorang Pria dengan tatapan datar dan dingin. Namun, dia memiliki wajah yang sangat tampan rupawan.

"Jarret, Jackson apa yang kalian lakukan?" Tiba-tiba suara seseorang membuat kedua bocah itu tersentak kaget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32. Ada Aku.

Sejak sadar dari pingsannya, Giani lebih banyak melamun ketimbang mengurus anak-anaknya. Dia bahkan tidak protes saat Ben membawanya kembali pulang ke mansion. Seharian Giani mengurung diri di kamar. Jarret dengan setia menunggui ibunya.

"Mom, apa mommy tidak lapar?" Giani sekilas menoleh ke arah putra pertamanya, dia kembali menangis dan memeluk jarret.

"Mom, jangan terlalu terpuruk dengan keadaan ini. kakek juga pasti akan sedih melihat mommy seperti ini. Kami juga sedih mommy terus menangis. Mommy jangan takut sendirian. Ada aku dan juga Jack. Aku akan menjaga mommy sampai aku dewasa nanti. Tidak ada yang akan menyakiti mommy."

Giani mengangguk-angguk. Entah mengapa Giani merasa putranya lebih dewasa dari pada usianya. Gaini mengecup puncak kepala Jarret berkali-kali.

"Terima kasih, Sayang. Maaf mommy jadi cengeng."

"Menangis itu wajar, bersedih juga wajar. Kata guruku itu salah satu bentuk emosional dari diri seseorang. Mommy jangan menahannya, menangis saja jika ingin menangis, tapi yang tidak boleh itu, mommy sedih berkepanjangan, mommy lupa dengan kesehatan mommy sendiri, mommy lupa bahwa masih ada kami uang akan selalu menemani mommy dimana pun dan kapan pun."

"Oh, putraku semakin dewasa, tapi jangan terlalu cepat besar. Mommy tidak mau ditinggalkan."

"Jadi bagaimana? apa sekarang mommy jauh lebih baik?"

"Yes, Dear. Kamu benar-benar luar biasa. Mommy akan membersihkan diri dulu. Kau panggil adikmu dulu."

"Oke mom."

Giani tersenyum, dia beruntung memiliki anak-anak yang cerdas dan patuh. Mereka sama sekali tidak pernah merepotkan. Selalu bersikap baik dan mandiri. Giani patut berbangga memiliki anak-anak seperti mereka.

Setelah membersihkan diri, Giani kini menatap bingung ke seluruh ruangan. Dia hanya memakai bathrobe. Dia tidak tahu di mana Elena menaruh baju gantinya. Karena jujur kemarin dia pergi tanpa persiapan yang matang.

"Mom, apa kau sudah selesai mandi?" Jarret berteriak di depan pintu kamar Giani.

"Masuk lah, Sayang."

Saat pintu terbuka, mata Giani terbelalak kaget melihat Ben ada di sana mengantar kedua putranya. Ben pun sama reaksinya dengan Giani. Dia sempat terkejut melihat Giani hanya berbalut bathrobe yang tidak terlalu panjang.

"Ehm, aku hanya mengantar anak-anak saja. Jika kau butuh baju, aku sudah mengatakan pada pelayan untuk menyiapkannya. Coba kau cek di lemari itu."

Giani mengangguk dan bergegas membuka lemari di depannya. Matanya langsung membulat sempurna. Segala jenis baju bertengger di dalam lemari itu.

"Aku tidak tahu, baju yang kau suka. lain kali aku akan mengantarmu membeli baju yang kau mau, tapi sementara pakailah yang ada. Jangan sampai kau jatuh sakit."

"Tidak masalah, aku juga bukannya akan tinggal di sini selamanya."

Ben hanya diam tak menyahuti. Akan tetapi Jackson rupanya penasaran dengan ucapan ibunya. "Apa mommy tidak mau menikah dengan daddy?"

Giani menelan salivanya kasar. Dia bahkan tak berani menatap Ben. Sementara Ben justru sebaliknya. Dia kini menatap Giani penuh harap. Dia sangat berharap jawaban Giani sesuai dengan keinginannya.

"Mom, do you hear me?"

Giani menoleh dan menatap Ben sekilas. "Apa itu yang kalian inginkan?"

"Kami menginginkan mommy bahagia. Jadi apapun keputusan mommy, kami akan menerimanya."

"Guys sebaiknya kita bicarakan itu nanti, ayo kita makan dulu."

Ben tak siap mendengar penolakan. Dia mencoba mengalihkan perhatian anak-anaknya. Ben menggiring kedua anaknya untuk pergi dari kamar Giani. Giani akhirnya bisa berganti baju dengan leluasa.

***

Sementara itu, Kini Dawson sedang tersenyum senang karena anak buahnya berhasil melancarkan aksinya dan kini dia harus menyusun rencana untuk menyingkirkan 2 bocah, anak Ben itu.

Dawson mengusap dagunya dan menatap gedung-gedung bertingkat di hadapannya. Otaknya sedang berpikir keras saat ini. Apa sebaiknya dia minta bantuan adik sepupunya untuk menculik bocah-bocah itu dan dia pura-pura menyelamatkan mereka, tapi lalu dia akan menyuruh sepupunya menembak kedua bocah itu dan juga dirinya. Jadi seolah apa yang dia lakukan itu sungguh-sungguh.

"Hemb, sepertinya itu bukan ide yang buruk," gumam Dawson. Di saat dia larut dalam pikirannya, Aluna tiba-tiba masuk dan memeluk tubuh Dawson dari belakang.

"Honey, aku rindu."

"Aluna, sejak kapan kau di sini?"

"Sejak kau mengatakan itu bukan ide yang buruk. Memang apa yang sedang kau rencanakan?"

"Aku ingin membangun kerja sama dengan kakakmu, kau tentu bisa membantuku, 'kan?"

Aluna mengangguk. "Baiklah, aku akan membantumu, tapi aku mau kau juga membantu diriku."

Kesepakatan antara dua orang yang saling memanfaatkan itu kini telah terjalin semakin kuat. Aluna berpikir sebentar lagi dirinya akan semakin dekat dengan tujuannya.

Dawson menyeringai. Dia senang sebentar lagi tujuannya akan tercapai. Dia kini mencium bibir Aluna dengan buas. Setidaknya setelah ini nanti dirinya bisa menikmati kehangatan tubuh Giani yang sangat indah itu.

"Honey, aku mau membeli tas baru yang kemarin baru saja diluncurkan."

Dawson mengeluarkan salah satu kartu debit miliknya dan menyerahkannya pada Aluna. "Pergilah berbelanja dan jangan lupa berdandan lah yang cantik."

"Tentu saja, Honey."

Setelah Aluna pergi, tatapan Dawson berubah tajam. "Sebaiknya setelah mendapatkan tujuanku, ku singkirkan saja sekalian wanita matre ini."

Dawson tiba-tiba tertawa, sebentar lagi dia akan membuat Ben merasakan apa yang dulu dia rasakan. Kehilangan orang yang disayangi.

"Sedikit lagi tujuanku akan tercapai. Aku akan menghancurkanmu, Ben. Aku juga akan segera memiliki Giani.

...****************...

1
Puput Regina Putri
😂😂😂emng bisa yak semudah itu
ahyuun.e
lah bukannya si pak alexander dr obgyn yah? pas lahiran si kembar kan dia yg bantu lahiran, kok mood swing ibu hamil ngak paham /Frown/
ahyuun.e
ben ini emang gak berguna, lalai dari segala hal mnyebalkan
H
😂😂😂
Nicko Putra Jelita
Luar biasa
H
😍😍😍
Kace
Biasa
Kace
Buruk
Datu Zahra
udah nanya dikasih jawab malah disalahin, Ben gila
Datu Zahra
Sesuatu yang sudah terikat pasti akan selalu terhubung tanpa sengaja.
Asnita Sari Erni Aciak
Luar biasa
Asnita Sari Erni Aciak
Lumayan
al
Luar biasa
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Astaga jahat bgt ni orang, jelas2 istri nya lagi hamil bisa di sejahat itu bikin anak blm lahir mau jd yatim 🥲
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Martha & Thomas
choco_mochi
semangat berkarya thorr
chim²
tks ceritanya..
Racan Ok
lanjut thort
ibeth wati
ululuh ganteng banget si jirayut eh jaret bikin hati bude berdebar ini mah
ibeth wati
g bisa bayangin binatang buas yg SDH jinak dulu saat Zoro ngajak bermain Gianni aja sampai gegar otak gimana klo kesenggol giginya ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!