Meskipun Viona sudah punya tiga anak kembar dan tidak tahu siapa ayah dari anak-anaknya itu, tetapi dia juga tidak ingin menjadi kekasih gelap seseorang.
namun pekerjaannya mengharuskan viona selalu dekat dengan pria itu, sangat sulit baginya untuk menghindar.
Apalagi kejadian di masa lalu telah menjatuhkan reputasi viona sehingga dia bukan lagi nona besar dari keluarga Harris
Rintangan demi rintangan viona lalui, namun apa viona mampu melalui semua rintangan itu?
sebenarnya siapa pria yang bener-benar viona cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Oktaviani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Merasa Malu
Saat Viona hendak memesan taksi online tiba-tiba bibi Rosa berlari kearahnya,
" Non Vio, anggur yang ada di rumah ini biasanya aku gunakan untuk membuat acar dan kadar alkoholnya cukup tinggi. Bagaimana kalau kamu merawat temanmu dulu malam ini, kalau tidak takutnya nanti malah terjadi sesuatu yang tak diinginkan padanya. "
Alex yang bersandar di tubuh Viona itu melengkungkan bibirnya saat mendengar ucapan Bibi rosa, menurutnya pengasuh ini cukup baik padanya.
Saat Viona mendengar bahwa kadar alkoholnya yang cukup tinggi dan berpikir akan status pria ini yang begitu menonjol dan mulia itu membuatnya tidak bisa menyinggungnya saat ini, kalau sampai terjadi sesuatu padanya benar-benar akan gawat.
Bagaimanapun juga dia hanya tinggal sendirian di Villanya kalau sampai Viona mengantarnya pulang lalu jika pria ini mati pun tidak akan ada yang tahu, Meski besoknya di temukan oleh pelayan pun takutnya dia sudah mati di atas tempat tidurnya.
Dan saat berfikir akan hal ini Viona tidak ingin itu semua terjadi bagaimanapun dia harus bertanggung jawab atas keadaan Alex karena itu semua di akibatkan oleh kedua putranya.
" Bibi Rosa tolong bantu aku untuk memapahnya ke kamarku, malam ini biarkan aku yang merawatnya. "
Dengan cepat Bibi Rosa membantu Viona memapah pria yang tinggi ini ke lantai atas, sesampainya di kamarnya Viona lalu mereka membaringkan Alex ke tempat tidur.
Viona merasa kelelahan setengah mati, Alex ini memang terlihat kurus tetapi tak di sangka begitu berat sekali saat memapahnya tadi! Dia merasa bahwa setengah dari tubuhnya sudah mau hancur di buatnya.
Bibi Rosa juga terengah-engah, " Non Vio, aku akan pergi melihat anak-anak apakah mereka sudah selesai belajar atau belum. "
Viona melirik Alex yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya, dia belum pernah merawat orang yang sedang mabuk jadi dia langsung meraih lengan tangan Bibi Rosa dan bertanya.
" Bibi Rosa, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak tahu bagaimana mengurus orang yang sedang mabuk seperti ini! "
Bibi Rosa tersenyum dan berkata, " Kamu buka saja pakaiannya dan usap tubuhnya dan jika dia hendak muntah, maka biarkan saja! Kalau dia tidak muntah dan hanya tidur, maka kamu bisa memeriksanya secara berkala untuk melihat apakah dia masih bernafas atau tidak. "
Viona mengangguk-angguk, " Baiklah! Terima kasih Bibi Rosa atas penjelasannya. ''
Asalkan dia masih bernafas berarti dia masih baik-baik saja, kan?
Viona menutup pintu kamarnya lalu memindahkan paha Alex ke tempat tidur, kemudian dia melepaskan sepatu dan pakaiannya.
Saat Viona membuka kancing kemejanya, dia merasa seperti akan pingsan saja.
Garis ototnya terlihat sangat jelas, Viona menelan sedikit air ludahnya dan memperingatkan dirinya sendiri.
'' Viona jangan berpikir macam-macam sekarang orangnya sedang mabuk, kamu tidak boleh melihatnya. Kalau kamu lihat bisa-bisa nanti matanya akan bintitan. ''
Meski Alex dalam keadaan mabuk tetapi dia masih dalam keadaan sadar jadi sudah tentu dia bisa mendengar ucapan Viona barusan, sudut bibirnya langsung berkedut lalu dia menarik bagian bawah celananya.
" Tidak mau pakai celana, rasanya tidak nyaman! ''
Seolah-olah dia sedang mengoceh sendiri, lalu Viona melirik celananya dan berpikir bahwa tidur sambil memakai celana seperti ini memang tidak nyaman.
Celana yang dipakai Alex saat ini adalah celana jeans tebal, apa dia bisa merasa nyama? Ya jelas tidak.
Viona menggigit bibirnya erat-erat dan meliriknya diam-diam, wajahnya ini benar-benar tampak sangat luar biasa.
Dia terlihat sangat tampan dan lembut sama sekali tidak ada sedikit pun noda ataupun sesuatu yang bisa membuat wajahnya terlihat buruk, ini benar-benar wajah yang sempurna.
Akhirnya Viona bisa melepaskan kemejanya tanpa ada kendala, saat pakaiannya sudah terlepas semua lekuk tubuh dan otot-otot yang di miliki oleh Alex menjadi terlihat semakin jelas.
Viona langsung mengalihkan pandangannya ini dan dia mencoba membaringkan Alex dia atas bantal agar dia bisa tidur dengan nyaman, kemudian Viona mengulurkan tangan mungilnya ke bagian atas celananya.
Wajahnya langsung memerah karena sekarang dia benar-benar merasa sangat malu sekali, jadi sambil memejamkan matanya Viona menyentuhnya.
Saat melewati otot perutnya Viona tidak lupa untuk menyentuhnya, dan ketika jemarinya menyentuh ikat pinggangnya tersebut tiba-tiba tangannya di tahan oleh sebuah tangan besar.
Mata Viona langsung membelalak lebar, saat dia menahan tangannya seperti ini itu berarti tangannya sekarang sedang berada di...
Hampir saja Viona berteriak dan ingin menarik tangannya kembali tetapi pria itu tidak mau melepaskan tangannya ini.
Viona hanya bisa menggigit bibirnya dan matanya langsung berkabut saat melihat pemandangan di depannya, wajahnya sekarang sudah sangat merah seperti kepiting rebus.
Viona mencoba untuk menarik kembali tangannya tetapi Alex tetap menggunakan kekuatannya untuk menahan tangannya, situasi seperti saat ini membuat sedikit perubahan di area tersebut.
Viona tampak begitu panik sekarang, bagaimana ini? Bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan sekarang?
Bulu matanya yang panjang dan lentik itu bergetar dan ekspresinya itu seolah-olah ingin menangis.
Ini adalah pertama kalinya dia merawat orang yang sedang mabuk seperti ini dan itu sangat menakutkan baginya, dia tidak ingin menyentuhnya itu semua hanyalah sebuah kecelakaan.
Nafas Alex menjadi sedikit berat, kalau Viona masih terus menarik tangannya seperti ini pasti akan membuat Alex menjadi kehilangan kendali atas dirinya.
Lalu Alex melepaskan tangannya dan mengatakan sesuatu,
" Lepas... "
Tangan Viona yang sudah terlepas dari area itu kemudian dia menarik nafas dalam-dalam selama beberapa detik, perasaan seperti ini sangatlah menakutkan sekali.
Seluruh tubuhnya sekarang basah oleh keringat dan sekarang adalah musim dingin suhu di dalam ruangan hanya 11 derajat, tetapi dia berkeringat dengan deras dan itu sangat menyiksa batinnya.
Viona beranjak bangkit dan langsung memaki Alex,
" Dasar Alex bajingan, bisa-bisanya dia mau merayuku padahal dia masih dalam ke adaan mabuk. "
Sama sekali tidak ada jawab dari Alex ketika Viona memaki dirinya seperti itu, setelah selesai memaki Viona langsung membuka ikat pinggangnya dan dia menggigit bibirnya lagi saat menarik resletingnya ke bawah.
Viona merasa sangat canggung, malu dan gugup sekali.
Saat celana itu sudah di lepas olehnya dan saat melakukan semua itu sudah hampir membuat Viona pingsan, lalu dia mundur beberapa langkah dan bersandar di lemari dengan nafas yang masih terengah-engah.
Alex sudah merasa sangat nyaman sekarang dan dia berbaring dengan sangat bebas, tiba-tiba saja dia langsung bangun dan menatap ke arah Viona.
Saat Viona melihat Alex bangun dia langsung merasa sangat ketakutan dan langsung melemparkan celananya yang masih dia pegang ke arah Alex.
" Kau... Apa kamu sudah sadar sekarang? "
Alex menatap wanita yang ada di depannya itu dalam keadaan rambutnya yang sudah acak-acakkan, wajahnya tampak memerah dan dia sedang menggigit bibir bawahnya seolah-olah dia sudah melakukan sesuatu.
Penampilannya ini sangatlah menggoda, saat melihat penampilan Viona ini Alex langsung menyipitkan sedikit matanya,
" Tidak enak, aku merasa tidak nyaman sekarang! "
Setelah dia melontarkan kata-kata itu lalu Viona menghela nafas lega, ternyata dia belum sadar dan dia masih mabuk!
Untung saja dia tidak melihatnya melepaskan pakaiannya tadi kalau tidak dia pasti akan menggodanya.
Viona tidak akan pernah mengakui hal ini, besok dia akan bilang kalau Bibi Rosa lah yang melepaskan pakaiannya dan bukan dia yang melakukannya.
Viona buru-buru menghampirinya dan berkata,
" Alex, kamu merasa tidak nyaman yah? Aku akan membantumu untuk menyeka tubuhmu, kamu tidur saja! Nanti saat kamu bangun pasti akan merasa nyaman kembali. "
Viona seperti sedang membujuk anak kecil saja saat dia berbicara dia menggunakan nada suara yang sangat lembut, Alex yang mendengar Viona yang sedang berbicara dengan nada lembut seperti itu dia sangat menikmatinya.
Viona lalu pergi ke kamar mandi dan tak lama kemudian dia keluar dengan sebaskom air, lalu dia menyeka wajah dan lehernya Alex dengan lembut.
Setelah menyeka tubuhnya Alex lalu Viona menutupi tubuhnya dengan selimut, kemudian Viona pergi ke kamar mandi lagi dan butuh beberapa saat baginya untuk keluar dari sana.
Sambil duduk di tepi tempat tidur lalu dia menatap Alex yang sedang tidur itu, dia langsung mengulurkan tangannya untuk memeriksa nafasnya.
Masih bernafas, berarti dia masih hidup.
Viona melakukan itu sepanjang malam sehingga dia tertidur karena sudah merasa sangat ngantuk dan lelah.
Alex yang menunggunya tertidur kemudian membuka matanya dan melihat Viona yang tertidur di samping tempat tidur itu.
Matanya terpejam dan tampak bulu matanya yang lentik, wajahnya yang putih, halus dan manis dia seperti bidadari saat dia sedang tidur.
Alex menggendongnya ke tempat tidur dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut, seorang wanita cantik sedang berada di depannya membuat Alex menjadi sedikit gelisah.
Lalu dia menundukkan kepalanya dan mencium wajahnya Viona beberapa kali, seolah-olah semakin sering dia menciumnya semakin kuat juga hasratnya untuk terus menciumnya.
Akhirnya ciumannya itu pindah ke bibirnya lalu Alex menyesap bibirnya dengan sangat dalam dan itu membuatnya tidak bisa mengendalikan dirinya lagi.
Malam ini Viona bermimpi bahwa dia Jatuh ke dalam air dan dia sangat sulit untuk bernafas, dia merasa sangat tidak nyaman.
Viona tidak bisa tidur dengan nyenyak dan dia merasa sangat lelah saat dia bangun di keesokkan harinya.
Saat membuka matanya dia mendapati ada seorang yang berwajah sangat tampan yang sedang tertidur di sampingnya, Viona terus menatapnya seperti itu selama beberapa menit.
Ternyata laki-laki yang sedang tidur itu juga bisa terlihat begitu indah seperti sekarang ini.
Setelah beberapa saat, Viona tersadar kembali dari lamunannya.
Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan merasa dirinya telah terpesona dengan perasaan aneh yang ada dalam dirinya.
Alex yang merasakan gerakkan wanita yang ada di lengannya itu membuat lengannya yang panjang langsung menjadi kram dan secara reflek dia mengangkat tangannya, Viona yang merasakan gerakkan yang tiba-tiba itu langsung membuatnya berada di atas tubuhnya Alex dan tanpa sengaja bibir mereka menempel.
Alex membuka matanya dan mendapati sepasang mata yang besar seorang wanita sedang melotot karena kaget, dan dia juga melihat Viona sedang menciumnya.
Kemudian Alex tersenyum nakal dan berkata, " Apa aku terlalu menggoda bagimu? Sehingga membuat kamu tidak sabar untuk mencium ku? "
Dia bertanya dengan penuh percaya diri seolah-olah Viona memang berniat untuk menciumnya.
Viona langsung terduduk, dia mengulurkan tangannya untuk mengusap bibirnya.
" Tidak, tidak kamu sudah salah paham. Tadi hanya sebuah kecelakaan saja. "
Barusan itu jelas-jelas dia yang merangkulnya ke dalam pelukannya sehingga membuatnya menciumnya dengan tidak sengaja, dia sungguh-sungguh tidak sengaja!
Sikap Viona sangat gugup dan dia merasa takut sekarang.
Alex menyunggingkan sedikit bibirnya dan dia tersenyum dengan cerah dan berseri-seri, Viona merasa kalau Alex ini adalah seorang monster yang menakutkan.
Viona mengulurkan tangannya untuk menggaruk-garuk rambutnya agar dirinya tersadar kembali.
Alex menyipitkan sedikit matanya, " Anggur apa yang di berikan oleh kedua putramu padaku? Kenapa sekarang kepalaku terasa sangat pusing sekali? "
Dan pada saat ini lah Viona baru teringat bahwa ini adalah kamarnya, semalam Alex mabuk.
Anggur itu adalah anggur yang biasa Bibi Rosa gunakan untuk membuat acar sehingga kandungan alkoholnya cukup tinggi, karena takut akan terjadi sesuatu yang buruk padanya jadi dia memutuskan untuk merawatnya semalam.
Viona teringat semuanya dan melihat ke tempat tidurnya, dia bertanya-tanya dalam hatinya.
Kenapa dia bisa tidur di samping Alex? Dan sepertinya dia hanyut dalam pelukkan hangatnya!
Viona merasa ingin bersembunyi sekarang, dia benar-benar sangat malu sekarang.
Bagaimana mungkin dia bisa memiliki penyakit seperti ini?
Benar-benar sangat memalukan sekali!