Ayah Misterius Sang Kembar Tiga
Di kamar hotel
" Sangat panass.. "
Viona Hariss terbangun dalam keadaan linglung. Dia mendesah pelan.
Dia merasa tidak nyaman , seluruh tubuhnya seperti sedang berada dalam lautan api, Sangat panas.
Viona mencoba mengubah posisinya di tempat tidur namun ia masih tetap merasa tidak nyaman. Wajahnya semakin memerah akibat efek obat yang ia minum dan nafasnya semakin terasa sesak.
Viona mencoba untuk duduk namun pandangannya terasa silau. Dia tidak dapat melihat dengan jelas di mana dia berada sekarang ini !
Rasa aneh di dalam tubuhnya semakin menjadi-jadi seolah-olah banyak serangga yang menggerayangi tubuhnya Viona mencoba mengulurkan tangannya untuk merobek pakaian yang menempel di tubuhnya.
Beberapa kancing yang menempel di gaun merahnya sudah terlepas sehingga memperlihatkan dadanya yang seputih salju setelah itu Viona merasa sedikit lebih nyaman karena merasakan ada sedikit kesejukan.
Tidak nyaman, panas dan kering
Itulah yang saat ini viona rasakan pada dirinya.
Dia mencoba turun dari tempat tidur untuk mencari air karena merasa haus dan panas. Dia membutuhkan air. Mungkin setelah minum ia akan merasa jauh lebih baik.
Kedua kaki putih, ramping dan lembut menginjak karpet lembut seperti cahaya putih yang bersinar.
Pandangannya tampak buram Viona melihat sebotol air di atas meja bunda yang tidak jauh dari ia berdiri.
Viona berjalan terhuyung-huyung kearah meja itu ia segera meraih botol itu dan meminumnya .
Viona minum dengan rakusnya seakan-akan ada orang yang akan merebut air itu dari tangannya sehingga air yang ia minum tumpah membasahi gaunnya.
Gaun yang basah itu semakin memperlihatkan lekukan pada tubuh viona yang membuatnya semakin menarik.
Pada saat ini, pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka, tampak seorang pria melangkah keluar dengan handuk putih yang hanya di sematkan di pinggangnya, rambutnya yang basah masih meneteskan air.
Tetesan air itu bergulir di atas dadanya yang bidang lalu mengalir melalui otot perut yang tampak seksi lalu terserap ke handuk mandi yang longgar.
Pria itu tampak tertegun sejenak lalu dengan sedikit mengernyit dia mengibaskan rambutnya yang hitam legam seolah-olah ada sesuatu yang meledak di tubuhnya.
Saat ia membuka matanya sekali lagi, matanya langsung memerah, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Apa mungkin ada yang salah dengan anggur itu?
Secara reflek dia langsung melirik gelas anggur yang ada di samping tempat tidur itu.
Dia meraih viona dengan tangannya yang kokoh dan bertanya dengan nada dingin,
" Kamu dikirim oleh kakekku, yah?? "
Dia pasti wanita yang dikirim oleh kakeknya lagi. Kakek benar-benar sudah gila dia terlalu terobsesi untuk segera memiliki cicit sehingga dia menaruh obat di minumannya.
Viona jatuh dalam pelukannya lalu dengan sembarangan tangannya menarik sehingga handuk yang pria itu pakai terlepas.
Tangannya menyentuh kulit sang pria dan merasakan kesejukan yang dia inginkan.
Viona mendengus lalu mengangkat tangannya ke leher pria itu dan membuat tubuhnya menempel dengan tubuh sang pria.
Alex Brama mengerutkan keningnya. Dia yang memang sudah berhasrat dan merasa tidak nyaman saat di peluk oleh wanita ini menjadi semakin panas dan ia ingin melampiaskannya.
Tubuhnya yang lembut terus menempel padanya sehingga efek obat itu langsung bereaksi dengan cepat.
Lalu Alex mencium bibir Viona tanpa bisa dikendalikan. Bibirnya seperti permen yang lezat, tadinya Alex hanya ingin mencicipinya namun lambat laun ia merasa ini tidak cukup dan menginginkan yang lebih.
Keduanya jatuh dengan keras ketempat tidur yang besar dan lembut, terjalinlah cinta satu malam antara Alex dan Viona.
" Aduhh... "
Viona mendesah pelan. Namun tangan kecilnya merangkul leher Alex sehingga Alex tidak bisa mengendalikan dirinya lagi dan menagih bagiannya dengan mendesak.
Sudah tidak tau berapa lama dan sampai berapa kali mereka melakukannya yang jelas Viona sudah tidak dapat bertahan sehingga ia pingsan.
Keesokan harinya,
Viona dibangunkan dengan ketukan di luar pintu, ia langsung terduduk dengan pikiran yang kosong.
Dia bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi tadi malam?
Saat pintu di dorong,
Sekelompok orang bergegas masuk ada wartawan, ada juga polisi
" Jangan bergerak ! Razia pornografi, angkat tanganmu di atas kepala dan berjongkok di lantai. "
Viona masuk kantor polisi dan dianggap sebagai pelacur.
Viona tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi dalam hidupnya.
Polisi memberitahu keluarga Hariss yang kemudian membebaskan viona dengan jaminan.
Saat viana pulang ke rumah keluarganya Hariss, semua anggota keluarga nya menuding dirinya.
" Kakek.. "
Kakeknya duduk di kursi utama dengan pandangan yang tajam menatap viona ia tak pernah menyangka bahwa cucunya melakukan perbuatan yang memalukan keluarga.
" Aku tidak melakukannya. Aku benar-benar tidak melakukannya, jelas-jelas aku sedang tidur di rumah. Aku tidak tau bagaimana semua ini terjadi, kakek percayalah. "
Viona mencoba menjelaskan apa yang terjadi.
Sampai sekarang pun viona masih tidak tau apa yang terjadi.
Mama tirinya mendengus dengan dingin " Kamu tidak tahu? Sudah ditangkap pun kau masih mau mengelak? Kalau bukan polisi memberitahu kami, kami pun tidak tahu bahwa putri sulung keluarga ini menjadi pelacur. Kalau dipikir-pikir aku merasa malu sekali dengan kelakuanmu ini. "
Evelin juga ikut berbicara " Kak, apa kamu tidak merasa jijik? Masa kamu bisa tidur dengan siapa saja? Apa kamu tidak takut tertular penyakit? "
Raut wajah kakek pun berubah dingin setelah mendengar ucapan yang di lontarkan sang adik.
" Cukup jangan bicara lagi. "
" Viona, mulai besok kamu pergilah ke texas untuk bersekolah di sana, tanpa izin dariku kamu tidak boleh kembali ke kota ini. "
Setelah mengatakan hal itu lalu si kakek bangkit dan pergi seolah-olah dia tidak ingin melihatnya.
" Kakek.. " Viona memanggil dengan kencang namun kakeknya pergi tanpa mau menoleh kebelakang.
Vera tidak menyangka, sudah sampai seperti ini pun si kakek itu masih lebih menyukai viona. Rencananya ia ingin mengusir viona pergi dari rumah ini agar putrinya menjadi satu-satunya nona besar di keluarga Hariss. Aku harus menghancurkan viona.
Matanya menyipit sedikit. Bersekolah di luar negeri? Jangan mimpi! Dia harus membuat viona mati dalam perjalanan ke texas.
.....
Enam tahun kemudian, bandara di kota furton
Viona menyeret kopernya dan berjalan keluar dari bandara dengan cepat sambil diikuti oleh tiga anak yang seperti di ukir dengan giok sehingga menarik banyak perhatian orang.
Kedua bocah lelaki itu terlihat hampir sama persis, wajahnya sangat tampan setampan karakter dalam komik.
Sementara yang satu lagi seorang gadis mungil nan imut dengan dua kuncir kuda yang tinggi dan menggunakan rok kuning pastel, dia tampak mengemaskan sekali dengan boneka barbie yang ada di tangannya.
Beberapa orang memotret mereka secara diam-diam dengan berbisik-bisik.
" Mereka itu artis kali yah?? Tampak cantik dan tampan sekali. "
" Aku belum pernah melihat orang yang begitu cantik sebelumnya!. "
" Mamanya juga sangat cantik! "
Pada saat ini, terdengar derap langkah kaki yang tergesa-gesa dan keluar dari Pintu VIP di sisi lain. Tampak sekelompok pria berjas hitam berjalan keluar dengan cepat. Pria yang berada paling depan adalah pria yang menarik banyak perhatian.
Dia mengunakan mantel hitam dengan perawakan yang tinggi dan gagah, wajahnya sangat tampan dan terlihat sangat tegas serta mata dan alis yang menunjukkan aura dingin seolah-olah orang yang melihat seakan segan untuk mendekatinya.
Dengan cepat, orang banyak itu tertarik melihatnya dan gadis kecil yang lucu tadi juga mengalihkan pandangannya saat mendengarkan komentar orang-orang di sebelahnya.
Lalu dia berseru " Papi.. "
Karena pria tampan itu terlihat sama persis dengan kedua kakak laki-lakinya jadi pasti dia adalah papinya yang belum pernah dia temui.
Dia mengangkat sedikit matanya dan berlari kearahnya.
Melihat putrinya berlari, viona segera memberitahu kedua putranya.
" Fedric, Felix kalian tunggu mami di depan pintu yah, mami mau mencari adik kalian dulu, oke? "
Kedua bocah lelaki yang tampan itu langsung mengangguk " Oke, Mami!. "
Viona menyerahkan koper ke mereka berdua lalu menyusul ke arah Felicia.
Saat tiba di gerbang bandara, viona meraih putrinya yang sedang berlari.
" Felicia, kamu mau pergi kemana? Apa kamu tidak takut di culik oleh orang jahat? "
Gadis ini memang tidak bisa membuat orang merasa tenang dan selalu nakal sejak kecil. Kalau sampai dia hilang, viona akan merasa akan sangat sedih sekali dan merasa keluarganya habis sudah.
" Aahh, mami! Cepat kau lepaskan aku! Aku melihat papi. Dia tampak persis seperti kakak! Aku mau papi. "
Gadis itu begitu terburu-buru sehingga matanya yang besar menatap terus-menerus ke punggung si pria tampan itu. Dia khawatir si pria itu akan menghilang.
Viona mengikuti arah yang di tunjuk oleh anaknya dan berfikir dalam benaknya, apa benar dia benar-benar si pria itu?
Kebetulan dia juga ingin bertanya kepadanya, apa yang terjadi waktu itu?
Viona membawa Felicia berjalan ke arah mobil yang dia katakan tadi dan mengetuk pintu jendelanya untuk melihat apakah pria yang ada di dalam mobil itu benar-benar mirip dengan putranya?
Dan juga, kalau Felicia si gadis kecil ini belum melihatnya, dia juga pasti tidak akan menyerah dia pasti akan kabur lagi.
Mendengar ketukan di jendelanya lalu orang yang berada di dalam mobil dengan perlahan menurunkan jendelanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Kumala Kumala
next
2024-02-19
0
💛🐯✧ ᴷᶦᵐ ✧ ᴷⁱᵐᵇᵉʳˡʸ🎀 ⍣⃝ꉣꉣ
Viona pasti di jebak sama Vera kek nya
2023-09-13
1