NovelToon NovelToon
Anak Kembar CEO Amnesia

Anak Kembar CEO Amnesia

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / CEO Amnesia
Popularitas:7.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Clara mengetahui dirinya mengandung setelah bercerai dengan suaminya Bara yang menikah dengannya di saat pria itu mengalami amnesia.Clara akhirnya melahirkan dua anak laki-laki kembar.
Di saat sedang membawa kedua bayinya jalan-jalan di taman, Clara kehilangan salah satu bayinya yang ternyata ditemukan oleh Bara, sang mantan suami. Bara yang biasanya tidak terlalu menyukai anak kecil, entah kenapa dia menyukai bayi yang ditemukannya dan memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak. Setelah besar, anak-anak yang dilahirkan Clara ternyata memiliki IQ tinggi.Tanpa sengaja anak-anak kembar itu bertemu di suatu tempat, karena suatu hal akhirnya mereka berdua bertukar posisi.Yang bersama Clara,tinggal dengan Bara dan begitu juga sebaliknya. Di saat sedang bertukar posisi,mereka mengetahui sebuah rahasia.
Rahasia apakah itu? apakah anak kembar itu akan berhasil mengungkapkan rahasia itu dan menyatukan kembali Clara dan Bara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh

Bima baru saja menapakkan kakinya di lantai rumah. Dan tatapan tiga orang yang berada di ruangan itu sontak menatap ke arahnya. Dua orang di antara tiga orang itu menatapnya dengan tatapan penuh kebencian. Siapa lagi kedua orang itu kalau bukan Tania dan Tristan putranya.

"Itu dia Oma yang membuat Tristan dapat hukuman?" Tristan menunjuk ke arah Bima.

Elva sontak berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menghampiri Bima.

"Apa benar yang dikatakan Tristan, Bimo?" tanya Elva dengan tatapan penuh tuntutan.

"Emm, Iya Oma. Tapi, aku punya tujuan baik makanya aku berbuat seperti itu," ucap Bima sembari menundukkan kepalanya.

"Tuh, Ma dia sudah mengakuinya. Dia benar-benar sudah keterlaluan. Coba Mama bayangkan kalau ada anak-anak kolega Mas Bara yang tahu masalah ini, bisa-bisa reputasi keluarga kita hancur di mata mereka," Tania dengan penuh semangat mulai memprovokasi mertuanya itu.

"Bima, kenapa kamu bisa melakukan hal seperti itu? kamu tahu kan apa akibatnya? apa karena kamu Oma dan Papa sayangi makanya kamu jadi melunjak begini?" Elva mulai terpancing, karena menurutnya apa yang dikatakan menantunya itu ada benarnya.

Bima mulai mengangkat wajahnya dan menatap Elva,lalu melirik sinis ke arah Tania dan Tristan yang tersenyum kemenangan.

"Oma, selama ini aku yang mengerjakan tugas-tugas Tristan makanya dia selalu mendapat nilai yang bagus. Tapi, memang tadi malam aku sengaja memberikan jawaban yang salah karena aku punya tujuan baik dan itu semua demi keluarga ini," ucap Bima, ambigu.

"Tu-tunggu dulu! apa maksud kamu mengatakan kamu yang mengerjakan tugas Tristan selama ini? jadi nilainya selama ini tidak murni dari hasil yang dia dapat?" kini Elva terkesiap kaget dan menatap ke arah Tristan, dengan tatapan menuntut jawaban.

"Sial! aku yang jadi terperangkap sekarang! mama jadi tahu kan? anak ini benar-benar tidak bisa aku remehkan," umpat Tania, merutuki kebodohannya yang saking obsesinya memprovokasi sang mertua tapi berujung kesialan pada dirinya dan Tristan.

"Iya,Oma. Selama ini aku yang menyelesaikan tugas-tugasnya. Dia sama sekali tidak pernah menyelesaikannya sendiri. Aku sengaja menjawab salah untuk memberikan dia sedikit pelajaran. Aku benar-benar tidak mau nanti di saat dia sudah dewasa, dia tetap jadi orang bodoh, yang secara tidak langsung nanti akan memberikan kerugian pada perusahaan karena kebodohannya. Apa Oma mau itu terjadi? perusahaan yang dibangun dari nol oleh almarhum Opa, hancur di tangan Tristan?" kini gantian Bima dengan kecerdikannya balik memprovokasi, Elva.

Elva mulai terpancing dengan ucapan Bima. Kini sekarang dia menatap Tania dengan tatapan yang sangat tajam.

"Tania, bagaimana kamu jadi seorang Ibu? apa kamu tidak pernah memberikan waktumu untuk mengajari dia barang sebentar? selama ini mam memaklumimu karena mungkin kamu merasa sedih dengan perlakuan Bara, tapi tidak pantas kamu tidak memberikan waktu pada anakmu sendiri! Bimo benar, Tristan memang harus dikasih pelajaran biar dia bisa belajar sendiri. Dan kamu harus memberikan waktu untuk mengajarinya. Aku tidak mau, penerus keluarga ini bodoh, karena keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh!" ucap Elva dengan penuh emosional.

Tania menggeram, berusaha menahan kekesalannya. Niatnya untuk membuat Bima dimarahi dan dibenci, gagal total. Justru dirinya yang terkena semburan amarah mertuanya.

"Udah, Bimo, kamu sekarang naik ke atas. Oma minta maaf kalau tadi sempat menyalah artikan,apa yang kamu lakukan," suara Elva terdengar lembut ke arah Bima.

Mendengar ucapan Omanya,Bima menganggukkan kepalanya dan sudut matanya melirik ke arah Tania dan Tristan, dengan sudut bibir yang tersenyum meledek.

"Sialan, berani-beraninya dia meledekku seperti itu?" umpat Tania dalam hati.

Dengan napas yang memburu Tania mengayunkan kakinya untuk mendekati sang mertua.

"Tapi,Ma sebenarnya bukan hanya gara-gara tugas itu Tristan di skors tapi juga gara-gara __"

"Sudah,Mama tidak mau mendengar alasan apapun lagi! sekarang yang mama katakan sudah jelas. Tristan harus belajar keras mulai hari ini, atau kalau penting, datangkan guru private yang bagus ke dia. Pokoknya, sekali lagi aku tekankan, keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh," Elva menyela ucapan Tania, dengan penuh penekanan pada kalimat terakhirnya.

"Aku ke kamar dulu ya,Oma. Soalnya aku juga mau menyelesaikan tugasku," ucap Bima dengan sopan.

"Iya, tapi sebelum kamu menyelesaikan tugas rumahmu, kamu makan dulu,supaya konsentrasimu tidak terganggu!" nada bicara Elva benar-benar sangat lembut, membuat Tania semakin meradang.

"Siap, Oma!" sahut Bima, sembari membuat gerakan menghormat.

"Ya udah, Oma mau istirahat dulu," Elva kembali menoleh ke arah Tristan. "Tristan, ingat pesan Oma. Kamu harus belajar. Tidak boleh tidak!" tegas Elva sembari beranjak pergi.

Setelah melihat tubuh mama mertuanya hilang dari pandangan, Tania langsung menghampiri Bima.

"Kamu sekarang sudah semakin berani ya? kamu mau menabuh genderang perang denganku? apa kamu pikir kamu bisa menang,hah?" ucap Tania dengan tangan yang sigap mencengkram pergelangan tangan Bima, dengan tujuan ingin memberikan ancaman kecil agar anak kecil itu takut.

Bima tersenyum miring dan dengan mudah melepaskan tangannya dari cengkeraman Tania. "Wah, sepertinya Tante yang mau menabuh genderang perang. Tapi, kalau menurut Tante aku yang seperti itu, terserah Tante. Aku pamit Tante!" Bima mengayunkan kakinya, hendak melangkah meninggalkan Tania dan Tristan.

Masih lima langkah, Bima kembali berhenti dan memutar tubuhnya menoleh ke arah Tania lagi. "Tante, aku hanya mau mengulangi kata-kata Oma tadi. Ingat, keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh, kecuali kalau dia memang bukan benar-benar keluarga Prayoga!" pungkas Bima yang lagi-lagi menyelipkan sindiran di balik ucapannya.

Tania mendelik dengan raut wajah pucat. Bahkan dia merasa kesulitan untuk menelan ludahnya sendiri.

Tbc

1
Teresia Yestiu
Luar biasa
Atun Ismiyatun
bukan gelang kak tpi kalung..klu gelang ada pd sikembar bim bim
Rodiah Rodiah
😭😭😭
Datu Zahra
Apa sih "anak laknat" terus "keponakan laknat". Bjsa kan "dasar keponakan nakal" kayanya lebih bagus.

umpatan laknat itu kasar banget
Datu Zahra
paling benci kalau udah cewek ngomong "kamu tidak berhak melarangku" padahal udah jelas² masih cinta dan udah tau masalah yang terjadi apa. muter² aja
Datu Zahra
Clara adiknya Theo yang dijodohkan sm Bara, Tania anak pembantu
Datu Zahra
bimo donk pasti
Datu Zahra
good job boy
babygirl♡
wkwkwk
babygirl♡
keren kk
Prety Zhinta Pratama
ok
Prety Zhinta Pratama
siip
Nanik Rusmini
rasain Lo tanya...darah lebih kental dari air
Dian
Luar biasa
Debby Liem
waw seru banget cerita ny thot
na.prj_
.
na.prj_
...
Lenny Tumbol
Luar biasa
na.prj_
keren..../Good/
Yuli Julay
😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!