Permaisuri Tidak Ingin Mati

Di bawah panggung selir Su menggigit bibir bawahnya dengan cemas. Ia memandang penutup wajah Lu Jing Yu dengan khawatir. Ia takut wajah cantik menantunya akan dibuat menggelikan oleh putranya. Pada zaman ini adalah umum bagi para pria untuk tidak mengetahui seluk beluk mengenai istrinya. Apalagi seorang laki-laki bisa memiliki istri lebih dari satu bahkan juga beberapa selir dan gundik. Para suami tidak akan memperhatikan detail seperti ini dan hanya perlu melihat betapa cantik istrinya.

Selir Su menghela napas. Dia yang sudah menjadi Selir selama dua puluh tahun lebih saja tidak pernah melihat Kaisar bahkan memegang sisir untuk membantu merapikan rambutnya. Apalagi Pei Zhang Xi? Dia harus memeriksa kulit kepala Lu Jing Yu nanti untuk memastikan bahwa putranya yang tidak berguna itu tidak melukai kepala menantunya dengan menarik keras rambut Lu Jing Yu.

"Hemp!" Selir Su mendengus dan mengepalkan tangannya. Memikirkan bagaimana cara menghukum Pei Zhang Xi nanti. Jika Pei Zhang Xi mengetahui apa yang dipikirkan ibunya tentangnya saat ini, ia pasti memutar matanya dengan jengah. Siapa sebenarnya antara di dan Lu Jing Yu yang merupakan anak kandung dari ibunya. Kenapa dia selalu berprasangka buruk padanya?

Tidak ada yang peduli dengan pikiran Selir Su. Lagipula saat ini dia bukan siapa-siapa. Hanya penonton yang menunggu kesenangan di atas panggung.

Host sudah berbicara cukup lama untuk menaikkan suasana. Teriakan para penonton yang sudah tidak sabar membuat suasana lebih hidup.

"Baiklah. Karena semua orang udah tidak sabar. Saya akan menghitung mundur mulai dari sepuluh. Dan para suami boleh membuka penutup setelah saya selesai menghitung. Apa para suami sudah siap?" Host memandang para peserta yang berbaris di sampingnya dengan semangat. Membuat para suami juga menjawab dengan bersemangat. Mereka melupakan apa yang telah mereka perbuat pada wajah istri mereka.

"Penonton mari kita hitung bersama-sama. Sepuluh....sembilan....delapan.... tujuh.... enam... lima... empat... tiga... dua... saaaatuuuuu. Silahkan dibuka."

Semua penutup dibuka. Dan seketika, gelak tawa bergema dengan keras. Di bawah, penonton mengabaikan wajah para istri di atas panggung yang tidak mengerti. Sebelum mereka menoleh ke samping dan melihat wajah peserta lain yang tampak.... aneh!

"Lihatlah wajahnya. Sayang sekali wajah yang cantik saat ini telah menjadi badut."

"Wah aku ingin bertanya berapa banyak pemerah pipi yang digunakan hingga membuat seluruh wajahnya menjadi merah."

"Tidak. Seharusnya kamu mulai bertanya, itu pemerah pipi atau pemerah wajah."

"Hahahaha. Tidak penting. Yang penting adalah mereka tampak seperti badut."

"Lihat peserta itu. Alisnya bercabang-cabang. Alis yang seharusnya cantik saat ini seperti sebongkah kayu gosong."

Mendengar komentar para penonton di bawah panggung, Lu Jing Yu mengerucutkan bibirnya. Bagaimana dengan wajahnya?

Melirik ke samping, dia melihat Pei Zhang Xi yang diam tanpa ekspresi. Tampak tenang seperti biasanya. Lalu melihat Selir Su di bawah panggung. Yang berdiri tepat di depan mereka sedang meruntuhkan citranya sebagai Selir kesayangan Kaisar yang cantik dengan membuka lebar mulutnya.

Mana cermin? Lu Jing Yu ingin segera melihat betapa hancurnnya wajahnya saat ini!

Pada saat ini, para penonton tiba-tiba berhenti dan memperhatikan satu wajah. Wajah yang sama yang berhasil membuat Selir Kesayangan Su membuka mulutnya lebar. Lu Jing Yu.

"Yang Mulia. Katakan apa yang kamu lakukan pada wajahku? Kenapa mereka melihatku seperti itu?" Lu Jing Yu tidak bisa tidak menoleh dan bertanya dengan penasaran yang lebih banyak condong untuk menuduh. Ia merendahkan suaranya saat ia bertanya.

"Kenapa?" Pei Zhang Xi melirik mencibir. Dia berpikir bahwa Lu Jing Yu sudah tahu kalau dia meriasnya dengan baik.

"Menakjubkan. Sepertinya pasangan ini memang pasangan yang dibuat di surga." Host tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memuji saat melihat hasil karya Pei Zhang Xi.

"Tuan Xi bukan hanya mampu mengenali nyonya Xi hanya dari tangannya saja tapi juga dapat merias wajah nyonya Xi yang sudah cantik menjadi semakin cantik. Sepertinya tidak akan ada yang keberatan jika kita akan memberikan gelar pasangan surga yang menjadi pemenang pada malam hari ini kepada tuan Xi dan nyonya Xi. Bagaimana menurut kalian?" Host bertanya dengan semangat.

Semua penonton bersorak setuju. Sedangkan Lu Jing Yu yang menjadi topik pembicaraan masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa ia dan Pei Zhang Xi pada akhirnya ditetapkan menjadi pasangan dari surga. Apa-apaan ini!

"Sepertinya kita telah mencapai kesepakatan mengenai pemenangnya. Tuan dan Nyonya Xi sudah diputuskan menjadi pemenang dan berhak mendapatkan hadiah berupa menginap di kamar VIP di Penginapan Bunga Mekar. Selamat selamat selamat!" Ucap Host dengan semangat. Sebenarnya masih ada satu lomba lagi, tetapi dua perlombaan sudah dimenangkan oleh satu pasangan. Jadi tidak perlu dilomba lagi untuk mengetahui pemenangnya.

"Wah beruntung sekali pasangan itu. Kamar VIP di penginapan Bunga Mekar tidak hanya seseorang yang memiliki uang banyak yang bisa memesan tempat. Tapi juga harus memiliki koneksi dan kekuatan."

"Benar sekali. Tapi memang pelayanannya senantiasa memuaskan. Aku mendengar bahwa arak yang disajikan di sana hanya arak tua legendaris yang sangat sulit di dapat."

"Dan jangan lupakan hadiah uangnya. Lupakan saja bagi kita. Bahkan bagi bangsawan dan pangeran, uang Sepuluh ribu tael emas tidak bisa didapatkan dengan mudah."

"Tapi pasangan itu juga memang layak. Dengan hanya memegang tangannya beberapa detik sudah dapat mengenali istrinya. Aku tidak yakin ada pasangan lain yang bahkan sudah menikah puluhan tahun dapat melakukannya."

"Benar. Melihat penampilan istrinya juga sepertinya suaminya begitu memanjakannya. Suaminya sepertinya sudah terbiasa merias wajah istrinya. Itu hebat."

Mendengar perkataan Host dan pendapat para penonton di depan panggung, Lu Jing Yu masih tidak bisa mempercayainya. Jika tadi dia ingin segera melihat cermin untuk melihat seberapa parahnya Pei Zhang Xi merias wajahnya menjadi jelek, saat ini ia ingin melihat sebagus apa riasan yang Pei Zhang Xi buat untuknya.

"Ibu tidak menyangka jika kamu sangat pandai meriah Xi'er. Katakan sejak kapan kamu mulai pandai merias? Kenapa kamu tidak mengatakannya pada ibu? Jika ibu tahu sebelumnya, aku akan bisa meminta tolong padamu untuk merias wajah ibu jika ayahmu datang." Selir Su menggamit lengan Pei Zhang Xi dengan erat. Bulu matanya yang panjang berkibar saat ia mengedipkan mata bulatnya menatap Pei Zhang Xi penuh harap. Mereka sudah berada di penginapan Bunga Mekar.

"Tidak akan." Pei Zhang Xi menjawab tanpa berpikir. Ia langsung menghempaskan harapan Selir Su jauh ke kutub Selatan.

Duduk di kursi di samping mereka, Lu Jing Yu yang masih belum bisa melupakan wajahnya yang terlihat cantik dan segar di cermin.

...~○○○~...

...♡Permaisuri Tidak Ingin Mati_32♡...

*

*

*

Jangan lupa like, komentar, Vote, favorit dan share ya reader. ..