Fishya merupakan istri seorang wakil CEO, berusaha menghentikan temannya Erlina yang mencoba bunuh diri.
Erlina memegang pisau di rumah sakit, hendak mengiris nadinya."Fishya! Kamu tidak mengerti perasaanku. Suamiku meninggal karena over dosis narkotika. Lalu bisnisnya hancur. Sedangkan kamu bisa hidup bahagia, dengan suami menjadi wakil CEO. Jika bisa aku ingin hidup sepertimu!" Teriaknya.
"Erlina sabar dulu. Kehidupanku tidak sebaik yang kamu duga." Fishya mendekat, mencoba menghentikan.
Tapi.
Srak!
Erlina menusuk tubuh Fishya, kemudian baru membunuh dirinya sendiri. Sepasang sahabat yang mati di saat yang sama.
***
Tapi keajaiban tiba-tiba terjadi, mereka kembali ke masa SMU.
Erlina yang mengetahui masa depan, dengan percaya diri merebut kekasih Fishya. Menyakini dirinya akan dapat hidup senang sebagai istri wakil CEO.
Sedangkan Fishya yang juga mengetahui masa depan hanya tersenyum."Baik, kita bertukar pasangan. Aku akan memungut samapahmu." Batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Positif
Saat ini_
Mungkin begitulah segalanya terjadi. Danar melangkah mundur tanpa disadari semua orang dari kerumunan. Tentu saja dirinya tidak akan diperiksa.
Menelan ludah, mengetahui ini adalah sebuah konspirasi. Tapi tidak tau siapa yang salah dan benar.
Jam tangan kini masih ada di sakunya. Matanya sedikit melirik ke arah Fishya yang menempel erat pada Virgo. Apa jika ditemukan dirinya akan menjadi tersangka?
Tapi, menurut arahan Fishya sebelumnya, hal ini harus dilakukannya agar aman. Sebelum semua semakin rumit.
"Agghh! Sakit!" Teriak Danar memegang perutnya sendiri.
"Kamu kenapa?" ketua kelas menghampirinya.
"Tidak tau kenapa, dari tadi pagi perutku tidak enak." Danar tertunduk mengerang. Virgo merupakan putra keluarga konglomerat terkaya. Tidak mungkin ingkar janji kemudian mengkhianatinya. Itulah yang ada dalam otak Danar.
"Bawa Danar ke UKS!" Perintah sang ketua kelas. Dua orang siswa membantunya berdiri, membawanya pergi.
Danar dan Fishya saling bertukar pandang. Tapi hanya sekejap, mereka diam-diam tersenyum hampir bersamaan. Benar-benar antagonis sejati.
"Ini pelajaran pertama untukmu." Bisik Fishya pada Virgo.
Sedangkan Virgo terdiam, dalam otaknya mencerna apa yang terjadi hari ini. Dimulai dari Erlina yang mencoba menjebak Fishya, hingga Fishya yang dapat menyerang balik, bahkan mendapatkan keuntungan.
"Dalam situasi kritis, harus tetap tenang. Jika tidak bisa memanipulasi lawan. Maka, manipulasi orang-orang di sekitarnya." Lanjut Fishya, kalimat bisikan yang hanya dapat didengar oleh Virgo.
Bagaikan anak kecil yang merekam dan mencontoh apa yang terjadi. Bagaikan Fishya memberikan pelajaran tentang sifat manusia.
Ini akan menjadi pelajaran yang baik untuk Virgo. Mungkin itulah yang ada dalam otak Fishya. Mengetahui penyebab runtuhnya perusahaan milik kedua orang tua Virgo. Semuanya karena Virgo yang tidak kompeten, begitu mudah tertipu oleh kebaikan palsu orang lain. Sama sekali tidak ambisius dan picik.
Karena itu, mari kita rubah makhluk lembek ini. Untuk menjadi CEO sombong yang keren di masa depan.
Namun, mungkin Fishya tidak menyadari satu hal. Rubah putih yang ingin mengajari naga? Sudah pasti suatu hari rubah putih akan terkena batunya. Mengajari pemuda ini untuk menjadi lebih mengerikan dibandingkan dengan Andika. Lebih obsesif dan manipulatif, bagaimana caranya untuk mengurung rubah kecil ini? Merantai kaki kecilnya agar tidak dapat meninggalkan seorang Virgo. Mungkin hal itu akan terjadi di masa depan. Tidak sekarang.
"Dimana jam tanganku!?" Teriak Erlina pada Fishya.
"A...aku benar-benar tidak mencurinya. Kamu bahkan menuduh Virgo yang tidak tahu apa-apa. Dimana hatimu..." Fishya menangis terisak, tapi bagaikan tertawa cekikikan sejatinya. Menyembunyikan segalanya dalam air mata.
"Fishya...jangan menangis. Aku akan melindungimu. Mereka memang benar-benar sudah keterlaluan." Virgo memegang jemari tangannya bersimpati.
"Ka... kalian... kalian....aku tidak mau tau! Ganti jam tanganku yang kalian hilangkan!" Bentak Erlina.
"Minta yang baru pada pacarmu. Bukan padaku." Virgo menatap dingin. Merangkul Fishya pergi, guna duduk di kursinya, bagaikan mencoba menenangkan.
Sedangkan sang wali kelas mendekat, menghela napas."Lain kali jangan menuduh orang tanpa bukti. Syukurlah orang tua Virgo ada di luar negeri, jadi tidak akan ada yang menuntut pihak sekolah."
"Tapi jam tangan saya hilang! Sudah pasti Fishya yang mencuri." Ucap Erlina, masih tidak dapat menerima. Jam tangan tersebut jelas-jelas dimasukkannya ke dalam tas Fishya. Kenapa bisa tidak ada.
"Kamu punya bukti?" Tanya sang wali kelas lagi.
Erlina tertunduk memilin jemari tangannya sendiri. Bingung harus mengatakan apa.
"A...aku punya bukti kalau aku sama sekali tidak bersalah. Di koridor ada CCTV, walaupun tidak jelas, pasti terlihat aku meninggalkan kelas bersamaan dengan teman-teman yang lain. Lalu kembali paling akhir. Tidak ada celah bagiku untuk sendirian di kelas." Ucap Fishya dari bangku tempatnya duduk pelan."Sayang aku takut..." Ucap Fishya minta dirangkul.
Sedangkan Virgo mengangkat sebelah alisnya. Ingat! Ini bukan karena cinta, tapi karena Virgo yang ingin membuat Erlina cemburu. Meskipun merangkul Fishya terasa nyaman, tapi tetap saja, cinta sejatinya adalah Erlina yang menyelam ke dasar danau guna menyelamatkan nyawanya.
"Iya, aku akan melindungimu." Ucap Virgo merangkul bahunya.
Pandangan Andika tidak lepas dari ini. Menghela napas berusaha bersabar, akan ada saatnya dirinya mengambil Fishya kembali. Tapi tidak sekarang.
Andika menunduk di hadapan wali kelas dah ketua kelas."Aku minta maaf atas nama Erlina. Mungkin Erlina begini karena sudah lama berteman dengan Fishya tapi mendadak karenaku hubungan mereka merenggang. Erlina tidak bersalah."
"Wanita beban! Jika tidak bisa menjebak lebih baik jangan. Memalukan!" Batin Andika, terlihat lembut, baik, penuh senyuman di luar.
"Andika, bapak tidak akan perpanjang karena bapak yakin padamu. Kamu siswa paling pintar dan berprestasi. Tidak mungkin berbuat kesalahan." Ucap sang wali kelas.
"Maafkan aku pak!" Andika kembali menunduk, memegang jemari tangan Erlina. Membuat gadis itu merasa terlindungi. Andika memang pilihan terbaik dalam hidupnya. Tidak menyadari itu hanyalah jeratan seekor ular.
Mata Erlina kembali menatap ke arah Fishya setelah kepergian sang wali kelas."Dimana kamu sembunyikan jamnya!" Bentaknya.
"Berhenti menggertak pacarku!" Virgo menatap tajam.
"Kamu sekarang sudah berani. Orang tidak berguna sepertimu bisa apa? Begitu lemah, begitu bodoh, benar-benar berbeda level dengan Andika. Dulu aku benar-benar buta sudah memilihmu." Senyuman penuh hina menyungging di bibir Erlina.
"Virgo, aku ingin berteman denganmu sebenarnya. Sebelumnya aku minta maaf jika---" Kalimat Andika disela.
"Kamu adalah pacar dari mantanku. Tidakkah terasa canggung untuk berteman. Atau... tujuanmu berteman denganku adalah menjalin hubungan kembali dengan Fishya di belakangku?" Pertanyaan yang benar-benar menusuk, tajam, akurat, membuat Fishya mengedipkan matanya beberapa kali. Menyakinkan dirinya sendiri bahwa ini benar-benar Virgo.
Andika hanya tersenyum."Tujuanku murni pertemanan.. Tidak ingin ada perdebatan lagi, aku sudah memiliki Erlina. Dia wanita baik, dan itu sudah cukup untukku." Jawaban yang benar-benar netral.
"Terlihat sudah! Andika ribuan kali lipat lebih baik darimu!" Bentak Erlina melangkah pergi bersama Andika.
Sedangkan Virgo yang awalnya menatap dingin kini mulai cemas."Fishya... bagaimana ini? Bagaimana jika dia benar-benar membenciku?"
"Aku siap menampungmu. Biar aku yang memungutmu, agar tidak kehujanan di buang dipinggir jalan dalam kardus." Fishya menempel manja padanya.
"Aku bukan anak kucing!" Virgo berusaha keras untuk tersenyum.
"Baik! Sekarang ini menjadi serius. Kamu ingin Erlina dan aku ingin Andika. Rencana kita adalah agar mereka berpisah. Benar?" Tanya Fishya, dijawab dengan anggukan lugu oleh Virgo.
"Cara paling aman untuk membuat mereka cemburu adalah rumor. Sebarkan rumor kalau kita tinggal bersama. Maka api cemburu dalam diri mereka akan semakin mendidih." Jelas Fishya dengan nada serius.
"Lalu?" Tanya Virgo menelan ludah.
"Hamili aku." Fishya kembali menempel.
Plak!
Kepalanya dipukul pelan oleh Virgo.
Bawa fisya sekalian..
klau ga..
Tetep di sini dengan memperluas EO nya
Buktikan kalian adalah duo rubah yg mematikan
BTW aku suka cover nya thor mnggambrkn fishya bgt🥰