Sequel Pernikahan Rahasia Anak SMA
*
*
Luna, seorang security cantik yang berhasil menggaet hati seorang putra dari CEO Perusahaan besar ternama Melviano Ar Rayyan.
Ray anak dari bos Luna, tempat dimana Ia berkerja. Ray sangat tergila-gila dengan sosok Luna, namun siapa sangka, Luna adalah anak dari wanita yang paling di benci oleh Ray.
Siapakah sebenarnya Luna? Security cewek yang berhasil membuat Ray tergila-gila?
Ikuti kisah mereka yang mengandung cinta, emosi dan airmata 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggendong Luna
Sementara itu di Butik.
"Katakan pada Mama, kenapa kamu mencari Mama? Bukankah hari ini kamu harus ke kantor?" tanya Shesa kepada Ray. Sementara Luna tengah di make over oleh Frisca.
"Kebetulan hari ini tidak ada meeting, Ray hanya ingin melihat mama saja, Ray kangen, apa itu tidak boleh?" alasan Ray membuat Shesa tertawa kecil.
"Mama kenapa tertawa? Apa Ray salah?" tanya Ray salah tingkah.
"Ray...baru juga tadi pagi kita ketemu, trus kamu sudah kangen sama Mama? Kamu kangen sama Mama apa kangen sama Luna?" pertanyaan Shesa sontak membuat Luna menoleh.
"Ya kangen sama Mama lah, ngapain kangen sama gadis itu?" jawab Ray cuek sambil memainkan ballpoint di tangannya.
"Oke...kalau begitu kamu harus bantu Mama!" seru Shesa.
Hari ini Shesa mempersiapkan menghadiri acara disebuah hotel bintang lima, malam ini juga Shesa akan membawa Luna ikut serta dalam acara tersebut.
"Memangnya apa yang bisa Ray lakukan untuk Mama?" tanya Ray
Terlihat Shesa memeriksa Frisca yang sibuk merubah penampilan Luna. Ray memperhatikan Shesa yang tampak serius membuat penampilan Luna berubah.
"Bagaimana Frisca, sudah selesai?" seru Shesa saat melihat hasil make up Frisca yang membuat Luna terlihat berubah.
"Belum Tante, tinggal lipstick nya, menurut tante warna apa yang cocok untuk Luna?" tanya Frisca.
Shesa memandang wajah Luna yang imut, sesekali ia tersenyum pada gadis yang akan menjadi menantunya itu.
"Beri warna nude saja, kulit Luna sudah sangat terang
"Luna, kamu memang gadis yang cantik sekali, malam ini aku akan membuat Ray terpesona melihatmu, setidaknya ia belajar mencintaimu walau pernikahan ini tidak ada rasa cinta, namun aku yakin, kamu adalah gadis yang mampu membuat anakku bahagia" gumam Shesa penuh harap.
"Ma...Mama belum jawab pertanyaan Ray, apa yang harus Ray lakukan Ma?" tanya Ray.
Sementara itu Frisca menghampiri Ray yang tampak gelisah itu.
"Ray, sabar dikit kenapa? Mamamu sedang sibuk" ucap Frisca sembari menepuk pundak Ray.
"Habisnya Mama lama banget sih Kak, emangnya kita mau kemana sih?" tanya Ray penasaran.
"Hari ini tuh Mamamu sedang ada acara di hotel Anggaswangi, jadi kita tuh persiapan untuk memperkenalkan koleksi terbaru, mengingat Mamamu menjadi ikon label butik terkenal" ucap Frisca menjelaskan.
"Lah terus apa hubungannya sama aku?" tanya Ray penasaran.
Tiba-tiba saja Shesa menghampiri Ray sembari membawa Luna yang sudah terlihat berbeda, Shesa sudah membuat penampilan Luna bak Cinderella yang memikat hati, penampilan Luna yang biasanya dengan seragam Security nya, sekarang berubah seratus delapan puluh derajat.
Ray menatap wajah Luna dalam-dalam, ada ketertarikan disana meskipun Ray mencoba untuk membantahnya, namun Ia benar-benar tidak bisa melepaskan pandangannya sedetikpun dari seorang Luna.
"Woi... cie...Yang lagi jatuh cinta nih ye..." sindir Frisca sembari menyenggol badan Ray. Sejenak Luna menundukkan wajahnya, terlihat pipinya yang mulai memerah, sementara itu Ray cuma membuang wajahnya asal.
Tampak keduanya salah tingkah, Shesa melihat putranya yang tampak gugup, sementara Luna terlihat malu malu meong saat dihadapkan oleh calon suaminya.
"Ray...Mama minta tolong, kamu antar Luna menuju hotel Anggaswangi, sementara Mama dan Frisca ada di mobil yang berbeda, kita berangkat malam ini, Mama sudah bilang sama Papa mu, Papa juga ikut menghadiri acara tersebut, jadi kamu bisa mengikuti nya meskipun tanpa undangan" seru Shesa kepada putra sulungnya.
"Ray, Mama berharap kamu bisa dekat dengan Luna, ini kesempatan Mama untuk mendekatkan kalian berdua, semoga saja kalian tidak bertengkar lagi" gumam Shesa sembari melihat wajah Ray yang mulai salah tingkah.
"Ta_tapi Ma, kenapa harus Ray? Kan bisa bareng Mama?" bantah Ray.
"Salah sendiri kamu datang kesini, ya kamu harus bantuin Mama, di mobil Mama sudah penuh barang-barang, biasanya model Mama pake mobil sendiri, nah Luna bareng siapa dong? Masa Mama tega sih nyuruh Luna berdesakan di mobil Mama" alasan Shesa agar Ray mau mengantarkan Luna.
"Em...tidak apa-apa Bu Shesa, saya nggak papa kok meski desak-desakan, daripada bareng dia" ucap Luna.
"Ehh...siapa juga yang mau nganterin kamu, jangan GR deh ya" balas Ray.
Shesa dan Frisca yang melihat keduanya saling beradu, tampak menggelengkan kepala.
"Sudah sudah, Ray jangan membantah Mama, dan kamu Luna ikuti saja perintah saya, pokonya Mama tidak mau ada tapi-tapian lagi, sekarang cepat bawa Luna ke mobilmu Ray, Mama dan Frisca akan menyusul dibelakang mobil kalian, ayo... segera, Mama tidak mau terlambat" ucap Shesa sembari menyerahkan tangan Luna kepada Ray.
"Aduh...aduh... gemetaran nih tangan, aduh Bu Shesa, kenapa sih harus cowok ngeselin ini" gumam Luna dengan wajah yang tegang.
"Ayo Ray, bawa Luna cepat!" seru Shesa
Tanpa bicara sepatah katapun, Ray menyambut tangan Luna.
"Deg"
"Omaigad, kok deg-degan banget nih, plis plis plis aku ingin keluar dari situasi ini" Luna benar-benar merasa gugup dan tak nyaman saat tangan besar Ray mulai menggenggam tangannya erat.
Kemudian Ray membawa Luna keluar dari ruangan tersebut, tampak Shesa dan Frisca tersenyum bahagia melihat kemesraan mereka berdua.
"Tante hebat, bisa membuat mereka jalan berdua" ucap Frisca
"Tante tidak salah lagi Frisca, Luna adalah gadis pilihan yang tepat, Ray masih belum menyadari bahwa kehadiran Luna sudah merubah hidupnya" seru Shesa tersenyum.
Sementara itu Ray menggandeng tangan Luna hingga keluar butik, tampak seluruh pegawai Shesa memperhatikan kedatangan mereka berdua.
"Eh...coba lihat deh, itukan Luna, kok dia bisa berubah gitu"
"Aduuh mereka so sweet banget"
"Pantes aja Tuan muda Ray jadi takluk tuh"
"Luna beda banget sumpah"
"Iihhhh bikin ngiri deh, kita ajah nggak pernah dilirik sama sekali sama Tuan muda Ray"
Para pegawai terlihat saling berbisik. Tampak Luna tidak nyaman dengan orang-orang sekitar yang memperhatikan nya.
Tiba-tiba saja Luna menarik tangannya dari genggaman Ray, dan spontan Ray berhenti dan menoleh kearah Luna.
"Aku bisa jalan sendiri" ucap Luna
"Ya sudah terserah" jawab Ray sembari berlalu meninggalkan Luna.
Ray berjalan menuju mobil nya yang terparkir sedikit jauh dari Butik, sementara Luna terus berjalan dengan sepatu hak tingginya, Ia sedikit tertatih saat melangkahkan kakinya, Luna belum terbiasa dengan sepatu hak tinggi yang ia pakai malam ini.
"Oh...ya ampun, sakit banget pake sepatu ini, nggak bisa jalan cepat, hei tunggu...tunggu aku!" pekik Luna sambil berjalan setengah berlari karena Ray sudah berjalan jauh disana.
Ray tidak menghiraukan ucapan Luna, ia terus berjalan menuju mobil nya. Dan tiba-tiba saja.
"Awwww"
Spontan Ray menoleh ke belakang, dilihatnya Luna yang sedang terjatuh akibat hak sepatu yang terlalu tinggi. Ray berlari menghampiri Luna.
"Aduhh, kakiku...sakit" pekik Luna sembari memegang pergelangan kakinya yang sakit.
Dan tiba-tiba saja Luna merasa ada orang yang mengangkat tubuhnya.
"E ...e...e...e...kamu!" Luna melihat Ray yang sudah meraih tubuhnya dan menggendongnya.
Spontan Luna melingkarkan tangannya pada leher kekar Ray, dan lagi-lagi pandangan mata itu saling bertemu, Ray membawa Luna menuju mobil yang terletak 15 meter dari mereka saat ini.
"Ada apa dengan diriku, kenapa aku sangat nyaman saat dia berada disampingku, pria menyebalkan ini membuatku tak bisa bergerak"
"Oh ...Sh it, aku benar-benar tidak bisa berpaling dari gadis ini, apa mungkin aku mulai menyukainya, came on Ray...kamu jangan mudah menyerah dengan gadis seperti dia, dia bukan gadis pilihan mu"
Tak terasa mereka sudah sampai di mobil, Ray menurunkan tubuh Luna dengan hati-hati.
"Terimakasih" jawab Luna lirih
"Lain kali, hati-hati... merepotkan saja" ucap Ray yang masih terlihat cuek sembari membukakan pintu mobil untuk Luna.
Luna melihat wajah Ray yang tampak salah tingkah. Terlihat Luna senyum-senyum sendiri.
"Kamu kenapa senyum-senyum nggak jelas?" tanya Ray penasaran.
"Kamu lucu juga kalau lagi jutek" ucapan Luna sontak membuat Ray terdiam dan tersenyum tipis.
BERSAMBUNG
🔥🔥🔥🔥🔥🔥
...Aduh.... benih-benih cinta itu mulai tumbuh beb 🤭...
bayangkan cerita awal sendiri si lunabuat para preman bonyok
eh begitu brrhadapan dgn Rey jadi melempem
yang dulu kena hasut ibu siska
kipas sayang kipas 🤣😂🤣