brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Beberapa saat kemudian, terjadi aksi kejar-kejaran di antara mereka berdua. dan hal itu membuat semua orang yang ada di sana, memandang ke arah mereka dengan ekspresi penuh tanya.
Karena merasa sangat malu, pada akhirnya Asmirandah memutuskan untuk segera keluar dari pusat perbelanjaan itu dengan menahan malu. karena aksinya itu, mengundang perhatian dari banyak orang.
Sementara Zidane yang ada di sebelahnya, tidak dapat menahan tertawanya. laki-laki berkulit hitam manis itu, seketika tertawa terbahak-bahak setelah mereka berhasil keluar dari pusat perbelanjaan termewah di negara itu.
"apakah puas sudah menertawaiku?"tanya wanita itu menatap tajam ke arah Zidane. membuat laki-laki itu, seketika menghentikan aktivitas tertawanya.
"ya ya maaf. ini buat kamu."ucap laki-laki itu Seraya menyerahkan DVD itu pada Asmirandah.
Membuat wanita itu yang awalnya cemberut, seketika membulatkan kedua matanya dengan raut wajah yang berbinar-binar.
"makasih Abang sayang."tanpa sadar karena saking girangnya, wanita itu sampai mengatakan sesuatu hal yang tidak sama sekali disadari oleh wanita itu. dan setelah mengatakan hal itu, kedua tangan wanita itu langsung menutup mulutnya yang sedikit terbuka akibat rasa terkejut itu.
"ka.. kamu bicara apa tadi?"tanya laki-laki itu dengan tubuh menegang dan nada suara terbata-bata.
Seketika itu pula membuat Asmirandah yang mendengarnya, menjadi salah tingkah. tanpa mengatakan sepatah kata pun, wanita itu segera melangkahkan kakinya menghindar dari laki-laki itu. setelah berhasil mengambil DVD itu dari tangan Zidane.
"hei tunggu Asmirandah!"teriak Zidane. saat laki-laki itu, baru saja tersadar dari rasa terkejutnya. namun sayangnya, sepertinya usahanya itu sia-sia. karena Asmirandah sudah terlebih dahulu masuk ke dalam mobil. dan dengan segera, melajukan kendaraan itu secepat mungkin.
"aku tidak boleh kehilangan dia."setelah mengatakan hal itu, Zidane segera memasangkan helm di kepalanya dengan cepat. dan dengan segera, mulai melajukannya dengan kecepatan di atas rata-rata. beruntungnya kali ini, laki-laki itu menggunakan kendaraan roda dua.
Sehingga dirinya, dengan leluasa dapat menyalip kendaraan-kendaraan yang ada di sana. sehingga dengan mudah, Zidane dapat mengikuti mobil milik wanita itu.
***
Sementara itu di dalam mobilnya, Asmirandah tampak sekali merutuki kebodohannya. tampak jelas wajah dari wanita itu, merah padam karena menahan malu akibat kata-kata yang keluar dari mulutnya itu.
"dasar bodoh bodoh bodoh bodoh!"maki wanita itu Seraya memukul kepalanya beberapa kali. kemudian setelah mengatakan hal itu, Asmirandah melajukan kendaraannya secepat mungkin. dan setelah beberapa saat, wanita itu menghentikan mobilnya tepat di jalanan yang sedikit sepi.
"oh ya Tuhan. apa yang aku lakukan?"tanya wanita itu Seraya memejamkan mata. kemudian, dirinya melihat DVD yang ia letakkan sembarang arah. tiba-tiba saja wanita itu tersentak kaget saat mendengar kaca mobil di sebelahnya diketuk oleh seseorang. dan dengan segera, wanita itu menoleh ke arah sumber suara.
Seketika itu pula, raut wajah wanita itu menjadi merah padam. malu, marah, dan juga kesal, ketika berkumpul menjadi satu saat melihat siapa orang yang ada di sebelah mobilnya saat ini.
"tamatlah riwayatku."gumam wanita itu seraya memejamkan mata. tak lama berselang, akhirnya Asmirandah memberanikan diri untuk membuka pintu mobilnya. dan tak berselang lama, wanita itu keluar dari kendaraan roda empatnya itu.
"ha... halo Bang, a..ada apa?"tanya wanita itu dengan nada suara terbata-bata. sungguh saat ini, Asmirandah menginginkan untuk menghilang dari hadapan laki-laki hitam manis itu. Karena rasa malu Yang telah menguasai hati dan juga jiwanya.
Seketika itu pula, Asmirandah berandai-andai. andai saja dirinya tidak bertemu dengan laki-laki itu, andai saja dirinya tidak gegabah, dan andai saja dirinya tidak keceplosan memanggil laki-laki itu dengan kata sayang, mungkin semuanya tidak akan seperti ini.
Namun itu tidak patut untuk disesali. karena semuanya telah terlanjur dan juga telah terjadi. sesuatu yang telah terjadi itu, tidak akan mungkin bisa ditarik kembali. begitu pula dengan kata-kata yang dilontarkan oleh Asmirandah. tidak dapat ditarik kembali.
"untuk masalah tadi? aku tidak bermaksud untuk mengatakan hal itu. aku hanya merasa sangat senang karena mendapatkan DVD kesukaanku tanpa harus bersusah payah mengantri seperti biasanya."tidak ingin laki-laki berkulit hitam manis itu semakin jauh dengan kesalahpahaman itu, Asmirandah dengan segera memberikan alasannya.
Kening wanita itu seketika mengerut, saat tidak mendapati sahutan apapun dari laki-laki yang ada di hadapannya saat ini. karena merasa penasaran, dengan perlahan-lahan wanita itu mulai menegakkan kepalanya. untuk melihat ekspresi dan reaksi dari laki-laki itu.
"kenapa dia malah berdiam diri seperti itu? apakah dia tidak percaya dengan alasanku? kalau begitu, aku harus mencari alasan apalagi untuk meyakinkannya?"pertanyaan demi pertanyaan seketika memenuhi rongga kepalanya saat melihat raut dan ekspresi jari laki-laki itu.
"ke.. kenapa malah melihatku seperti itu? apa ada yang aneh?"tanya Asmirandah dengan raut wajah gugup.
"tentu saja aneh. aku sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. aku menganggapnya, kata-kata yang keluar dari mulutmu itu sebagai kata-kata pujian Karena aku telah memberi sesuatu yang kau inginkan."ucap Zidane dengan santainya.
Tentu saja hal itu sukses membuat Asmirandah yang mendengarnya, seketika menganga tak percaya. namun tak lama kemudian, wanita itu kembali ke ekspresinya yang semula.
"o..oh, baguslah kalau begitu. Lalu, untuk apa kau mengejar ku?"tanya wanita itu dengan raut wajah yang masih sedikit gugup.
"tentu saja minta bayaran."jawab Zidane cepat.
Kening Asmirandah kembali mengerut. saat mendengar penuturan dari laki-laki itu."bayaran apa?"tanya Asmirandah dengan raut wajah polosnya.
"tentu saja DVD yang aku belikan itu. semua itu tidak gratis."ucapnya dengan nada yang sangat datar.
Entah mengapa ekspresi wajah dari laki-laki itu, membuat Asmirandah merasa sangat takut. dan entah pikiran gila dari mana, karena Asmirandah merasa, perubahan raut wajah dari laki-laki itu terjadi setelah dirinya mengatakan bahwa itu semua hanya salah paham.
"aish kenapa kamu malah jadi percaya diri sekali seperti ini? mana mungkin laki-laki itu menyukaimu? sadarlah Asmirandah! dasar bodoh!"ucapnya Seraya menggerutu kesal dengan pikiran anehnya itu.
Tanpa menunggu lama, wanita itu segera membuka pintu mobilnya untuk mengambil sesuatu. dan tak lama berselang, wanita itu keluar dengan membawa dompet yang ada di tangannya.
"berapa semuanya?"tanya Asmirandah tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya.
Sementara Zidane yang mendengar itu, sejenak terdiam. dan tak berselang lama, laki-laki itu menyebutkan nominal yang harus dibayar oleh wanita itu.