NovelToon NovelToon
SIN AND HOLINESS

SIN AND HOLINESS

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Zombie / Iblis / Kebangkitan pecundang / Dunia Lain / Penyelamat / Light Novel
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rifki Arifandi

Bercerita tentang kehidupan manusia yang terusik dengan keberadaan iblis, sehingga terbentuk suatu kelompok pembasmi iblis.

Diawal cerita pemimpin kelompok pembasmi iblis berhasil membunuh raja iblis yang sangat kuat tetapi harus mengorbankan nyawanya.
Perseteruan antara iblis dan manusia tidak sampai disitu, terus berlanjut pada keturunan berikutnya. Keturunan inilah yang menjadi akhir dari perseteruan antara iblis dan manusia.

Tokoh utama : 2 anak kembar anak dari pimpinan kelompok pembasmi iblis awal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifki Arifandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#15

...PEMBURU BERDARAH DINGIN...

Setelah mengalami perubahan sifat, karena kehilangan orang yang sangat ia cintai, Jud terus menjalani hidupnya. Hidup di tengah hutan belantara.

Mencari makanannya sendiri untuk bertahan hidup. Suatu ketika Jud, sedang berburu di tengah hutan terlihat ada segerombolan macan kumbang yang sedang makan buruannya.

Bukannya lari melihat banyak sekali macan kumbang di hadapannya, Jud malah mendekati segerombolan macan kumbang. Ada salah satu macan kumbang yang sangat ganas melihat Jud mendekat, ikut berjalan mendekati Jud. Sepertinya macan tersebut adalah pimpinan dari gerombolan macan kumbang yang ada di hadapan Jud.

Banyak sekali bekas luka di wajahnya, bertanda macan yang mendekati Jud adalah petarung ganas. Jud mempercepat gerak kakinya, berlari sambil menarik pedang yang ada di pinggang. Macan kumbang itu pun ikut berlari seperti ingin memangsa Jud.

“Haha… harusnya memang seperti itu!” Jud berlari sambil berkata dan tertawa kegirangan.

Pedang mulai dihempaskan ke arah wajah macan, macan itu menepis dengan kuku tajamnya. Tubuh kecil Jud bergerak lincah terus memberikan serangan-serangan kuat.

Macan yang tak mau kalah, membalas semua serangan Jud. Macan ini berbeda dengan macan kumbang pada umumnya, energi alam dan instingnya sangat kuat untuk bertarung.

“Sialan kau macan, ternya kau kuat juga!” ucap Jud nafasnya terengah-engah.

Jud mulai serius melawan macan kumbang yang ada di hadapannya, mengumpulkan energi, dan energi itu di fokuskan ke tangannya. Sekarang tangannya bergerak seperti kapas, sangat ringan, ini menguntungkan untuk Jud, karena tangannya leluasa bergerak cepat. Berlari secepat kilat, tanpa basa-basi langsung menebas dengan kekuatan penuhnya.

Jud terheran-heran, matanya terbelah nga. Macan kumbang bisa menghindari serangan sekuat dan secepat itu. Bahkan dengan santainya, macan itu langsung menghempaskan cakar tajamnya ke arah wajah Jud. Sempat menghindar, tapi salah satu cakarnya menggores mata Jud.

Melompat ke atas pohon, Jud berkata, “Sungguh kau lebih kuat dari semua iblis yang pernah ku kalahkan selama ini.” Darah menetes, tangannya memegang mata yang terluka.

Jud mulai marah saat melihat darah yang ada di tangannya, wajahnya terlihat sangat kejam, alisnya bergerak ke atas, matanya melotot. Pertarungan mulai sengit, baku hantam tidak terhindarkan. Pupil mata Jud bercahaya, kekuatannya sudah tahap maksimal.

“Ini adalah serangan terakhirku, setelah ini aku sudah tidak mempunyai kekuatan lagi untuk melawan mu.” Jud bersiap, kaki kanannya menghentak ke tanah. Pedang yang ia pegang mengeluarkan percikan energi.

Langit berubah menjadi gelap, petir menyambar. Macan kumbang yang merasakan kekuatan itu, langsung berlari sangat cepat ke arah Jud.

Wuss… terdengar suara hembusan angin, Jud sudah tidak ada di tempat. Sring… suara sabetan pedang terdengar.

“BARK!” ucap Jud. Jud sudah berada di belakang macan kumbang. Tanpa pandang bulu dan belas kasih Jud menebas macan itu. Jud terlihat seperti pemburu berdarah dingin.

Dengan jurus yang diberi nama Bark, Jud menebas bagian perut Macan kumbang. Jud memasukkan pedangnya ke dalam sarung pedang, macan itu tergeletak, tapi tidak mati. Jud pun terjatuh kehabisan tenaga. Tergeletak bersebelahan dengan macan yang sedang sekarat, tubuh Jud dipenuhi luka cakaran.

Setelah tersadar, Jud merasa tubuhnya sangat sulit untuk digerakkan, mencoba menggerakkan kaki, tapi tak bisa. Masih dalam kondisi berbaring, Jud melihat ke samping, macan kumbang ternyata masih bernafas, matanya masih terbuka.

Mencoba mengumpulkan energi, kaki Jud perlahan bisa digerakkan. Setelah sudah bisa berdiri dan berjalan, Jud mengangkat macan kumbang ke tempat yang lebih aman.

Melihat tubuh macan kumbang yang luka lebih parah, Jud mencari tanaman obat dan mengobatinya. Meski usianya masih 7 tahun, tapi pengetahuannya tentang tanaman obat sangat baik. Jud menolong macan itu karena, macan itu sangat kuat dan bisa menemaninya bertarung melawan iblis.

Gurunya dulu sering memberikan ilmu tentang pengobatan, dari tanaman obat sampai merawat orang yang terluka. Sekarang ilmu itu bisa dipakai untuk mengobati macan dan tubuhnya sendiri.

Sejak saat itu, Jud sudah menganggap macan kumbang itu adalah temannya sendiri dan macan kumbang itu diberi nama Kio. Setelah sembuh dari lukanya, Kio sangat jinak dengan Jud.

“Apapun yang terjadi aku akan melindungi mu,” ucap Jud sembari mengelus kepala Kio.

Kio menjilati Jud, mereka sangat dekat. Berburu makanan bersama, tidur pun bersama. Usia yang masih sangat muda, sifat meniru apa yang ada di sekitarnya membuat sifat dan kelakuan Jud sama seperti Kio.

Awal sudah sangat bengis dan kejam, sekarang Jud lebih dari kejam. Tetapi, kemampuan bertarungnya berkembang secara pesat. Selama ini Jud sangat ingin bertemu dengan iblis yang telah membunuh gurunya. Membalas kematian gurunya.

Suatu ketika ada sebuah kejadian yang membuat Jud sangat putus asa, badan yang selalu ia latih dan tempa layaknya bukan manusia lagi, ternyata memiliki batasan.

Kio dan Jud waktu itu sedang memburu iblis yang tinggal di tengah hutan. Dengan sangat mengejutkan, tiba-tiba Kio terpental jauh menatap pohon besar.

Jud bingung siapa yang menyerang Kio sampai-sampai tidak berdaya seperti itu. Padahal Kio adalah macan yang memiliki kemampuan bertarung sangat hebat.

Dengan penciumannya Kio mampu mendeteksi keberadaan iblis, meski keberadaan iblis itu masih jauh. Jud berlari menghampiri Kio, memastikan kalau Kio baik-baik saja. Setelah memeriksa, ternyata tulang kaki Kio patah. Kio tidak bisa bertarung lagi.

Jud mencoba mengumpulkan semua kekuatannya, matanya mulai melirik ke kanan dan ke kiri. Tapi, sekali lagi sangat disayangkan Jud tidak melihat apapun, bahkan merasakan keberadaan iblis pun tidak.

“Keluar kau Iblis!” teriak Jud sambil mengarahkan pedang ke hadapannya.

Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba petir menyambar ke arah Jud. Dengan gerakan yang sangat cepat Jud menghindar. Berlari secepat kilat, mengangkat tubuh besar Kio dan menaruhnya di tempat tersembunyi. Jud keluar dan menantang Iblis itu untuk bertarung dengannya.

Sekali lagi Jud berteriak, “Keluar kau Iblis!”

Di balik pohon Iblis keluar, tubuhnya sangat besar. Memiliki tanduk panjang dan runcing. Wajahnya menyerupai kambing.

“Sombong sekali kau anak muda, kekuatanmu sungguh tak sebanding denganku! Mendekat lah akan ku beritahu sekuat apa aku!” ucap Iblis.

Jud mendekat, tapi entah kenapa kakinya bergetar hebat, seperti sangat ketakutan. Dengan semua kekuatannya Jud melompat ke arah iblis dan mengayunkan pedangnya. Saat pedang yang sudah dilapisi dengan energi maksimal mengenai tubuh Iblis itu, sayang sekali tubuh iblis tidak tergores sama sekali.

“Dengar anak manusia, aku raja iblis tanah. Tak sebanding dengan bocah ingusan sepertimu!”

Buk… suara hantaman terdengar. Jud terpental lebih jauh, jika dibandingkan dengan Kio. Tulang rusuknya patah, darah keluar dari mulut dan lubang hidung.

Kio yang melihat Jud sekarat, mencoba untuk mendekat, berjalan menyeret sebelah kakinya. Kio tak sanggup lagi, dan tergeletak sebelum sampai di tempat Jud berada.

“Aku tau kau telah membunuh banyak bawahanku, jika kau masih bisa hidup dengan luka seperti itu. Jadilah kuat dan bertarung denganku. Aku bosan bertarung dengan orang lemah!” kata Iblis itu, perlahan menghilang.

Meski lukanya sangat parah, Jud masih sadarkan diri. Menahan rasa sakit yang luar biasa, untuk berkata sepatah kata pun tak sanggup, karena luka yang ia derita. Hanya bisa saling bertatapan dengan Kio. Sang pemburu berdarah dingin akhirnya tumbang tak berdaya.

1
Iqbal Bait
. semangat bro
R. A
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!