21+
Pernikahan yang dianggapnya sempurna telah ternoda dengan pengkhianatan , membuat Yuda seakan mati rasa dan tak percaya lagi dengan yang namanya cinta .
Tapi ...demi sang buah hati yang begitu merindukan sosok seorang ibu , ia rela melakukan apapun , bahkan untuk membuat perjanjian pernikahan dengan seorang wanita yang baru dikenalnya .
Apa ia bisa menerima orang yang baru dikenalnya untuk menjadi ibu baru anaknya ?
Atau ia akan mempertahankan cintanya hanya untuk seseorang yang pernah sangat menyakitinya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon difadipho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
" Masih aja sibuk , ini udah jam makan siang loh ..."
Laura membuka pintu ruangan dan Arya yang tengah memeriksa dokumen , menatapnya kaget .
Mereka tidak ada janji bertemu hari ini .
" Laura ..."
Laura berjalan masuk dan duduk di sofa sampingnya .
" Duit kamu nggak bakal habis 7 turunan , kenapa masih sibuk kerja terus sih ...?!" Gerutunya .
Arya terbahak mendengarnya .
" Tumben ...siang-siang kesini , biasanya nongkrong di cafe ."
Ejek Arya .
Laura mendesah kesal ." Nggak ada temannya ."
Arya menatapnya ." Itu berarti ...udah nggak boleh nongkrong-nongkrong lagi ."
Laura melotot . " Iiiih ....nggak ya , emang aku kayak kamu ... sibuk kerja terus , sekali-sekali main kenapa ..."
Arya kembali mengambil dokumen yang di meja , tapi dengan cepat Laura mencegahnya .
" Udah yuk sekarang temenin aku ." Ia menarik tangan Arya .
" Kemana ?"
" Ke Coffe shop dibawah itu ...kan aku belum pernah kesana ."
" Nggak ah bosen ." Tolaknya .
" Ayolah , kita belum pernah keluar bareng kan ..." Rayunya .
Arya menatapnya , lalu mengangguk .
Laura tersenyum senang , lalu mereka berjalan keluar .
Sampai dibawah , mereka hanya berjalan kaki karena coffe shop ada tepat di sebrang kantornya .
" Emang kamu sering kesini ?"
Mereka sudah sampai di coffe shop dan duduk teras belakang .
" Pak Arya ." Sapa seorang laki-laki yang nampak keluar dari ruangan di belakang .
" Pak Sam ...apa kabar ?"
" Alhamdulillah ...saya dari luar kota , makanya lama nggak kesini ." Lalu ia menatap ke arah Laura ." Apa ini calonnya ?" Tanyanya lagi .
Laura balas menatapnya , tanpa menjawab .
" Bukan , ini teman saya ." Jawab Arya , yang cukup membuat Laura menghela nafas .
" Oh baiklah ...silahkan menikmati ." Ucapnya lagi , karena berbarengan dengan pesanan mereka yang diantar .
Arya mengangguk , lalu laki-laki itu berjalan keluar .
" Siapa ?" Tanya Laura , begitu hanya tinggal mereka berdua .
" Yang punya tempat ini ."
" Oh ya ..?" Laura nampak kaget ." Kamu kayak akrab banget ."
" Ya iya , aku sering meeting disini juga ."
Arya meminum hot capuccino pesanannya tadi .
" Aku mau nanya sesuatu ,boleh ?" Ucap Laura tiba-tiba .
Arya menatapnya . " Iya ..." Jawabnya , sambil menaruh lagi cangkir di meja .
" Kamu kenapa tiba-tiba mau nikah ?"
Arya diam .
" Hey ... jawab ."
" Sasa mau punya Mama lagi ..." Jawabnya pelan .
" Cuma itu ...?"
Arya mengangguk .
" Apa ...itu artinya kamu nggak cinta sama Luna ?"
Tak ada jawaban , ia hanya tersenyum tipis .
Laura menarik nafas panjang ." Apa kamu yakin , ini terlalu cepat ,bukan ?"
" Lebih cepat lebih baik , yang penting Sasa bahagia ."
" Tapi nggak harus mengorbankan kebahagiaan kamu juga kan ...?"
Arya menatapnya lekat ." Kebahagiaan Sasa akan menjadi kebahagiaan buat aku juga ."
Laura menyandarkan punggungnya di kursi .
Sementara di rumah Arya ...
Luna baru saja sampai , setelah tadi ia menjemput Sasa pulang sekolah karena kebetulan Bu Karina ada keperluan mendadak .
" Luna maaf ya jadi ngerepotin , tadi ada keperluan mendadak , kebetulan juga Mia ikut tadi ..." Karina berjalan keluar melihat mereka datang .
" Nggak Papa Bu , saya juga nggak sibuk kok ."
" Tante makan ice creamnya sekarang ... " Rengek Sasa ,tadi mereka mampir membeli ice cream di mini market .
" Ganti baju dulu ...nanti seragamnya kotor ."
" Iya Sa ...ganti baju dulu sama Suster Mia ya .." Sambung Karina .
Sasa menggeleng ." Sama Tante aja ." Pintanya , tak melepas tangannya dari genggaman Luna .
" Ya sudah ..." Ucap Karina akhirnya .
Sasa menarik tangan Luna masuk .
Di coffe shop...Laura masih terus bertanya-tanya , meski tak mendapat jawaban yang cukup memuaskan tentunya .
" Memangnya Sasa udah lama kenal sama Luna ?"
Arya menggeleng .
" Tapi kok mereka bisa langsung dekat ...yang aku tahu Sasa cukup sulit dekat dengan orang yang baru kenal ."
" Itu dia ...aku juga heran , Sasa bahkan langsung dekat saat pertama bertemu Luna ."
Laura diam sebentar . Ia juga cukup dekat dengan Sasa ,tapi tak bisa lebih dari itu .
Sementara Luna yang baru kenal , bisa langsung mengambil hati Sasa . Untuk sekarang ia benar-benar kalah . Jangankan untuk mengambil hati laki-laki di depannya , kalau untuk mendapatkan hati Sasa saja ia tak sanggup .
" Kalau begitu aku boleh dekat juga kan sama Luna ?" Tanya Laura lagi .
Arya mengernyitkan alis ." Maksudnya ?"
" Ya ..aku mau kenal dekat juga sama Luna ...emang nggak boleh ?"
" Boleh ..." Jawabnya pendek .
" Kalau begitu kasih nomor Luna , aku mau ajak jalan .."
Arya menatapnya curiga .
" Nggak usah ngelihatin gitu ...!" Pekik Laura ." Nggak akan ngomong macam-macam , janji ." Laura mengacungkan dua jarinya ." Aku cuma mau punya teman disini , ayolah ..." Rayunya .
Arya mengangguk juga dan mengambil ponselnya .
" Jadi boleh kan ngajak jalan ?" Tanya Laura lagi .
" Iya ,tapi bilang dulu sama aku kalian mau kemana ..."
Laura menatapnya tajam ." Kamu posesif juga ya ..." Godanya .
Arya menyeringai lebar .
Di kamar Sasa ...
Selesai mandi , Sasa mengganti bajunya dengan dress rumah .
Luna mengepang rambutnya .
" Sasa nggak pernah tidur siang ya ?" Tanya Luna sambil merapikan rambutnya .
Sasa menggeleng .
" Kenapa ?"
" Nggak mau ."
" Tapi bagus juga loh kalau Sasa mau tidur siang , kan pulang sekolah capek ."
" Nggak mau , nggak ada temannya ." Jawab Sasa .
" Kan sama Suster Mia ..."
Sasa memanyunkan bibirnya ,tapi tak lama ia menguap .
" Tuh ngantuk kan ?"
" Nggak ." Jawab Sasa berbohong ,karena Luna bisa melihat dari raut wajahnya .
" Ya udah ...gimana kalau Sasa sekarang tidur siang dulu ,ice creamnya buat nanti sore aja , mau ?" Tawarnya .
Sasa menatapnya .
" Tapi ...sama Tante ." Seru Sasa .
Luna mengangguk dan Sasa menurut .
Mungkin capek di sekolah karena tadi ada kegiatan olahraga juga , tak lama Sasa pun terlelap , setelah Luna mengusap punggungnya .
Luna membetulkan selimut nya .
Ia berniat keluar , ketika matanya menatap bingkai foto yang ada di nakas dalam keadaan tertelungkup .
Diambilnya bingkai foto itu , ternyata foto Sasa disana , terlihat masih kecil , sedang bersama perempuan yang menggendongnya .
Mungkin ini Mamanya Sasa ...
Luna menatapnya lebih dekat .
Cantik ...tak tahu kenapa , wajah ini seperti tidak asing , apa mungkin mereka pernah bertemu sebelumnya ?