Seorang Dokter muda yang jenius dan ahlibeladiri mati karena menolong anak kecil dari mobil yang akan merenggut nyawanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENYEMBUHKAN RAJA SHI.
Ketika mereka mulai masuk ke dalam Kerajaan hari sudah hampir siang. Putra Mahkota Lingzhi segera membawa Alea masuk kedalam kamar sang Ayah. Ketika Mereka sampai di depan kamar Baginda Raja, mereka berpapasan dengan permaisuri yang baru keluar dari kamar Raja.
"Zhi'er kau datang...?" seru permaisuri Shulia bahagia .
"Bunda...putra membawa tabib Hanpey Bunda..." ucap Putra Mahkota Lingzhi.
"Benarkah...di mana tabib Hanpey nya nak...?" tanya Sang Bunda dengan raut wajah bahagia.
"Ini Bunda..pria di sebelahku adalah tabib Hanpey..." kataPangeran Lingzhi.
"Apaa...Dia ..dia tabib Hanpey... Jangan bercanda Zhi'er..." seru sang Bunda agak kesal.
"Putra tidak berani Bunda...dia memang tabib Hanpey yang aku ceritakan..." kata pangeran Lingzhi dengan wajah serius .
"Tapi nak...dia sangatlah muda...apa dia mampu menyembuhkan Ayahandamu...?" ucap permaisuri Shulia tak yakin.
"Ananda yakin Bunda...." ucap pangeran Lingzhi dengan wajah meyakinkan.
"Salam sejahtera permaisuri...." ucap Alea bersama Mimi memberi salam sambil memberi hormat.
"Aku terima salam Kalian..." jawab permaisuri dengan wajah masih ragu.
"Apakah kau tabib Hanpey...?" tanya permaisuri.
"Hamba yang Mulia..."jawab Alea sopan.
"Apakah kau bisa menyembuhkan Baginda Raja...?" tanya permaisuri Lagi .
"Hamba tidak bisa menjanjikan, tapi hamba akan berusaha permaisuri..." jawab Alea.
"Baiklah ...kalau begitu kalian masuklah..." kata permaisuri mengijinkan Alea untuk memeriksa penyakit sang Baginda Raja.
"Trimakasih...ijinkan hamba memeriksa baginda Raja..." kata Alea .
"Masuklah..." jawab permaisuri dingin.
Sebenarnya dia ingin mencegah Alea masuk, tapi melihat kepercayaan di wajah sang putra pada tabib Hanpey membuat permaisuri tak berdaya. Apalagi saat ini sang baginda dalam keadaan kritis , sedang para tabib sudah angkat tangan, mereka malah memprediksi kalau umur Baginda Raja tidak lama lagi , karena itu Permaisuri mencoba keberuntungan melalui tabib Hanpey yang di bawa sang Putra.
Akhirnya Alea masuk kedalam kamar Baginda raja bersama pangeran Lingzhi dan Mimi . Saat sampai di dalam kamar ternyata ada beberapa tabib Senior berada di dalam ruangan. Wajah mereka tua terlihat sedih dan cemas. Mereka takut nyawa sang Raja tidak dapat tertolong lagi.
"Ck...kenapa mereka mesti ada di sin , jika mereka tidak mampuh menyembuhkan penyakin Baginda..." umpat Alea dalam hati.
"Siapa pria bertopeng yang bersama Putra Mahkota itu...?" tanya salah satu tabib pada teman seprofesinya.
"Entahlah...dia bersama pangeran Lingzhi..lihat pangeran berada di belakangnya..." jawab teman yang ada di sebelahnya.
"Apakah dia seorang tabib...?" tanya sang teman.
"Mana mungkin...pria itu terlihat sangat mudah sekali..." jawab sang teman.
"Iya sich...tapi untuk apa dia datang kemari kalau bukan untuk mengobati Baginda Raja..." celetuk tabib yang lain.
"Lihatlah dia mendekati Baginda Raja..." seru seorang tabib ketika Alea melangkah mendekati sang Baginda.
Sedang saat itu Alea sedang melangkah mendekati ranjang Baginda Raja. Dia tersenyum kecil di balik topengnya ketika mendengar omongan para tabib yang ada di dalam kamar itu , yang meragukan kepandaiannya.
Ketika melihat keadaan sang Raja. Alea kaget, sepertinya sang Baginda mengalami gagal jantung, perlahan Alea mendekati Baginya Raja lalu memegang denyut nadi Baginda Raja . 😊
"Benar perkiraanku , melihat baginda yang sulit bernafas , dia mengalami gagal jantung. Ini semua karena kondisi di mana pasokan darah, oksigen dan nutrisi ke jaringan atau organ tubuh berkurang (Hipoperfusi) hingga terjadi syok. Sejak kapan ini terjadi. Kalau kelamaan bisa ikut menghilang nafas Baginda. Sepertinya aku memiliki obat obatan jaman modern di ruang dimensiku. Kayaknya ada obat Dopamin di sana, Tapi gimana aku bisa memberi suntikan obat Dopamin kalau mereka berada di sini , "seru Alea kebingungan. Tapi dia memburu waktu agar nyawa Baginda terselamatkan.
Ah ...akan kucoba meminta pangeran Langzhi untuk mengeluarkan mereka dari kamar ini, seru Akeh dalam hati.
"Pangeran .... Apakah anda bisa membiarkan hamba sendiri untuk menangani baginda Raja....?" tanya Alea pelan. Terlihat wajah penuh harap pangeran Lingzhi.
"Maksudmu...?" tanya pangeran Lingzhi tak mengerti.
Ck...katanya pintar...tapi kok telmi amat sich...seru Alea dalam hati.
"Maksud Hamba , hamaba ingin sendiri...hamba butuh ketenangan untuk mengobati Baginda Raja..." jelas Alea.
"Apakah kau bisa menyembuhkan Ayahanda...?" tanya Pangeran Lingzhi gembira.
"Akan hamba coba sebisa hamba pangeran...."jawab Alea .
"Baiklah kalau begitu kami akan membiarkan kamu berada di sini sendiri. .."jawab Pangeran Lingzhi.
"Trimakasih Baginda..." kata Alea.
Setelah itu terlihat Pangeran Lingzhi berbicara pada para tabib,
"He he he...ternyata para tabib tidak mempercayaiku, dan mereka ingin tetap disini. tapi ternyata mereka kalah dengan perkataan pangeran Mahkota. " seru Akea dalam hati. Perlahan Alea melihat mereka pergi dengan setengah hati. Setelah mereka keluar dari ruangan kamar Baginda raja, pangeran Lingzhi mendekati Alea.
"Aku serahkan keselamatan dan kesembuhan Baginda padamu..." kata pangeran Lingzhi.
"Trimakasih Pangeran...dan tolong jangar biarkan mereka mengganggu hamba sebelum hamba keluar dari ruangan ini...." ucap Alea.
"Jangan khawatirkan itu..." ucap Pangeran Lingzhi sebelum keluar ruangan. Setelah kepergian mereka Alea segera masuk kedalam ruang dimensinya. Dia mencari Obat Dopamin di dalam kotak Obat.
"Yes...ternyata kotak obat lengkap dengan obat- obat jaman modern. akhirnya Alea mengambil suntikan, obat Dopamin , glukosa ,cairan infus serta air kehidupan , tak lupa dia juga membawa obat penambah energi Qi . Setelah sampai di dalam kamar baginda Raja, Alea segera memakaikan infus di tangan Raja . Setelah itu dia melarutkan obat dopamin dengan larutan glukosa. Perlahan Alea menyingsingkan lengan baju Baginda raja. dia menyuntikkan cairan obat dopamin kedalam tubuh kurus itu. Alea membutuhkan waktu 15 menit untuk menghabiskan cairan infus yang ada di tangan sang Raja . sepuluh menit kemudian Alea melihat perubahan di wajah Baginda raja. ternyata Dopamin dudah bereaksi . Warna pucat pada wajah baginda telah mulai bersemu merah. Begitu juga nafas baginda, kini terlihat mulai normal kembali.
"Fuuuh...seperti berjalan di atas bara api..untung masih belum telat. Semoga sang Raja belum siuman sebelum Larutan infus ini habis..." ucap Alea sendiri.
"Kau berhasil Lea'er..." ucap Eagle yang ada di pundak Alea sejak tadi.
"He he he...siapa dulu...Alea..." seru Alea bangga.
"Benar...kau memang gadis jenius Lea'er..." puji Lauyan dengan bangga.
"Aku bangga padamu Lea'er..." seru White.
"Kau memang yang terbaik..." ucap Eagle.
"Trimakasih gege - gege yang tampan..." seru Alea senang. Memang mereka selalu membuat Alea bahagia . karena mereka selalu mendukung dirinya.
Setelah terlihat cairan infus habis, Alea segera melepas infus yang ada di tangan Raja Shi Rong Kyu. Ayah dari pangeran Lingzhi.
Dia segera membetulkan tidur baginda Raja dan menyelimutinya. Karena sang Raja pasti siuman 30 menit lagi , Alea segera membuka pintu kamar Baginda Raja. Ketika Alea keluar dari dalam kamar terlihat beberapa orang datang menghampirinya, termasuk pangeran Lingzhi dan permaisuri Shulian.
"Gimana keadaan raja...?" tanya Pangeran Lingzhi.
"Sebentar lagi baginda pasti siuman, jadi anda boleh menengok beliau, tapi saya minta jangan banyak suara , takutnya baginda terganggu..." ucap Alea tenang.
"Baginda tertolong....?" tanya permaisuri tak percaya.
"Benar yang Mulia..tapi beliau belum sadar, sebentar lagi beliau akan sadar kembali..." jawab Alea.
"Ya Dewa...."permaisuri segera masuk kedalam kamar Baginda raja.
"Raja tertolong....mana mungkin..." seru seorang tabib dengan nada pelan.
"Apa benar perkataan pria muda itu...?" tanya yang lain.
"Sstt...kita lihat saja kebenarannya...?"
Dan Alea hanya tersenyum mendengar pembicaraan para tabib senior yang tak percaya kemampuan Alea.
Alea segera masuk kedalam kamar kembali. Terlihat permaisuri dan putra mahkota sedang duduk di dekat pembaringan sang Raja , sedang tiga orang pangeran dan dua orang putri berdiri di sebelah ranjang Baginda . Mereka sejak tadi tidak mengeluarkan suara, hanya terlihat raut wajah mereka yang sedih dan cemas. Sedang Alea sedang berdiri bersama Mimi agak jauh dari ranjang Baginda raja.
"Apa benar Raja akan siuman Lea'er...?" tanya Mimi ragu.
"Sebentar lagi kak..." jawab Alea pelan.
'Benarkah ..." kata Mimi menegaskan .
"Hmm..." angguk Alea sambil menatap baginda raja yang kini wajahnya sudah terlihat tidak sepucat tadi.
Tak lama di depan istri dan putra- putrinya serta para tabib secara perlahan Raja membuka matanya. Dia menatap pangeran Lingzhi dan permaisuri.
"Permaisuri...Zhi'er...." ucapnya perlahan.
"Baginda..." seru permaisuri perlahan , ada air mata bahagia turun dengan deras dari kedua matanya.
"Ayahanda...." ucap pangeran Lingzhi dengan wajah bahagia.
'Ayahanda...." seru para pangeran dan putri gembira. Terlihat senyuman di wajah mereka yang cantik dan tampan.
"Aku haus..." ucap baginda perlahan.
Dengan cepat Pangeran Lingzhi menuangkan air kedalam mangkok emas yang ada di atas nakas dekat pembaringan Raja. Dia segera memberikannya pada ayahnya. Dengan perlahan pangeran Lingzhi membantu Raja untuk minum. Tanpa mereka sadari kalau air yang ada di dalam guci itu telah di ganti dan di isi dengan air kehidupan Oleh Alea tadi .
Alea tersenyum dan melirik pada para tabib yang ada di ruangan itu. Terlihat wajah kaget dan bodoh mereka. Siapa yang tak kaget ketika orang yang mereka fonis tak akan lama lagi hidupnya sekarang bernafas dengan tenang dan bisa bicara.
"Ya Dewa...Raja kita bisa tertolong..." seru salah satu dari tabib.
"Ternyata kita terlalu meremehkan tabib mudah itu..." ucap tabib yang terlihat lebih tua dari para tabib yang ada di ruangan itu. Dan Alea tahu kalau kedudukan tabib itu terlihat lebih tinggi dari pada semua tabib yang ada di ruangan itu. Mereka menatap Alea yang kini terlihat tenang menatap sang Raja.
"Aku lapar....aku ingin makan bubur..." terdengar kembali suara serak baginda Raja yang membuat semua orang tercengan.
"Baginda lapar...? Baginda mau makan...?" seru sang permaisuri gembira.
"Hmm..." angguk sang Raja.
"Pelayan...cepat kau siapkan bubur untuk Baginda..." Perintah sang permaisuri pada pelayan. kebahagiaan Sang Permaisuri terlihat kala dia menyuruh pelayan untuk segera membawakan bubur untuk sang Raja. mungkin karena perut sang Raja telah lama tidak terisi semestinya, hingga menjadi kosong, saat kesadaran mulai datang, perut sang Raja meronta minta di isi.
Melihat sang permaisuri telah menyuruh dayang untuk membuat bubur.
Terlihat dua orang wanita cantik masuk kedalam ruang kamar sang raja. Wajah kedua wanita itu terlihat sangat bahagia. Setelah melihat interaksi kedua wanita itu dengan sang permaisuri, Alea mengetahui kalau kedua wanita itu adalah selir sang Raja .
"Ck..lihatlah pasti para selir sang Raja... dasar pria jaman kuno,, seorang Raja pasti banyak istrinya " umpat Alea dalam hati. melihat wajah Alea yang cemberut, Lauyan yang ada di bahu kirinya bertanya.
"Ada apa Lea'er..." ucapnya sambil menatap wajah Alea.
"Lihatlah Yan ge...seorang Raja atau pangeran pasti banyak istrinya, karena itu aku tak ingin memiliki suami seorang pangeran atau Raja, aku takut tidak mampu merasakan kecemburuan cinta suamiku di bagi dengan wanita lain..." ucap Alea bertelepati.
"Itu memang resiko jadi istri pangeran atau seorang Raja Lea'er..." kata Lauyan.
"Karna itu aku tidak ingin berhubungan dengan seorang pangeran..." kata Alea lagi.
"Jangan lupa Pangeran Lingzhi itu juga seorang Pangeran Lea'er...apalagi sebentar lagi dia akan menjadi seorang raja lo..." goda White.
"Lo..apa hubungannya dengan diriku...?" tanya Alea heran.
"He he he...sepertinya dia mulai mencurigaimu Lea'er..." goda White kembali.
"Benar...sejak tadi aku melihat dia selalu menatap wajahmu Lea'er..." ucap Eagle ikut menggoda wanita kesayangan mereka.
"Ck kalian ini ya, nggak ada hubungannya dengan gue kalik....bodoh amat dengan dia...sudah, sudah lebih baik kita keluar dari kamar ini...bukankah lebih baik kita istirahat sebentar...kita akan kembali lagi nanti sore melihat keadaan raja..." kata Alea merubah topik pembicaraan mereka. tak urung Wajahny bersemu merah. dia tak berani menatap wajah Pangeran Lingzhi. namun perubahan wajah Alea bisa terlihat oleh pangeran Lingzhi, warna merah yang tiba- tiba ada di wajah putih Alea membuat wajah Alea menggemaskan.
Tak berapa lama seorang pelayan datang membawakan bubur buat baginda Raja. permaisuri segera menyuapi bubur yang telah di bawakan pelayan, dan bubur satu mangkok penuh telah pindah kedalam perut sang raja, semua orang yang ada di dalam kamar itu terkejut sekaligus bahagia, karena semenjak sang Raja sakit, mereka sangat sulit membuat sang Raja mau makan.
Terlihat wajah kegembiraan di wajah semua orang yang ada di ruangan itu.
"Maaf permaisuri...tolong minumkan obat ini satu butir setiap hari setelah Baginda Raja selesai makan. ..." ucap Alea sambil menyerahkan botol giok kecil pada permaisuri. Permaisuri menerima botol kecil itu. dan dia memeriksa isinya. Saat tutup botol terbuka tercium harum ramuan obat dari dalam botol kecil itu. dan semua orang yang ada di ruangan itu bisa mencium harum aroma ramuan obat yang Alea berikan pada permaisuri. mereka semua tertegun menyadari obat apa yang Alea berikan.
"Ramuan Qi...." seru mereka dalam hati. ramuan Qi adalah ramuan obat penambah kekuatan atau energi untuk menyerap Qi yang akan membuat si peminum merasa kesehatan dan kekuatannya kembali pulih, Ramuan Qi juga membuat si peminum akan mudah menyerap Qi dari sekitar hingga mereka akan lebih mempermudah menaikan level . ramuan ini sangat sulit di cari atau membuatnya, banyak para Alkemia yang sering gagal membuat ramuan ini. apalagi agak sulit mencari bahan ramuan itu. hingga membuat ramuan itu sangat langkah dan harganya mahal sekali . Begitu juga dengan Putra Mahkota dan para pangeran dan putri. mereka terkejut dengan obat yang Alea berikan pada sang Ayah.
"Tabib...kau memberi ramuan ini untuk Baginda...?" tanya Pangeran Lingzhi.
"Benar pangeran...kenapa...? apa tidak boleh...?" tanya Alea heran.
"Bukan...bukan begitu...tapi apakah kau tidak apa- apa memberikan ramuan ini pada Baginda Raja....?" tanya Lingzhi kembali. dia merasa tak percaya jika obat semahal dan langkah dengan mudah Alea berikan pada Raja.
"Maksud Pangeran...?" tanya Alea tak mengerti. Apa masalahnya dengan ramuan yang dia buat itu.
"Pil ini sangat langkah dan mahal... kami para ahli beladiri sulit mencari pil ini, karena pembudidaya kesulitan membuat pil ini, juga bahan untuk pil ini sangat langkah, apakah kau tak keberatan memberikan pil ini pada Ayahanda apalagi kau memberikan pada Ayahanda tiga buah Pil Ramuan Qi...?" tanya Pangeran Lingzhi dengan menatap wajah Alea.
"Oo..seperti itu...aku kira ada masalah dengan ramuan itu, nggak masalah Pangeran...hamba akan memberikan pil itu pada Raja demi kesembuhan..." jawab Alea ringan.
Semua orang merasa iri ketika mendengar perkataan Alea, mereka para tabib dan semua orang tahu obat yang ada di dalam botol itu sangat mahal dan langkah . tapi dengan entengnya Alea memberikan tiga butir ramuan Qi pada sang Raja. Sedang sang pemilik Obat hanya cuek saja. permaisuri terharu mendengar omongan Alea. ternyata pria yang dia sepelehkan adalah seorang tabib jenius yang ramah, sopan dan baik Hatinya.
"Terimakasih Tabib Hanpey..." ucap Permaisuri.
"Hamba permaisuri..." jawab Alea lembut sedang sang Putra Mahkota menatap Alea tajam Dia semakin femiliar menatap mata lentik itu .hatinya merasa berdebar tanpa sebab,
"Aku akan menyelidiki peria ini sendiri...kenapa dadaku semakin berdebar saat menatap matanya, perasaan ini tidak pernah aku rasakan selama hidupku..batin Putra Mahkota Pangeran Lingzhi.
Karena badannya merasa lelah dan dia juga merasa tatapan pangeran Lingzhi semakin sering yang membuat dirinya tak enak. Alea ingin segera mengundurkan diri dan pergi dari ruang sang Raja lebih dulu.
"Maaf putra mahkota, permaisuri karena keadaan baginda sudah agak baikan, hamba mohon diri dulu , Hamba dan kakak saya akan kembali kepenginapan lebih dahulu...nanti sore hamba akan kembali kemari lagi..." ucap Alea sambil menunduk hormat.
"Lo..kenapa kalian mesti tinggal di penginapan...? kalian tamu kami, kalian juga tabib sang Raja, jadi kalian harus tinggal di sini di lingkungan kerajaan..." ucap sang permaisuri .
"Tapi maaf..." belum selesai Alea berucap Pangeran Lingzhi sudah memotong pembicaraannya.
"Ini perintah tabib...kau tidak bisa menolaknya...." ucap Pangeran Lingzhi sambil memandang Alea tajam.
Permaisuri, Raja dan semua orang heran melihat Pangeran Lingzhi banyak omong hari ini, dan kesannya Dia tak ingin tabib Hanpey keluar dari lingkungan kerajaan .
"Baiklah kalau begitu hamba akan tinggal di kerajaan...." kata Alea pasrah.
"Aku akan mengantar kalian ,...Ayahanda, Bunda ananda mohon diri dulu...." ucap Pangeran Lingzhi yang membuat semua orang semakin heran.
"Ada apa ini....kenapa Putra Mahkota peduli pada seorang tabib..." batin mereka. Sedang Alea tertegun mendengar perkataan Pangeran Lingzhi,
"Ya ampun...kenapa mesti dia sich yang harus pergi mengantar kami...kan masih banyak pelayan atau pengawal yang bisa mengantarkan kami...." seru Alea dalam hati.
"Pergilah nak...." kata sang Baginda Raja sambil tersenyum lembut.
Pangeran Lingzhi segera keluar di ikuti Alea dan Mimi setelah memberi salam. Pangeran Lingzhi membawa Alea berjalan bersama di koridor kerajaan . Banyak pelayan dan prajurit melihat mereka berjalan bersama. mereka bertanya- tanya , Siapa pria yang memakai topeng yang sedang berjalan dengan sang calon raja mereka itu ya...?" kata mereka dalam hati.
"Lihatlah betapa tampannya Pangeran Lingzhi...." kata seorang pelayan.
"Iya...betapa beruntungnya gadis yang akan jadi pendamping putra Mahkota..." kata yang lain.
"Lalu siapa pria yang sedang berjalan bersamanya itu...?' tanya salah satu pelayan .
"Entahlah...dia bertopeng, tapi aku yakin dia seorang pria tampan..." kata pelayan pertama.
"Kau itu sok tahu.. dia memakai topeng mungkin karena wajahnya menakutkan karena terlalu jelek..." kata pelayan yang baru datang.
"Kau itu memang orang yang sirik... bukankah kita bisa melihat kehalusan wajahnya, walaupun kita tidak bisa melihat wajah di balik topeng itu, tapi aku yakin kalau wajah pria itu sangatlah tampan...." sangkal pelayan pertama.
Alea dan Mimi hanya bisa tersenyum kecil mendengar pembicaraan mereka, Sedang Pangeran yang sempat mendengar juga pembicaraan mereka , terlihat Wajahny memerah. dia merasa malu melihat para pelayannya membicarakan tentang tabib Hanpey.
Author ucapkan selamat tahun Baru, semoga di tahun mendatang ini kehidupan dan kebahagiaan menyertai kita semua. syukur kita ucapkan pada yang maha kuasa karena kita masih di beri umur yang panjang sampai hari ini, semoga kehidupan kita di tahun 2022 semakin sukses dan berguna .
SELAMAT TAHUN BARU....💖💖💖💖
Jangan lupa like, vote, dan komennya selalu author tunggu.
untuk merayakan tahun baru, autor sedikit memperpanjang ceritanya, semoga kalian suka.
Bersambung.
padahal karya kamu bagus2 lho kak, aku suka dan selalu mengikuti karya2 kamu.