Niat hati, merantau ke luar negeri untuk merubah nasib. Namun karena suatu kejadian, dua pemuda polos nan lugu itu malah terlibat dalam kehidupan asmara enam janda muda. Mampukah mereka lepas dari jeratan janda yang penuh pesona? Atau mereka terjerumus dalam larutnya dunia para janda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah Masa Lalu
"Aku nitip anak anak ya, To?" Aku keluar kamar dulu," pamit A moy.
"baik, Miss."
Saat kaki A moy dan A win hendak melangkah, tiba tiba zoe memanggil, "Mom!
A moy sontak menoleh. "Iya, sayang. Ada apa?"
"Nanti kita tidur bertiga ya? Mommy, Zoe dan Om To."
Deg!
Mata Tito dan A moy tanpa sengaja saling pandang dan saling mengunci hingga beberapa detik kemudian pandangan mata itu terputus. Rasa canggung langsung menyergap keduanya. Mereka juga belum ada ide untuk menjawab pertanyaan bocah yang tangannya melingkar erat di leher penjaganya.
A win dan Yoyo juga ikut salah tingkah dibuatnya. Beruntung Yoyo sedang menimang nimang Binbin dalam gendongannya jadi dia bisa menutupi rasa canggung yang melanda kamar anak anak.
"Hust! Sekarang jagoan Om bobo ya? Besok kan sekolah dan latihan bela diri lagi?" ucap Toto lembut dan langsung dibalas anggukan oleh Zoe.
"Besok libur akhir pekan," Jawab Zoe.
"Oh ya? Tapi Zoe tetap harus cepet bobo ya?"
Tito membaringkan tubuh Zoe di atas ranjang dan dia juga ikut merebahkan diri. Tubuh Zoe sangat menempel, bahkan dada bidang Toto dijadikan bantal oleh bocah lima tahun tersebut.
A moy hanya mampu mengulas senyum melihat tingkah anaknya. Rasa haru juga menyeruak, memenuhi rongga hatinya. Pikiran A moy terkenang saat Zoe tidur dengan ayahnya.
Dulu Zoe sangat dekat dengan ayah kandungnya. Hingga kemanapun sang ayah pergi, Zoe selalu diajaknya. Namun sebuah petaka rumah tangga menerjang dan ayah kandung Zoe tiba tiba meragukan kalau Zoe adalah anaknya.
Masa lalu A moy memang tidak terlalu baik. Bahkan mahkota seorang wanita telah A moy lepaskan saat masih kuliah dulu bersama pacarnya. Meskipun begitu, A moy tidak mudah tidur bersama seorang pria. A moy dulu saat menikah juga setelah dinyatakan hamil bersama Darren, ayah Zoe.
Darren berselingkuh berselingkuh saja membuat A moy sakit hati. Dan yang membuat A moy semakin sakit hati dan tidak terima adalah Darren tiba tiba menuduh Zoe bukan darah dagingnya. Bahkan di hadapan wajah Zoe sendiri, Darren mengatakan kalau Zoe bukan anaknya dan melarang Zoe memanggil Daddy. Karena itulah, A moy berjanji pada dirinya sendiri kalau Zoe tidak akan pernah membiarkan Darren bertemu Zoe.
Sampai detik ini, Zoe memang tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Bahkan Zoe selalu merasa takut jika melihat wajah sang ayah meski hanya melihat dari sebuah Foto. Entah apa yang ada dipikirkan anak kecil itu hingga setiap melihat wajah ayahnya, Zoe selalu bergumam kalau dia bukan Daddy Zoe berkali kali.
Kini anak kecil itu telah terlelap dalam hangatnya pelukan Tito. Sementara di ranjang sebelahnya, Binbin juga sudah terlelap. Sedangkan Yoyo berada di sofa yang disulap menjadi tempat tidur sambil bermain game.
"Kamu nggak tidur?" tanya Tito ketika berhasil lepas dari jeratan Zoe dan duduk di sebelah Yoyo yang sedang fokus dengan main gamenya.
"Belum ngantuk. To. Lagian baru jam sembilan lebih. Mana mungkin aku bisa tidur," jawab Yoyo tanpa menoleh sedikitpun.
"Volumenya jangan keras keras! Nanti anak anak bangun," Tito memperingati.
"Perasaan ini udah lirih banget," tolak Yoyo.
"Ya kan makin malam suara akan semakin menggema," kekeh Tito.
"Iya, iya," Yoyo pasrah dan meriah remote lalu mengurangi suara gamenya. "Udah kayak Bapaknya aja kamu, To."
Tito terkekeh pelan. "Ya kali aja, kelak aku jadi Bapaknya Zoe."
"Hahaha ... ngarep amat."
"Eh kali aja. Jodoh kan nggak tahu, Yo."
"Astaga! Jodoh emang nggak tahu, tapi seennggaknya tahu diri. Siapa kamu, dan siapa ibunya Zoe. Antara langit dan bumi euy!"
"Hahaha ... asem. Bisa aja kamu kalau ngomong. Sini! Aku ikut main."
"Sipp!"
Yoyo langsung memprogram game menjadi mode dua pemain. Dan malam itu, mereka seru seruan bareng hingga rasa kantuk menyerang nantinya.
Sementara itu di tempat lain, seorang pria sedang duduk termenung di atas atap bangunan yang disulap menjadi taman. Matanya sesekali menatap gelapnya langit. Tangan kanannya memegang ponsel dan mata pria itu sesekali memandang foto anak kecil yang terpampang wajahnya di layar ponsel.
"Tuan," sapa seseroang yang baru saja datang dan cukup mengejutkan orang tersebut.
"Ada apa Erick?" tanya pria itu tanpa menoleh ke arah orang yang dilempar pertanyaan.
"Ada Info tentang orang menemukan gantungan kunci itu, Tuan."
"Apa! Gimana? Apa kalian menangkapnya?" kali ini orang itu langsung menatap Erik.
"Belum, Tuan."
"Kenapa Belum? Hah!"
"Maaf, Tuan. Tapi menurut info. Orang yang kita cari, tinggal di rumah Tuan muda Zoe."
"Apa!"
...@@@@@...
semangat
author bikin cerita nya nalar dikit
canda aja thoor