Zakia Arabelle Lawrance harus menelan kenyataan pahit saat mendapati suami yang selama ini ia anggap setia ternyata tak lebih dari seorang bajingan.
Setelah perceraian dengan suaminya, dirinya harus memulai kembali hidupnya. Menata kembali masa depannya. Tekadnya bulat untuk membuat siapa saja yang menghina dirinya malu dan tunduk dibawah kakinya.
Namun, ditengah jalan cinta kembali hadir mengusik ketenangan batinnya. Bukan hanya satu namun beberapa pria sekaligus terlibat dengannya. Namun, pada siapakah Zakia menentukan pilihannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Zakia memanyunkan bibirnya saat melihat Zidan yang masih sibuk dengan laptopnya. Dia tadi berniat berangkat bersama Zidan ke mall tempat mereka nongkrong setelah ini.
Tadi setelah dari restoran, Zakia mendapat pesan jika mereka akan berkumpul di mall. Namun, ditengah jalan mobil Zakia mendadak mogok. Dirinya mencoba menghubungi Tania, namun rupanya pengantin baru itu masih sibuk dengan urusannya, hingga tiga kali Zakia menelfon pun tak diangkat. Zakia ragu untuk menghubungi teman-teman kakaknya itu. Dia masih canggung berinteraksi dengan mereka.
Alesha sendiri sudah tiba ditempat tujuan membuat Zakia enggan merepotkan gadis cantik yang memiliki kemiripan wajah dengannya itu.
Hingga akhirnya Zakia menghubungi Zidan, siapa yang menyangka jika Zidan berasa di taman tak jauh dari tempat mobil Zakia yang mogok. Setelah memastikan montir langganan ayahnya sampai, barulah Zakia meninggalkan mobilnya dan berjalan kaki menuju tempat Zidan.
Kondisi taman cukup ramai saat ini. Zidan yang fokus pada laptopnya menambah kharisma ketampanannya, hingga membuat beberapa kaum hawa menatap lapar padanya. Sedangkan Zakia sendiri layaknya pasangan yang sedang merajuk menatap Zidan dengan mata melotot yang terlihat lucu.
Tanpa Zakia sadari jika teman-teman Zidan ada dibelakang tempat mereka duduk. Zidan sengaja menghubungi teman-temannya untuk menjemput dirinya dan Zakia. Alasannya simple, Zidan tidak membawa mobil. Dia awalnya hanya ingin mengajak keponakannya bermain, namun kakaknya malah datang dengan laptop dan pekerjaan untuknya. Sedangkan sang kakak membawa ponakannya pulang dan melupakan Zidan yang masih duduk dengan laptop di pangkuannya.
Teman-teman Zidan sengaja diam tak bersuara menatap dua insan yang terlihat seperti pasangan yang sedang bertengkar itu. Tampak Rosa juga ada di sana seorang diri. Tunangannya akan menyusul nanti, katanya.
Mereka melotot saat beberapa wanita dengan pakaian yang cukup terbuka menghampiri keduanya. Zidan masih tidak sadar dengan keadaan sekitarnya, namun Zakia sudah mengangkat pandangannya, menatap wanita yang memakai pakaian kurang bahan itu.
"Lagi marahan ya, Mbak? " Tanya wanita yang memakai kacamata.
"Hah? " Zakia cengo saat ditanya seperti itu.
"Jangan marahan lama-lama, Mbak. Yang nunggu kalian putus banyak" Tambah wanita berambut blonde.
Zakia semakin tak mengerti, otaknya masih memproses kejadian ini dengan cepat.
"Dijaga baik-baik pasangannya, Mbak. Kalau masker saya sampai dibuka, berantakan hubungan kalian" Sambung satunya dengan tatapan angkuhnya.
Zakia sedikit menganga tak percaya mendengar penuturan wanita-wanita didepannya ini. Dia melirik ke arah Zidan yang masih fokus pada laptopnya.
Makanya, jangan ganteng-ganteng jadi orang. Batin Zakia.
Teman-teman Zidan menatap para wanita itu tak percaya. Mereka ingin sekali tertawa, namun rasa penasaran akan tingkat nyinyir seorang Zakia masih mengalahkan ego mereka untuk tertawa.
"Ekhm. Secantik apa sih Mbaknya sampai bisa buat hubungan saya berantakan. Sorry Mbak, saingan dia Jeon Jungkook BTS, jadi kalau dia mau membelot dari saya, setidaknya harus sekelas Lisa Blackpink dong" Ucap Zakia dengan wajah mendongak.
Teman-teman Zakia langsung ngakak saat mendengar ucapan Zakia, siapa yang akan menyangka jika wanita berhijab ini adalah seorang ARMY.
"Dih saingannya plastik"
"Dih dia nyinyir. Mbaknya ngatain mereka plastik, apa Mbak sudah sepintar Kim Namjoon yang berani ngatain mereka plastik. Apa sudah sekaya Kim Seokjin yang bisa borong plastik manapun, saya rasa dia juga bisa borong Mbaknya bertiga. Apa Mbaknya kurang cahaya, tidak seperti Jung Hoseok yang selalu ceria, makanya nyinyir terus kerjaannya. Apa Mbaknya sudah se savage Min Yoongi sampek sok mau buat hubungan orang berantakan. Apa Mbaknya udah se seksi Park Jimin sampek pakai baju kekurangan bahan gini. Apa Mbaknya sudah pernah diakui menjadi orang tercantik di dunia. Layaknya Kim Taehyung yang disebut sebagai tampan bersertifikat. Apa Mbaknya se multitalent Jung Jungkook yang bisa melakukan apapun? " Ucap Zakia panjang lebar dengan mata melotot nya. Sepertinya Zakia kenal dengan ketiga wanita didepannya ini.
"Urusan kita di sosial media jangan sampai merembet pada kehidupan pribadi saya, jika saya diam bukan berarti saya tidak bisa melawan kalian. Silahkan berkoar, atau mau saya panggilkan teman saya yang lain biar saya lihat seberani apa kalian? " Tantang Zakia. Tampak ketiga wanita itu langsung pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan dirinya dan Zidan.
Zidan hanya menggelengkan kepalanya saat mendengar Zakia memulai tausyiah panjangnya. Zidan sempat melirik sekilas pada tiga wanita tadi. Dugaannya benar, mereka bertiga yang menyerang akun Zakia saat Zakia memposting tentang idolnya itu. Zakia diam karena tak ingin memperpanjang masalah, namun siapa sangka jika mereka seakan memiliki dendam pribadi pada Zakia.
"Makanya punya wajah jangan cantik-cantik Kia, punya haters kan" Ledek salah satu teman Zidan yang menghampiri keduanya.
"Jangan diingetin lagi, Kia masih kesel" Jawabnya dengan menggembungkan pipinya dan memejamkan matanya. Zidan hanya tersenyum tipis melihat kelakuan Zakia.
Zidan bangkit dan menepuk pelan kepala Zakia. "Ayo berangkat" Ajaknya pada Zakia.
"Mobil Mas Zidan mana? " Tanya Zakia saat mereka sampai di parkiran taman.
"Siapa yang bilang Mas bawa mobil? "
"Lah terus nyuruh Kia kesini ngapain? "
"Mau nebeng"
"Kia juga mau nebeng, mobil Kia mogok" Ucap Zakia polos.
Yang lain langsung tertawa terbahak-bahak ketika dua orang ini tak menyadari jika mereka sedang dibodohi oleh otak mereka sendiri.
"Udah gabung sama kita aja. Noh, Dewa sendirian di mobilnya" Zidan langsung menoleh ke arah Dewa yang tampak mengangguk.
"Terus, Kia? "
"Udah ayo bareng, kamu duduk di belakang, Mas sama Dewa di depan"
"iyalah, ya kali Mas duduk bareng Kia. Kasian Kak Dewa dong dikira sopir" Zakia kembali membuat mereka tertawa dengan celetukan polosnya.
*
"Udah tadi Al? " Tanya Tania saat melihat Alesha duduk seorang diri di meja yang sudah mereka pesan.
"Tadi sih sampek sini nya. Belanja dulu soalnya, biasa pesenan mama" Jelas Alesha. "Single bu, suaminya mana. Masa pengantin baru jauh-jauh" Goda Alesha saat melihat Tania datang seorang diri.
"Ke toilet bentar, ganti baju, tadi gak sengaja nabrak orang" Alesha hanya mengangguk saja.
"Nia, beneran gak sih kalau si Zidan itu udah sukses sekarang? " Tanya Alesha tiba-tiba.
"Kenapa mau lo gebet, Seno lo kantongin dimana bu? "
"Dih kumat nyinyirnya. Kagak gue cuma penasaran"
"Setahu gue sih tuh anak sekarang tajir pake banget ya. Kia pernah baut room tour di rumah dia yang di luar negeri sama temen-temen nya. Gila gede banget rumahnya"
"Zidan buka usaha apa sih? Tiga tahun lah langsung pesat gitu"
"Lo curiga sama dia? Tenang aja, Zidan buka usaha perhiasan berlian. Jadi tak heran jika dia bisa menaikkan taraf hidupnya dengan singkat. Tapi satu hal yang kita tidak tahu selama berteman dengan Zidan"
"Apa? "
"Zidan ternyata anak orang kaya, dia dan keluarganya low profile sekali. Gue juga baru ngeh saat anak kecil manggil dia Papa di acara nikahan gue"
"Lo kenal anak kecil itu? " Tania tampak menganggukkan kepalanya.
"Anak kecil itu.. "
"Sayang" Sapa Albert tiba-tiba.
"Eh udah? Mana baju kotornya? " Albert tampak menunjukkan paperbag yang sudah diletakkan di samping kaki Tania.
"Main-main ke rumah, Al. Udah kayak orang asing aja lo" Ejek Albert saat melihat Alesha yang terlihat canggung setelah dia dan Tania menikah. Padahal dulunya mereka adalah teman gila bareng.
"Gak mau ganggu pengantin baru, males ntar diledekin" Sinis Alesha.
Albert dan Tania tertawa mendengar jawaban Alesha.