SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
Bacaan ringan di bibir, kalau tidak suka boleh diskip!
Aneeq Conda Tanson, pria tampan dengan sejuta pesona yang dapat mengikat para wanita. Namun, sayang dia justru memakai ketampanan yang dia warisi dari ayahnya, hanya untuk mempermainkan mereka.
Baginya masa muda adalah waktu untuk bersenang-senang. Hingga kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat, saat dia bertemu dengan seorang wanita yang melamar menjadi sekretarisnya.
Wanita dengan status janda, dengan lekuk tubuhnya yang mempesona.
Hatinya semakin berdesir, kala melihat seorang anak kecil dengan bola mata biru memanggilnya dengan sebutan "Daddy"
What is Daddy?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MSS 27
"Aku akan memberitahu Mommy dan Daddy tentang ini," cetus El, dia sungguh tidak percaya, kakak yang selama ini dia banggakan justru bisa bersikap jahat seperti itu.
Dan hal itu membuat Aneeq langsung membulatkan kelopak matanya. Dia menatap El yang sudah merogoh ponsel dari balik tasnya.
"Apa yang ingin kamu katakan pada mereka?" Cegah Aneeq, menatap tajam pada sang adik, wanita ini pasti salah paham dengan panggilan Ziel padanya.
El tidak mau dengar ucapan Aneeq, dia menepis kasar tangan kakaknya untuk meneruskan niat menghubungi Ken dan Zoya.
"Eliana!"
Aneeq terpaksa menarik tangan El agar menjauh, karena wanita itu tidak mau mendengarkannya, dia tidak mau El ikut campur, apalagi sampai memberitahu ibunya tentang Jennie dan Ziel.
El yang ditarik oleh Aneeq akhirnya berjalan terseok-seok. Sementara di dalam otaknya dipenuhi dengan tanda tanya, sebenarnya siapa wanita dan bocah tampan itu. Apa benar Aneeq menghamili wanita itu hingga menghasilkan seorang anak?
Dengan membayangkannya saja membuat El merasa geram, kakaknya ini benar-benar keterlaluan.
Sedangkan semua orang yang ada di sana hanya bisa menonton aksi kakak beradik itu, Jennie meraih tangan putranya, El bersikap seperti itu pasti karena panggilan Ziel pada Aneeq.
Apa dia juga harus ikut menjelaskan?
"Mommy, kenapa Daddy menarik tangan Aunty Barbie?" tanya Ziel.
"Ada yang harus mereka bicarakan, Sayang. Dan itu urusan orang dewasa, Ziel jangan ikut-ikutan dulu yah," jawab Jennie, memberi pengertian pada putranya.
Aneeq baru melepaskan pegangan tangannya saat dia merasa sudah cukup aman, El langsung menuntut jawaban dari Aneeq melalui sorot matanya.
Kalau sampai apa yang dia pikirkan itu benar, dia tidak akan segan menghajar Aneeq, berani-beraninya menyia-nyiakan seorang wanita seperti itu. Apa Aneeq tidak ingat, bahwa adiknya juga seorang wanita?
"Dengarkan aku dulu!" tukas Aneeq, paham kalau El sudah tidak sabar untuk mendengar penjelasan darinya.
El melengos, lalu melipat kedua tangannya di depan dada. "Kalau apa yang aku pikirkan benar, habis kamu, Kak! Aku akan minta Kak Bee, Kak Choco, dan Kak De menghajarmu, bila perlu Daddy juga turun tangan, supaya kamu benar-benar kapok!"
"Hei, hei, apa yang kamu bicarakan? Memangnya apa yang kamu pikirkan sampai melibatkan mereka?" cetus Aneeq sambil memegangi lengan adiknya, El menepis kasar tangan Aneeq.
"Kamu menghamilinya? Dia anakmu dengan wanita itu, iya kan?"
Mendengar itu, sontak saja mata Aneeq membola. Aneeq gemas sendiri dengan adiknya. Belum tahu apa-apa sudah marah-marah tidak jelas. Ingin rasanya Aneeq menoyor kepala El, supaya pintar sedikit.
Bahkan wanita itu berpikir sangat cetek, apa El tidak bisa membedakan wajahnya dengan wajah Ziel, sampai dia dituduh menghamili Jennie dan menghasilkan bocah tampan itu.
"Astaga, Eliana! Pikiranmu itu terlalu jauh, aku tidak mungkin sebejat itu meninggalkan benih yang aku tanam!" ketus Aneeq sungguh tidak bisa lagi mengontrol suaranya, karena ucapan El.
Bahkan merasakan semangkanya saja belum.
"Lalu mereka itu siapa? Kenapa anak itu memanggilmu Daddy? Bukankah panggilan itu hanya untuk seorang anak pada ayahnya?" tanya El sengit, masih berusaha mempertahankan tudingannya.
Pria tampan itu mendelik, dia melirik ke arah Jennie dan semua orang yang ada di sana. Yang dilirik kompak membuang muka, pura-pura tidak melihat. Sementara Aneeq menghela nafas panjang.
Dia memegangi kedua bahu El, dan menyuruh wanita itu menatap ke arahnya, agar El bisa melihat kesungguhan yang ada di dalam sorot matanya.
"Asal kamu tahu, dia itu sekertaris baruku, dia janda, dan anak itu adalah anaknya. Dan setelah dia bertemu aku, dia menganggapku sebagai ayahnya, lalu apa aku harus menolak keinginan seorang anak kecil yang bahkan tidak tahu apa-apa? Begitu maksudmu?" jelas Aneeq panjang lebar, berharap wanita bak berbie hidup ini mencerna ucapannya dengan baik.
Mendengar itu, kedua alis El saling bertautan. "Kamu pikir aku percaya kalau dia hanya seorang sekretaris? Bahkan kamu membiarkan seorang anak kecil dan baby sitternya datang. Ini sama sekali bukan sifatmu! Pokoknya aku mau bilang pada Mommy dan Daddy!"
Aneeq menarik nafas dalam-dalam, lalu mencengkram bahu El dengan cukup kuat. "Eliana Sancha, jangan berbuat macam-macam! Sebenarnya apa yang kamu inginkan?"
Mendengar itu, senyum El mengembang, dia melepaskan kedua tangan Aneeq dari bahunya. Dia menatap dengan tatapan mata licik.
Sedari tadi dia sengaja menekan Aneeq.
"Bantu aku mendapatkan Kak Caca, maka rahasiamu aman," bisik El sesuai dengan otaknya yang penuh obsesi tentang Caka.
Aneeq mendengus, ternyata tak hanya dia yang memiliki otak picik untuk mendapatkan sesuatu. Ternyata adiknya pun sama. Mereka benar-benar kembar selaras dan seirama.
"Bagaimana? Kalau tidak aku benar-benar akan mengadukanmu!"
"Ssttt!" Aneeq langsung membekap mulut El dengan satu jarinya. "Diamlah, aku akan melakukannya, tapi jangan memaksa kalau memang dia tidak mau denganmu, cari pria lain saja!"
El menganggukkan kepala, setuju-setuju saja dengan ucapan kakaknya.
*
*
*
Ini baru dua uler🤣🤣🤣 Gimana kalo uler-uler turun semua🙈🙈🙈