Terjebak BI*Rahi Duda Gila

Suasana makan malam terasa begitu mencekam, Indri fikir ini pertemuan yang bagaimana, realita nya ini adalah pertemuan makan malam bersama.

Yang dia dengar dari Meisya, sebenarnya rencana awalnya bukan begini, tapi rupa nya keluarga Reno datang berkunjung ke kediaman mereka, biasa nya di lakukan beberapa Minggu sekali.

Hari ini Indri sedang tidak beruntung saja, pertemuan mereka harus di kacaukan dengan kedatangan keluarga lainnya.

Setalah menyelesaikan makan malam, mereka masih duduk di antara meja makan, menunggu hidangan penutup ala orang kaya.

Indri fikir bukan kah cara makan mereka jelas jauh berbeda dengan cara dirumah mereka makan?.

jika dirumahnya makan yah tinggal makan, setelah itu kabur ke kamar untuk bersantai ria.

Di keluarga holang kaya memang terlalu ribet dan sulit, dia fikir keinginan nya menjadi orang kaya seketika berkurang 15% karena urusan makan yang membuat sakit kepalanya.

Sejak tadi Indri jelas merasa tidak nyaman dengan pandangan Reno, laki-laki itu sejak tadi membuat konsentrasi nya terpecah menjadi seribu.

Dia memang mencintai laki-laki itu, tapi kebohongan Reno soal pekerjaan nya dan Anita juga kepulangan nya ke Jakarta jelas membuat dia kecewa.

Belum lagi Sifat mama nya yang membuat Indri jadi nyaris terkena tekanan darah tinggi mendadak di usia muda.

Tidak bisa dia bayangkan bagaimana dia menghadapi mertua seperti itu dimasa depan nanti.

Brrhhhhh

Indri jelas menggeleng-gelengkan kepalanya.

Mulut Mama Reno begitu berbanding terbalik dengan mama Abizard.

Meskipun Mama Abizard memiliki kemampuan berkicau yang begitu luar biasa persis Seperti suara knalpot racing mesin motor RX-KING tapi wanita itu jelas menampakkan Secara nyata kelakuan elite kelas atas nya.

Dia tidak bicara menyinggung soal perbedaan kasta di antara mereka, tidak bertanya soal rumah mereka bagaimana, kehidupan keluarga nya bagaimana, apakah memiliki mobil mewah atau dari keluarga yang bagaimana.

Obrolan mereka begitu ringan, wanita itu hanya bertanya soal hal-hal kecil seperti dimana Indri menghabiskan masa kecil nya, dia berapa bersaudara, kenapa tertarik bekerja dengan putra nya, apa yang dia lihat dari Abizard, bertanya soal kesehatan papa mama nya, Bertanya soal kakak nya.

Semua benar-benar baik, tidak menyinggung perasaan nya sama sekali sejak tadi.

Wanita itu seolah-olah tahu bagaimana menempatkan Indri di antara orang-orang kelas atas yang tidak sepadan dengan dirinya.

Sedangkan papa Abizard jelas bukan type laki-laki yang banyak bicara, laki-laki itu lebih banyak memilih diam setelah menghabiskan makan malam mereka.

Menunggu menu penutup dengan gaya santai nya, persis seperti mama dan kakak Indri dirumah.

Kalau ada yang bertanya soal bagaimana kelakuan papa Indri?.

Hahahahah jangan di tanya.

Kata orang.

Like father like son.

Tapi di keluarga Indri jelas saja Like father like daughter.

Papa nya manusia paling kocak didunia ini.

Bayangkan bagaimana kekocakan itu sering terjadi dirumah mereka ketika Indri dan papa nya dikumpul kan bersama.

Ah... begitu menyenangkan.

Ditengah lamunan Indri, seketika beberapa pelayan membawakan makanan penutup nya, menata nya di atas meja kemudian membiarkan semua orang menikmati nya.

Untung pernah belajar cara makan orang kaya, kalau tidak bisa-bisa dia makan dengan cara angkat kaki sebelah, menikmati menu makanan dengan tangan dan mengunyah tanpa rasa malu sejak tadi.

Tidak bisa dibayangkan bagaimana malu nya Indri.

Dan saat semua orang tengah menikmati menu penutup, lagi-lagi mulut lemes wanita ular alias Mama nya Reno memecah keheningan.

"Tante dengar mama kamu seorang penjual pempek? yang nitip dagangan nya ke toko-toko kecil, benar?"

Ya elah.... wanita ini selalu mencari celah sejak tadi untuk menjatuhkan Indri.

"Itu artinya kamu hidup di kelas bawah yang sedang mencoba keberuntungan untuk naik ke kasta atas?"

Tanya mama Reno lagi kemudian.

"Lebih tepatnya orang miskin yang ingin merangkak naik untuk jadi orang kaya?"

Mendengar kata-kata menyakitkan itu seketika membuat Indri menghentikan kegiatan tangan nya.

Abizard langsung menoleh ke arah wanita yang dipanggil nya Tante itu, bila mata nya seolah-olah ingin keluar saat ini juga.