Teratai Putih adalah nama sebuah desa terpencil yang letaknya jauh dari pusat keramaian kota di kekaisaran Han. Meski terletak jauh dari pusat ibu kota, namun penduduk desa Teratai Putih hidup rukun dan sejahtera berkat sumber daya alam yang melimpah.
Hingga suatu saat kedamaian desa Teratai Putih terusik oleh kehadiran kelompok perampok dan pendekar aliran hitam yang datang untuk merampas harta benda seluruh warga desa.
Penduduk desa yang awalnya hidup rukun penuh dengan ketentraman, terpaksa melewati hari-hari berselimut ketakutan yang mencekam.
Chi wei adalah seorang anak petani dari desa Teratai Putih. Dia bersama dua orang sahabatnya Tao Ming dan Yan San, setiap hari menghabiskan waktunya untuk berburu. Disaat anak-anak sebayanya sibuk belajar dan berlatih ilmu bela diri, mereka bertiga akan pergi ke hutan untuk berburu hewan liar dan berbagai macam tanaman obat. Hasil dari perburuan tersebut nantinya akan mereka jual ke tengkulak yang ada di desa Teratai Putih.
Hingga suatu ketika di sebuah hutan belantara, chi wei mengalami fenomena yang merubah jalan hidupnya. Takdir hidup yang membuat dia menjadi seorang pendekar berilmu tinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aa Petruk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cha 32 - Rahasia Seorang Gadis
"katakan apa yang harus aku lakukan untuk membantu mewujudkan keinginan guru?"
"apa kau sudah memikirkannya matang-matang Wei'er, aku merasa masih ada keraguan di hatimu." jawab Lung Huo yang bisa menebak apa yang Chi Wei rasakan.
".....hhhhh..... aku hanya memikirkan keadaan sekte dan penduduk desa Teratai Putih jika aku tak sadarkan diri selama itu." ucap Chi Wei pelan.
"sama saja, itu artinya kau merasa ragu. Bahkan kau belum mampu memberikan kepercayaan penuh kepada para anggota sekte Teratai Putih. Kau masih meragukan kemampuan mereka."
"maafkan aku guru, hanya saja aku terlalu menyayangi mereka. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk kepada mereka, kecuali....."
"kecuali apa Wei'er?" tanya Lung Huo sambil menatap tajam ke arah Chi Wei.
"kecuali jika nanti selama aku tidak sadarkan diri, guru berkenan untuk memimpin sekte dan melindungi para penduduk desa Teratai Putih serta meyakinkan mereka jika aku baik-baik saja."
"hahaha..... muridku, aku mengerti keresahanmu itu. Namun kau sangat lucu dan menyebalkan." jawab Lung Huo sambil tertawa terbahak-bahak.
"apa ada yang lucu guru?" tanya Chi Wei sambil menggaruk kepalanya.
"ya... kau sangat lucu dan naif. Kau memintaku melakukan sesuatu hal yang sudah pasti akan aku lakukan bahkan tanpa perlu kau memintanya dariku. Maaf, bukannya aku mengungkit apa saja yang telah aku lakukan untukmu dan seluruh orang-orang yang kau sayangi, tapi aku telah melakukan apa yang kau minta jauh sebelum kita bertemu. Dan kau melupakan hal itu, bukankah itu sangat menyebalkan?"
"hhhhhh..... maafkan aku guru. Aku merasa lega jika ternyata guru berkenan untuk memenuhi permintaanku..... jadi, apa yang harus aku lakukan untuk membantu mewujudkan keinginan guru?"
"apa kau sudah yakin ingin membantuku?" Lung Huo balik bertanya kepada Chi Wei.
"guru tidak perlu meragukan keyakinanku. Anggap saja ini bentuk baktiku kepada guru. Karena, jika tanpa bantuan guru aku tidak akan menjadi seperti sekarang ini." Jawab Chi Wei penuh keyakinan.
"hmmmm... baiklah jika kau sudah yakin akan membantuku. Namun, untuk semakin meyakinkanmu ada sesuatu yang ingin aku sampaikan."
"baik guru. Katakan saja, aku akan mendengarkan."
"Wei'er, selama ini para anggota sekte bahkan seluruh penduduk desa Teratai Putih, sangat bergantung kepadamu. Bahkan, atas dasar rasa cinta yang begitu besar yang kau curahkan kepada mereka, kau bahkan tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk membuktikan bahwa mereka mampu melindungi dirinya sendiri. Jadi... anggap saja selama kau kehilangan kesadaranmu nanti, itu adalah kesempatan emas untuk mereka membuktian apa yang kau ragukan selama ini. Aku tahu, itu adalah bentuk pembuktian kasih sayangmu kepada mereka. Tapi bukan berarti kau harus melupakan kebahagiaanmu sendiri, bahkan kau sepertinya lupa bahwa setiap waktu calon jodohmu selalu menanti kedatanganmu untuk menemuinya. Meski kita tidak atau belum tahu sosok siapa yang akan menjadi pendamping hidupmu kelak. Namun yang pasti, aku harap kau tidak melupakan namanya. Karena, jika kau berhasil menemukan calon jodohmu itu, dia memiliki nama yang sama dengan nama pendekar wanita yang mengalahkanku dulu,"
Lung Huo berhenti sejenak, lalu melanjutkan penjelasannya setelah ia menghela napas dalam-dalam.
"lagi pula, bisa saja disaat kau tak sadarkan diri nanti akan ada seorang gadis yang bersedia mengembalikan kesadaranmu lebih cepat. Sehingga kau tidak perlu menunggu selama satu tahun untuk kembali mendapatkan kesadaranmu."
"guru benar, bukankah kedua saudara perempuanku merupakan gadis yang masih suci. Aku yakin mereka pasti sangat bersedia membantuku untuk mengembalikan kesadaranku."
"tidak Wei'er, mereka berdua tidak ada yang bisa membantumu. Sekalipun mereka bersedia untuk melakukannya."
"tapi,,,kenapa guru?"
"karena, dia yang bisa membantumu hanyalah seorang gadis yang tidak memiliki hubungan darah denganmu." Jawab Lung Huo sambil menatap kosong ke langit-langit lorong tempat mereka berada.
"kalau begitu, guru bisa meminta bantuan kepada murid sekte Teratai Putih. Bukankah sebagian diantara mereka merupakan para gadis yang masih suci?" Ucap Chi Wei tersenyum simpul seolah menemukan ide baru.
"...hhhhhhhh..... Aku pun berharap demikian. Semoga saja salah satu diantara murid-muridmu itu ada yang bisa membantumu. Namun perlu kau ketahui, di saat nanti ada seorang gadis yang mampu mengembalikan kesadaranmu saat itu simbol teratai putih yang ada di dikeningmu akan muncul menampakkan wujudnya kepada gadis tersebut....."
"apa..... jadi maksud guru, tidak semua gadis bisa membantuku sekalipun gadis itu tidak memeiliki hubungan darah denganku?" tanya Chi Wei memotong kata-kata Lung Huo.
"hmmm...." jawab Lung Huo singkat.
"kalau aku boleh tau, memangnya ritual apa yang harus dilakukan untuk mengembalikan kesadaranku hingga tidak semua gadis mampu melakukannya, guru?"
"uhuk...uhuk..." tiba-tiba Lung Huo tersedak ludahnya sendiri.
"kenapa guru, ada yang salah dengan pertanyaanku?"
"tidak..... hanya saja, aku sedikit ragu untuk mengatakannya." Jawab Lung Huo sambil tersenyum penuh makna.
Jawaban Lung Huo membuat Chi Wei semakin merasa penasaran.
"ragu kenapa guru, katakan saja. Aku akan merasa senang jika guru bersedia untuk menjawabnya."
"baiklah jika kau memaksa..... ekhmmmm.... gadis tersebut harus menemanimu sambil memeluk tubuhmu setiap malam, dimulai sejak matahari terbenam sampai menjelang pagi." Jawab Lung Huo dengan sedikit ragu.
"ooooo..... hanya itu. Aku kira ritual yang aneh-aneh. Ahhh.... guru, membuatku cemas saja."
"masalahnya, gadis itu harus melakukannya dalam keadaan telanjang. Termasuk dirimu." Ucap Lung Huo dengan sedikit penekanan.
"apa?"... Uhuk....Uhuk....glek.....
Kali ini giliran Chi Wei yang tersedak ludahnya sendiri.
"kalau begitu, lebih baik aku kehilangan kesadaranku selama satu tahun daripada sekujur tubuhku dilihat oleh sembarangan perempuan."
"apa kau yakin dengan apa yang kau katakan itu Wei'er?" Tanya Lung Huo tegas.
"ya...aku sangat yakin dengan ucapanku guru. Dan, sebagai laki-laki sejati pantang bagiku menarik kembali kata-kataku." Jawab Chi Wei dengan penuh keyakinan.
"hmmm.....itu semakin meyakinkanku jika gadis yang bisa membantumu itu tidak lain adalah Lin Ling, calon istrimu."
"kenapa guru bisa seyakin itu."
"entah lah, aku merasa tidak lama lagi kalian akan segera bertemu."
"lalu di mana dia sekarang, bagaimana cara dia mengetahui kalau aku sedang membutuhkan bantuannya."
"kenapa, apa kau sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan gadis yang cantik jelita itu, Wei'er?" Tanya Lung Huo sambil tersenyum menggoda Chi Wei.
"apa kau ingat dengan kata-kataku dulu? disetiap reinkarnasinya, kecantikan Lin Ling akan terus bertambah. Seingatku, di saat dulu aku bertarung dengannya, dia adalah perempuan dengan fisik yang paling sempurna. Dia adalah wanita paling cantik yang pernah aku temui. Ribuan tahun telah berlalu, entah sudah berapa kali ia dilahirkan. Bisa dibayangkan betapa cantiknya dia saat ini, sebagai calon suaminya apa kau tidak penasaran, Wei'er?" Goda Lung Huo yang berhasil membuat Chi Wei salah tingkah.
Sebagai laki-laki normal, tentu Chi Wei merasa penasaran atas sosok wanita yang ditakdirkan untuk menjadi pendamping hidupnya tersebut.
Namun, selama ini ia menimbun rasa penasarannya itu dengan lebih memfokuskan diri untuk membangun desa Teratai Putih.
Itulah sebabnya Chi Wei selalu menghindari setiap wanita yang berusaha untuk mendekatinya, ia tidak mau melukai hati dan perasaan wanita tersebut.
Terlebih Chi Wei mempunyai dua adik perempuan yang sangat ia sayangi, tentu ia tidak akan terima jika adik-adiknya itu disakiti oleh seorang pria.
di barengi warga nya yag ramah..
udah bab 60 lebih masih muter2 di sekte aja cerita nya