Kanaya hidup dalam gelembung kaca keindahan yang dilindungi, merayakan tahun-tahun terakhir masa remajanya. Namun, di malam ulang tahunnya yang ke-18, gelembung itu pecah, dihancurkan oleh HUTANG GELAP AYAHNYA. Sebagai jaminan, Kanaya diserahkan. Dijual kepada iblis.Seorang Pangeran Mafia yang telah naik takhta. Dingin, cerdik, dan haus kekuasaan. Artama tidak mengenal cinta, hanya kepemilikan.Ia mengambil Kanaya,gadis yang sepuluh tahun lebih muda,bukan sebagai manusia, melainkan sebagai properti mewah untuk melunasi hutang ayahnya. Sebuah simbol, sebuah boneka, yang keberadaannya sepenuhnya dikendalikan.
Kanaya diculik dan dipaksa tinggal di sangkar emas milik Artama. Di sana, ia dipaksa menelan kenyataan bahwa pemaksaan adalah bahasa sehari-hari. Artama mengikatnya, menguji batas ketahanannya, dan perlahan-lahan mematahkan semangatnya demi mendapatkan ketaatan absolut.
Bagaimana kelanjutannya??
Gas!!Baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nhaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Video cuplikan yang bocor
Di layar ponsel Dimas, yang kini menjadi pusat perhatian, muncul rekaman buram dengan pencahayaan minim dari sebuah ballroom mewah. Terlihat beberapa orang berpakaian formal, dan di tengah kerumunan, sosok Valencia Rowie berdiri dengan angkuh, menunjuk ke arah seorang gadis.
Terdengar suara Valencia yang melengking dari ponsel:
"Dan kau...Kau si wanita murahan yang merebut tunangan sah orang lain? Cukup beraninya kau datang ke sini di acara penting seperti ini!Bahkan mengenakan gaun dari butik kelas dua.Seharusnya kau tahu tempatmu,gadis kecil.Hanya boneka yang akan dibuang Artama setelah dia mendapatkan apa yang dia mau dari kliennya.".
"Kenapa kau masih diam saja?!pergi dari sini,j4lang!!".Bentak Valencia lagi.
Wajah Edward pun perlahan memucat.Ia mengenali siluet itu. Itu putrinya. Kanaya. Gadis itu berdiri dengan kepala sedikit tertunduk di belakang pria lain.Sepertinya itu Victor.
Rekaman pun berlanjut, dan kamera yang merekam sepertinya bergeser sedikit ke arah Artama. Bos besar itu hanya berdiri tegak, rahangnya mengeras, tetapi anehnya, dia terdiam.Tidak ada bantahan cepat, tidak ada pembelaan instan dari pria yang dikabarkan mencabut semua kerja sama demi Kanaya.
Sebaliknya, sebuah suara lain terdengar lantang, memecah keheningan. Sosok Victor melangkah maju, berdiri di belakang Kanaya, menghadap Valencia.
"Cukup!" terlihat Victor menunjuk Valencia dengan jari telunjuk.
"Nona Valencia.Apa kau tahu tempatmu? Tempatmu adalah di tempat lain! Wanita yang sah tidak akan membuat adegan murahan di depan para investor kelas dunia."
"Artama, jika kau terlalu pengecut untuk membela wanita yang kau pilih, maka jangan pernah berani memajangnya di hadapan publik!Aku tidak peduli dengan tunangan sah atau tidak sah. Yang aku tahu, mendengar penghinaan seperti itu ditujukan padanya... itu membuatku terasa teriris."
Terlihat beberapa wanita pun ikut mencibir.
"Jelas sekali dia seorang perebut,"
"Tuan Artama tidak akan pernah membawa barang murahan ke hadapan kita kecuali dia sedang putus asa.Jelas sekali dia yang mengemis perhatian."
"Benar sekali. Lihat gaunnya,"
"Pilihan warnanya saja sudah berteriak ingin perhatian. Tunangan sejati tidak perlu berusaha sekeras itu.Dia hanya sampah yang mencoba menanjak menggunakan nama besar."
"Dia tidak hanya merebut.Dia bahkan menghancurkan reputasi.Tuan Artama,apa kau tahu betapa merusak sk4ndal murahan seperti ini bagi citra perusahaanmu? Singkirkan dia, atau kami akan pastikan nama wanita ini masuk ke daftar hitam dari semua acara penting."
"Lihat wanita itu,bukankah dia hanya mainan Tuan Artama?tapi mengapa ia berada di jangkauan Victor dan bukan Tuannya?Itu sudah terlihat cari perhatian kan?".
"Kasian juga yaah Kanaya.." Ucap Rina di sela-sela ketegangan mereka menonton.
Di belakangnya pun terlihat Kanaya yang mengangkat wajahnya. Sebuah pemandangan yang membuat dada Edward terasa dihantam. Putrinya tidak menangis.Matanya tajam, memancarkan kepedihan dan amarah yang dingin.
Kanaya pun berbicara, suaranya terdengar jelas meski sedikit bergetar, ditujukan kepada seluruh orang di sana, bukan hanya Valencia.
"Aku bukan perebut!Aku bukan wanita murahan yang mengemis perhatian!Kalian benar!.Aku memang hanya mainan di sisi Artama! Mainan yang dia beli, yang dia suruh pakai gaun ini, yang dia suruh berdiri di sisinya!" Ia menunjuk Artama dengan tangan gemetar.
"Lalu nanti aku akan dibuang! Dia akan membuang ku setelah dia mendapatkan apa yang dia mau! Dan kalian semua tahu itu! Karena begitulah cara Artama bermain!".
"Loh...jadi selama ini...Kanaya itu korban?".Timpal Toni di sela-sela.
"Dan kau, Valencia!Jangan berani sebut aku wanita murahan! Kau tunangan sah-nya, tapi dia memilihku! Dia memilihku di kamar hotelnya!Dia yang bahkan mencium ku!Dia memelukku! Lalu dia memaksaku datang ke sini, hanya untuk membuatmu cemburu!".
"Kau seharusnya malu! Kau tunangan sah-nya, tapi kau datang ke sini seperti j4lang merah yang putus asa untuk mendapatkan kembali tali kendali! Siapa sebenarnya di sini yang lebih murahan?Dan kau, Artama!"
"Gila...Kanaya berani banget yah!!".Timpal Karin.
"Kau lebih dari monster! Kau sangat pengecut! Kau yang mencuullik ku, kau mempermainkan emosiku,kau lah yang menjebak ku dengan gaun ini,memaksa ku menemanimu disini dan kau yang bahkan membiarkanku dipermalukan di depan sampah-sampah ini?!Aku menyesal!!aku membencimu! Aku harap kau busuk dan hancur!karena kau pengecut dan monster!!".
"Dan kau,j4lang merah!aku bahkan tidak pernah menaruh perasaan suka pada tunanganmu!dan jika kau takut aku akan merebutnya,kenapa kau tidak bisa mengontrol Artama?!Apa kau benar-benar tunangannya?!".
"Kau mendengarnya, Artama," kata Victor tajam. "Dia membencimu.Kau memang pengecut!Dan aku tidak akan membiarkanmu menangkapnya lagi.".
" Duh...cuplikan ini serasa nonton film romansa gak sih??".Lanjut Toni lagi.
Terlihat Valencia yang mulai merangkul lengan Artama tapi di tepis oleh pria itu.
"Kau merusak semuanya,Valencia," desis Artama, suaranya berbahaya. Ia tidak peduli dengan para investor atau kolega yang sedang mengawasi.
"Artama aku hanya...."
"Tutup mulutmu," potong Artama, lalu melangkah cepat ke arah pintu keluar.
Potongan video pun kini beralih ke rekaman yang lebih goyah, seolah direkam dari jauh.Di lobi hotel, Artama dan Victor saling berhadapan.
"Artama!" raung Victor.
"Minggir, Victor. Jangan buat aku harus mematahkan hidungmu lagi."
"Dasar kau b4jingan!".
Terlihat Victor meninju kuat rahang Artama.Ia tersentak dan tersungkur di trotoar yang basah.Jas tuksedo mahalnya pun kotor oleh air lumpur.
"Lihat dia, Artama! Dia hancur karena ulahmu!.Kau bilang kau memilihnya? Memilihnya untuk dihina?! Kau mempermainkannya, memaksanya menjadi p3l4cur sosial-mu di depan semua orang! Kau pengecut! Sampah!".
"Kau pikir kau siapa, Victor?" balas Artama, "Pahlawan kesiangan? Kau sama busuknya. Kau mengincarnya hanya karena dia terlihat cantik malam ini, padahal kau tahu dia hanya wanita jal4nan yang kuambil dari jalanan!Jangan sok suci!".
"Dia bukan wanita jalanan! Dia wanita yang hancur oleh kebi4daban mu!" teriak Victor. "Kau gila! Kau benar-benar gila, Artama! Kau telah menghancurkan apa pun yang tersisa di dalam dirinya!"
"Dan kau pikir kau bisa memperbaikinya?!" Artama tertawa sinis. "Kau tidak tahu apa-apa tentang dia! Dia hanya milikku! Mainan rusak pun tetap menjadi milikku!".
"Kau tidak pantas menyebut dirimu pria.Aku akan membawanya pergi.Dan jika kau berani mendekatinya lagi, aku akan pastikan hidupmu hancur, bahkan jika itu berarti aku harus berurusan dengan polisi."
Terdengar suara Dimas yang berbisik kagum di samping Edward. "Gila! Mereka benar-benar berkelahi! Demi seorang gadis!"
Rekaman itu pun berakhir ketika kedua pria itu pergi ke arah masing-masing.
Dimas menarik napas panjang, sementara Rina,Karin dan Toni ternganga.Seperti baru saja melihat film yang fantastis.
"Kanaya..." bisik Rina. "Gila! Dia bilang begitu di depan para bos kaya!"
"Tuan Artama diam aja saat Kanaya dihina, tapi Tuan Victor yang membela! Terus Artama marah karena Kanaya pergi dan berkelahi sama Victor?" Toni menggeleng tak percaya. "Gila, ini bukan hanya cinta segitiga, ini cinta segitiga yang menghancurkan!"
"Keknya tuan besar orangnya kaku banget deh..di satu sisi,keknya dia jatuh cinta sama Kanaya yang notabene nya mainannya tapi dia gak mau mengakui.Terus di sisi lain di hadapan semua kolega Valencia itu tunangan sah nya.Tuan besar pasti berpikir tentang bisnisnya.Tapi yang bikin dia marah itu karena Valencia yang menghina Kanaya langsung di depan umum trus Victor yang ngatain dia pengecut gak bisa bela ceweknya.Iya gak sih?".Jelas Karin.
"Bener juga tuh.Masuk akal.Trus Tuan Artama ini cemburu karena Victor menyentuh mainannya,si Kanaya ini.Tapi di sini Kanaya benar-benar cantik banget yah?!aku saja pangling.".Timpal Toni.
" Bener.Valencia kebanting banget!!".Tambah Dimas.
Edward pun merasakan tangannya gemetar hebat. Pena di genggamannya akhirnya jatuh ke meja, menghasilkan bunyi klak yang pelan. Tidak ada lagi keraguan. Kanaya, putrinya yang lugu, kini ada di tengah pertempuran dua titan. Ia tidak hanya menjadi mainan, tetapi pemicu kemarahan, kehancuran bisnis, dan kekerasan fisik.
Artama Volkswagen, pria yang memberinya pekerjaan di sini sambil menunggu kasus tuduhan pengkhianatan nya selesai dan menjauhkan Kanaya darinya, kini tampak seperti monster yang menciptakan kekacauan.Edward pun kini menatap berkas anggaran yang kosong, kini hanya memiliki satu hal di pikirannya.Putri nya.