NovelToon NovelToon
Menikahi Bos Mantanku

Menikahi Bos Mantanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Me Akikaze

"Apakah kamu sudah menikah?" tanya Wira, teman satu kantor Binar. Seketika pertanyaan itu membuatnya terdiam beberapa saat. Di sana ada suaminya, Tama. Tama hanya terdiam sambil menikmati minumannya.

"Suamiku sudah meninggal," jawab Binar dengan santainya. Seketika Tama menatap lurus ke arah Binar. Tidak menyangka jika wanita itu akan mengatakan hal demikian, tapi tidak ada protes darinya. Dia tetap tenang meskipun dinyatakan meninggal oleh Binar, yang masih berstatus istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Akikaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Noda Pertama

Sudah menjadi kebiasaan Tama, pulang terlambat dari kantor.

"Apa akhir-akhir ini selalu sibuk mas?"

Tama melepaskan kemejanya, Binar membantu melepasnya dan menyampirkan di pergelangan tangannya sebelum mengirimnya ke tempat cucian kotor. Wajah suaminya nampak lelah.

"Iya, akhir-akhir ini banyak kerjaan yang membuat kita para pegawai lembur. Apalagi dalam beberapa minggu ini bos besar akan datang," Tama merapikan rambutnya.

Jam menunjukkan pukul 10 malam. Sudah sangat lewat untuk makan malam bersama. dan Tama selalu meminta Binar tidak usah menunggunya untuk makan malam.

"Maaf ya, selalu harus makan malam di luar, karena memang keadaannya begitu," Tama menatap sang istri. Binar yang memahami kondisi tersebut pun sangat memaklumi. Setahun menjadi istri Tama, Binar mulai bisa beradaptasi dengan situasi ini. Dimulai dia tidak lagi menjadi wanita pekerja, dimulai dia harus menyiapkan makanan, full memberereskan rumah, dan lain sebagainya. Dan dia juga mulai terbiasa menunggu Tama pulang bekerja.

"Tidak apa-apa mas,"

"Oh ya, kalau kamu bosen di rumah, kamu bisa keluar jalan-jalan kok, tapi jangan sampai larut malam, takutnya istri cantikku digondol maling," Tama menowel ujung hidung Binar yang mancung itu, appa yang dilakukan suaminya membuat Binar tertawa kecil.

"Rasanya kini berbeda mas, jika dulu sering keluar kemana gitu, sejak berdiam diri di rumah menjadi istri, rasanya enak saja di rumah meskipun tidak ngapa-ngapain,"

"Eh masa sih?"

Binar mengangguk, memang awal-awal ada yang hilang rasanya, ada rasa kesepian. Tapi semakin kesini, Binar semakin menikmati perannya sebagai ibu rumah tangga. Hanya saja mereka belum dikaruniai buah hati.

"Terima kasih sudah mengerti keadaanku, sayang," Tama mengecup kening Binar dengan lembut.

"Mas mandi dulu gih, habis itu istirahat" perintah Binar. Tama pun mengangguk dan bersiap mandi.

Binar kembali mengambil celana kotor Tama yang ditanggalkan karena suaminya sudah berada di kamar mandi, Binar membawa kemeja dan celana tersebut menuju ruang cuci. Binar mengecek satu per satu saku, baik saku kemeja maupun saku celana. Tidak ditemukan barang atau apapun yang bisa rusak jika terkena air saat dicuci. Tapi mata Binar melihat ada nampak noda warna merah yang ada di kerah kemeja suaminya. Binar melihat dengan seksama. Seperti noda lipstik. Binar mencoba menciumnya, namun belum bisa menyimpulkan.

Binar menepis semua anggapan buruknya, dan menumpuk kemeja tersebut di tempat cucian untuk dicuci esok hari. Binar kemudian kembali ke kamar, terlihat suaminya belum keluar kamar mandi.

Binar menarik kursi lalu dia duduk di depan cermin, membersihkan wajahnya dan mengoleskan krim kecantikan di wajahnya. Sebuah ritual malam hari sebelum tidur. Sebisa mungkin dia tidak akan tidur sebelum suaminya pulang.

Terdengar pintu kamar mandi dibuka, Tama keluar dari kamar mandi dengan rambut basah setelah keramas.

"Kamu nggak harus nunggu aku pulang kalau mau tidur, kasihan kamu capek seharian mengerjakan pekerjaan rumah, terus nggak tidur-tidur karena nunggu aku pulang kerja," Tama mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Nggak apa-apa mas, aku lho seneng kalau lihat kamu pulang kerja, terus bisa nanya kamu pengen apa kek, makan atau apa gitu, nggak apa-apa banget"

"Kamu memang istri terbaik di dunia ini," Tama memuji.

"Mas mau langsung tidur atau mau minum sesuatu?"

"Badanku capek, jadi mau langsung tidur," jawab Tama sambil meletakkan handuk di tempatnya. Binar membuang kapas bekas membersihkan wajahnya, melemparnya ke tempat sampah yang tak jauh darinya.

Binar seolah melupakan sesuatu di kemeja suaminya, dan bahkan dia tidak menanyakannya.

Binar begitu percaya dengan suaminya, dia yakin suaminya adalah suami setia. Bagaimana tidak, sejak berkenalan, dia sangat diperjuangkan, tidak pernah selingkuh selama berpacaran, bahkan saat Ayah Binar tidak setuju dengan hubungan mereka pun, Tama mengusahakan yang terbaik hingga menikah. Binar percaya pada suaminya lebih dari apapun.

Binar mendekat ke ranjang, melihat suaminya sudah terlelap tidur. Benar apa yang dikatakan oleh suaminya, jika dia sangat kelelahan bekerja. Meskipun kini dia tidak bekerja dan menghasilkan uang, Binar sangat bersyukur Tama selalu melimpahkan nafkah lebih dari cukup untuknya. Bahkan untuk belanja apapun tidak pernah dilarang.

Binar menatap wajah suaminya dan mendoakan agar orang yang ada di sampingnya itu selalu sehat dan tidak berubah cintanya padanya.

***

"Apakah hari ini akan lembur lagi mas?" Binar menuangkan nasi goreng ke piring Tama, lengkap dengan sayur acar dan juga telur dadar. Ini adalah salah stau menu kesukaan Tama.

"Iya,"

"Oh..." Binar menarik kursi dan duduk di sana, bersiap sarapan.

"Kenapa sayang?"  Tama mulai menyuapkan nasi goreng dan seperti biasa, dia selalu suka masakan Binar. "Enak yang," Tama mengacungkan jempol tangan kanannya, sebagai tanda pujian untuk sang istri. "Kenapa tanya lembr atau tidak?"

"Nggak apa-apa,"

"Kamu kalau pengen jalan-jalan, nggak apa-apa, jalan aja sayang, tapi itu pesanku ya...jangan sampai larut,"

"Kapan-kapan saja sih mas, hari ini aku mau nyuci, terus beberes rumah, dan nanti juga mau ada arisan sama ibu-ibu komplek sih,"

"Oh baiklah sayang, tapi tenang saja. Nanti kalau misalnya sudah beres semua kerjaan, kita bisa liburan bareng, aku akan ambil cuti,"

"Ok," Binar mengangguk. Tidak terasa, nasi goreng di piring masing-masing sudah habis. Tama bersiap berangkat ke kantor. Binar mengikuti sampai ke depan, hingga mobil yang dikemudikan oleh suaminya menghilang dari pandangannya.

Setelah sarapan dan membereskan semuanya, Binar beralih ke tempat cuci baju. Binar kembali teringat dengan noda yang ada di kerah kemeja Tama. Tangannya kembali mengambil kemeja tersebut, dan mencoba menghirup aroma parfum yang muncul. Aromanya tidak ada yang aneh, ini adalah aroma parfum Tama. Binar kembali memperhatikan noda yang ada di kerah, dia semakin yakin jika noda tersebut adalah lipstik yang menempel.

"Lipstik siapa yang menempel di kerah mas Tama? sedekat itu kah?" gumamnya pada diri sendiri. Binar kembali mengembalikan pikiran positifnya, mungkin saja ada teman iseng atau bisa jadi tidak sengaja menempel di kerah kemeja Tama. Binar melanjutkan aktivitas mencucinya.

    Sore pun tiba, seperti apa yang diceritakan pada Tama, hari ini Binar akan mengikuti kegiatan arisan ibu-ibu komplek. Ya, semenjak pindah kesini setahun lalu, Binar mengikuti kegiatan yang ada di komplek tersebut. Daripada bengong di rumah.

"Eh tahu nggak, Pak Fahmi?" ujar salah satu Ibu-ibu komplek.

"Kenapa dengan Pak Fahmi?" tanya yang satu lagi dengan wajah penasaran.

"Ih masa sih nggak tahu beritanya?"

"Pak Fahmi komplek sebelah? yang punya toko matrial besar di pinggir jalan itu?" tanya ibu yang lain.

"Iya benar," jawab ibu yang awal tadi mencetuskan bahan ghibah. "Masa sih kalian nggak tahu? lihat noh, alim, kalem, baik, sayang keluarga, eh nggak tahunya punya istri lagi, dan gongnya...dia punya anak 2 dari istri mudanya. Parah sih, istri pertama nggak tahu apa-apa,"

"Eh beneran nggak sih buk beritanya? memang kapan hari ada desas-desus, tapi nggak tahu bener atau enggak," ujar ibu yang lain.

Binar hanya menjadi pendengar setia tanpa ikut komentar apapun, dia hanya mengamati apa yang ada di sekitarnya.

"Jadi begitu neng Binar, nih yang masih pengantin baru harus hati-hati neng, apalagi suami neng ganteng," ujar ibu yang pertama tadi sambil terkekeh. Niatnya sih bercanda saja, tapi Binar merasa tidak nyaman. Sudah menjadi kebiasaan saat acara kumpul-kumpul seperti ini, seolah ghibah adalah salah satu ritual wajib yang harus ada di dalamnya.

1
neur
kereeen
Sunaryati
Selidiki Pak Aksa siapa suami Binar, setelah tahu pecat saja, kan istrinya juga menyarankan untuk keluar dari perusahaan anda
Sunaryati
Kau sekarang karirmu bagus Tama tapi ingat karma
Sunaryati
Tabiatmu buruk suka mengkonsumsi minuman soda dan beralkohol, hatimu busuk begitupun dengan Tama, fix anak yang ditunggu cacat atau keguguran dan rahim diangkat. Sedangkan Binar makin bersinar
Sunaryati
Calon mantan mertuamu nanti akan malu sendiri oiya perusahaan Helena sudah bermasalah kan? Mungkin sebentar lagi kolaps
Sunaryati
Semoga setelah lepas dari Tsma kamu menemukan kebahagiaan kamu, Binar. Dan Tama Tama hidup dalam penyesalan, kemiskinan, dan kehampaan, itu harapan emak Thoor. Pengkhianat jangan dilindungi 💪💪🙏🙏
Sunaryati
Semoga berjalan lancar dan sukses Bos Aksa dengan pendamping sekretaris handal
Sunaryati
Semoga anak Helena cacat karena selalu mengkonsumsi minuman beralkohol
Sunaryati
Semangat semoga kamu semakin sukses dan dikelilingi banyak orang yang menyayangimu, Binar
Sunaryati
Segera layangkan gugatan cerai jika perlu laporkan dengan bukti, tentang perzinahan
Sunaryati
Benar kamu harus cepat- cepat pergi. toh Tama juga berpikiran untuk melepasmu dan Helena menginginkan Tama. Tapi kemungkinan Tama lusa berselingkuh lagi, kamu yang diperjuangkan 5 tahun saja diselingkuhin apalagi Helena hanya sebentar, apalagi jika Helena tak punya kuasa lagi
Sunaryati
Syukurin kamu suami tamak, pokoknya kamu dan Helena harus dapat karma yang pedih. Kamu wanita tersakiti yang tangguh emak suka. Jika dia manusia itu sudah dapat karma emak beri 5 ⭐
Sunaryati
Beri karma pada Helena dan Tama Thoor, buat bangkrut dan Tama dipecat
Sunaryati
Oh kirain lihat Tama dan selingkuhannya, ternyata Bosnya yang mabuk
Sunaryati
Kamu seharusnya instropeksi diri Tama, atau kamu terlanjur nyaman dengan perselingkuhan kamu
Sunaryati
Langsung ketahuan kan Tama, sebentar lagi hancur hidupmu dan tamat karirmu dan selingkuhan kamu seharusnya direkam Binar, jadi jika Tama mengelak ada bukti.
Sunaryati
maksudnya Binar
Sunaryati
Wah Binatang jadi sekretaris Pak Aksa, semoga tempat kerja suaminya dan bisa membongkar perselingkuhan mereka.
Sunaryati
Nah benarkan ada bau perselingkuhan?
Sunaryati
Salah paham, kamu🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!