Gadis Gendut Milik Sang Idola

Sudah satu bulan ini, Yumi kembali ke rutinitas normalnya. Kuliah, lalu kerja part time di Rainer's Resto. Rutinitas yang terus berulang setiap hari. Mungkin bedanya, sekarang Yumi tak perlu lagi ke warnet saat akan mengerjakan tugas. Semua barang pemberian Liam benar-benar berguna untuk membantu menyelesaikan tugas kuliah Yumi.

Liam sepertinya benar-benar sibuk dengan dunianya. Dan dengan keluarganya.

Sudah satu bulan ini, Liam tak berkunjung ke kost Yumi. Namun setiap malam, Liam masih rutin menelepon Yumi sekadar menanyakan kabar atau bertanya Yumi sudah makan atau belum dan satu ajakan juga yang rutin Liam lontarkan sejak dulu.

"Nikah, yuk, Yum!"

Yumi berhenti di lampu merah, dan tersenyum sendiri saat menatap wajah Liam yang sedang tersenyum di banner besar di sudut jalan, menawarkan permen karet rasa mint di tangannya.

Rasa rindu Yumi pada tuan model tersebut seakan terobati setiap Yumi menatap wajah besar Liam di iklan permen karet tersebut.

"Aku juga punya!" Yumi memeletkan lidahnya pada gambar Liam dan memamerkan permen karetnya sama persis dengan yang dipegang oleh Liam.

Liam memang mengirimkan satu kardus untuk Yumi.

Bim bim!

Klakson dari mobil di belakang motor Yumi, sedikit membuat Yumi tersentak kaget.

Yumi segera menarik gas dan lanjut memacu motornya ke arah kost-an.

Jam sudah menunjukkan hampir pukul tiga sore, dan Yumi harus masuk kerja ke Rainer's Resto jam empat sore.

Semoga masih keburu!

****

Yumi baru sampai di kost-nya, saat gadis itu melihat Abi yang sedang membuka pintu kamar kost-nya dan memasukkan sesuatu ke dalam.

Begitulah!

Liam memang sudah jarang kemari, namun tuan model itu masih saja sibuk mengirimkan berbagai camilan dan susu untuk Yumi dengan menyuruh Abi.

"Abi!" Sapa Yumi yang membuat Abi terlonjak kaget.

"Hai, Yum! Baru pulang? Aku pikir sudah berangkat ke Resto," jawab Abi berbasa-basi.

"Iya, tadi ada kelas tambahan. Jadi jam segini baru pulang." Jawab Yumi sedikit menjelaskan.

"Itu apa?" Yumi menunjuk ke arah karton yang dibawa Abi.

"Abang Liam yang nyuruh. Buat teman kamu ngerjaian tugas katanya," jawab Abi sekenanya.

"Yang kemarin masih ada padahal," Yumi menghela nafas.

"Bagiin ke anak kost yang lain!" Abi memberikan saran.

"Iya, nanti aku bagiin. Makasih banyak ya, Bi!" Ucap Yumi tulus.

"Sama-sama! Aku langsung balik, ya!" Pamit Abi yang kembali berbasa-basi.

"Anne masih marah?" Tanya Yumi tiba-tiba merasa kepo.

"Ya, begitulah!" Abi tersenyum kecut.

"Penting Mom dan Dad udah nggak marah dan aku masih bisa bertemu Keano," lanjut Abi lagi seakan sedang menghibur dirinya sendiri.

"Semoga hubunganmu dan Anne lekas membaik!" Ujar Yumi penuh harap.

Abi hanya mengangguk dan memaksa untuk tersenyum.

"Aku pulang dulu, Yum!" Pamit Abi sekali lagi.

"Hati-hati!" Pesan Yumi melambaikan tangan ke arah Abi.

Masih bisa Yumi lihat Abi yang memacu motornya perlahan keluar dari halaman parkir kost.

Hingga saat Yumi baru akan menutup pintu kamar kost-nya, terdengar suara benturan yang membuat beberapa orang memekik dari jalan di depan kost.

Hah?

Apa yang sudah terjadi?

Yumi tak jadi masuk ke kost-nya dan mengikuti langkah beberapa penghuni kost yang berlari ke arah sumber suara benturan tadi.

"Ya ampun, Abi!" Pekik Yumi saat mendapati Abi yang meringis dan terduduk di pinggir jalan dengan kondisi motor Abi yang menabrak tembok dan setengah body-nya masuk ke parit.

"Kau baik-baik saja?"

Pertanyaan bodoh!

Bagaimana bisa Abi baik-baik saja, kalau adik ipar dari Liam itu habis mencium aspal?

"Hanya lecet," jawab Abi seraya meringis.

"Aku antar ke rumah sakit, ya!"

Yumi segera meminta bantuan pada beberapa orang yang berkerumun untuk memanggilkan taksi.

"Motor aku gimana?" Tanya Abi menatap sedih pada motornya yang rusak parah.

"Nanti biar diantar ke bengkel atau ke rumah kamu," Jawab Yumi seraya membimbing Abi untuk naik ke dalam taksi. Yumi segera melarikan suami dari Anne tersebut ke UGD terdekat agar luka-lukanya bisa segera mebdapat pertolongan.

"Gimana ceritanya bisa jatuh begitu?" Tanya Yumi merasa penasaran.

"Ada ayam menyeberang sembarangan. Aku cuma mau menghindar, nggak tahu kalau ada polisi tidur setinggi itu disana," cerita Abi sedikit terkekeh.

"Itu polisi tidur memang menyebalkan! Kemarin aku juga nyaris jatuh pas lewat disitu," timpal Yumi ikut-ikutan bercerita.

Taksi yang membawa Abi dan Yumi sudah tiba di rumah sakit. Abu segera ditangani di UGD yang ada dibagian depan rumah sakit. Meskipun lukanya hanya lecet, namun tetap saja harus cepat dibersihkan dan diobati agar tidak ada yang infeksi.

Yumi memilih untuk menunggu Abi di ruang tunggu di dekat UGD. Ada sebuah televisi yang tergantung di ujung lorong. Acara di televisi sedang menampilkan sebuah acara talkshow dimana Liam yang menjadi bintang tamunya.

Kebetulan sekali!

Nama Liam Ang memang tengah melejit belakangan ini. Wajah tampan Liam sering wira-wiri di beberapa iklan televisi maupun iklan banner di jalan. Belum lagi berbagai majalah remaja yang selalu dihiasi oleh wajah tampan Liam, membuat Yumi kadang ingin memborong semuanya.

Eh, tapi Yumi sudah punya banyak koleksi foto Liam di ponselnya. Foto-foto eksklusif saat Liam tidur dalam berbagai posisi.

Yumi yakin, kalau hanya Yumi yang punya semua foto tersebut.

Orang lain mana punya?

Apalagi Chelsea!

Chelsea?

Hah?

Netra Yumi kembali menatap layar televisi, saat gadis itu mendapati Chelsea yang ternyata ikut menjadi bintang tamu di acara talkshow bersama Liam. Sepertinya host acara sengaja mengundang Liam dan Chelsea untuk mengonfirmasi berita tentang pernikahan Chelsea dan Liam yang santer beredar belakangan ini.

Liam yang terlihat mengenakan kemeja warna biru, hanya menampilkan wajah santainya saat sang host bertanya tentang sejauh apa hubungan Liam dan Chelsea.

Sangat berbeda dengan Chelsea yang bertingkah centil dan beberapa kali mencari perhatian pada Liam.

"Liam benar mau menikah dalam waktu dekat?" Tanya sang host acara.

"Iya!" Jawab Liam santai.

Chelsea sudah memasang senyuman lebar hingga mungkin ujung bibir nona model itu bisa menyentuh telinganya sekarang.

"Wah! Wah! Nikah sama Chelsea berarti, ya?" Tanya host acara lagi semakin bersemangat.

"Enggaklah!" Jawab Liam santai yang sontak membuat senyuman Chelsea lenyap begitu saja.

Demi apapun!

Yumi benar-benar ingin tertawa terbahak-bahak sekarang melihat wajah cemberut Chelsea.

"Trus nikah sama siapa, Liam?" Tentu saja host acara merasa sangat penasaran.

Yumi juga menunggu-nunggu Liam memberikan jawaban.

Jangan sampai!

Jangan sampai tuan model sinting itu menyebut nama Yumi.

Jangan sampai!

"Adalah pokoknya. Nanti aku ajak dia konferensi pers kalau kami udah nikah!" Jawab Liam santai.

Yumi benar-benar bisa bernafas lega sekarang.

"Yum, kok masih disini?" Tanya Abi yang berjalan terpincang-pincang keluar dari UGD.

Sepertinya luka di kaki Abi cukup serius.

"Iya, kan nungguin kamu!" Jawab Yumi seraya meringis.

"Kamu jadi terlambat ke resto," Abi sedikit merasa sungkan.

"Udah! Nggak masalah. Manajernya baik kok! Ayo aku antar pulang!" Ajak Yumi seraya membimbing Abi yang masih terpincang untuk keluar dari area rumah sakit. Ada banyak taksi yang nge-tem dinsekitar rumah sakit, jadi Yumi tak kesusahan mencari taksi untuk mengantar dirinya dan Abi pulang.

.

.

.

Yang udah baca Anne-Abi pasti tahu deh ini sambungan dari bab yang mana 😅

Yang belum baca cuss baca "Bukan Suami Pilihan"

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.