Kisah seorang Wanita bernama Reyna yang mampu berjuang menghadapi kehidupan dengan iman dan keyakinannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Luka Dalam
Rehan masih tidak bisa menerima bahwa Reyna meninggalkannya, sedangkan sifat Azeta yang makin kelihatan manja dan posesif membuat Rehan frustasi dan makin menyesal kenapa dulu menikahi Azeta
Sementara ditempat lain Reyna tersenyum senang karena sudah bisa pindah ke apartemen yang lumayan dekat dengan tempat kerja
"Wow...apartemen disini memang keren, pantas harganya fantastis, untunglah aku bisa membelinya hampir setengah harga karena pemilik sebelumnya membutuhkan uang" batin Reyna sambil merapihkan semua barang-barangnya
Keesokan harinya seperti biasa Reyna sudah bersiap berangkat kerja , saat menunggu pintu liff terbuka, tiba-tiba Alex ada di samping Reyna
"Selamat pagi Rey..." Alex menyapa di belakang Reyna
Reyna tersentak kaget mendengar suara yang dikenalnya,dan segera menoleh ke samping
"Kok...eh..iya pagi pak Alex" kata Reyna gugup dan bingung
"Kenapa wajahmu aneh begitu, kebetulan apartemen kita ada di lantai yang sama" kata Alex singkat
Sebelum Reyna menjawab, pintu liff terbuka dan mereka berdua masuk, ternyata didalam sudah lumayan penuh dengan orang, Alex menarik Reyna untuk berdiri dekat di depannya dengan saling berhadapan, untuk melindungi Reyna dari himpitan
Posisi seperti ini membuat Reyna makin susah bernafas Karena jarak Reyna yang hanya beberapa senti saja dari Alex
"Ya Alloh, ini kenapa jantungku kayak lari maraton ya" batin Reyna sambil reflek memegang dadanya
"Kenapa, kamu sakit..?" Tanya Alex ke Reyna pelan
"Hehe..nggak pak" Reyna nyengir kuda
Melihat ekspresi Reyna yang menggemaskan seperti itu Alex tersenyum
"Jangan senyum seperti itu..nanti orang di depan kamu ini pengen makan kamu" bisik Alex di telinga Reyna
Seketika itu juga Reyna menghentikan senyumnya, Alex tersenyum geli melihat tingkah Reyna
Ting..
Liff terbuka dan sudah sampai di lantai dasar, Reyna bergegas keluar segera mencari taksi
Tin..tin...suara mobil mewah milik Alex berhenti di depan Reyna, jendela pintu belakang terbuka dan terlihat Alex tersenyum ke arah Reyna
"Ayo kita berangkat bareng, sekalian ada yang ingin aku diskusikan denganmu" kata Alex
"Hah..oh iya pak" Reyna segera masuk ke mobil dan duduk disamping Alex
"Kita nanti akan bertemu dengan pemilik perusahaan yang di pimpin oleh Rehan" kata Alex sambil melihat Reyna yang terlihat sedikit gugup dan kaget
"Kalau kau belum siap bertemu dengannya, biar sementara kamu digantikan Intan" kata Alex
"Tidak pak, sudah tugas saya sebagai sekertaris untuk mendampingi pak Alex, jadi biar nanti saya yang ikut" jawab reyna
"Baiklah kalau itu mau mu.."kata Alex
"Apa hubungan kalian sudah membaik setelah perceraian mu?" Tanya Alex
"Entahlah pak, semoga saja begitu, sudah 4 bulan berlalu saya kadang masih bermimpi buruk itu" kata Reyna
"Cobalah konsultasi di psikolog, barangkali bisa mengatasi masalahmu"
Kata Alex
"Iya pak.. terimakasih sarannya" kata Reyna
Akhirnya Reyna mengikuti pertemuan dengan para kolega perusahaan, yang salah satunya adalah Rehan mantan suaminya
Saat Alex memulai membicarakan bisnis, Reyna tidak sengaja melihat Rehan yang menatap tajam ke arahnya, seketika itu Reyna merasa masih ada reaksi aneh ditubuhnya, rasanya seperti takut, khawatir dan keluar keringat dingin
Alex yang mengetahui keadaan Reyna tidak sedang baik-baik saja, kembali duduk di samping Reyna dan menyuruh Leo untuk melanjutkan penjelasannya
"Rey...apa kau baik-baik saja?" Tanya Alex
"Saya..iya pak, tida apa-apa" jawab Reyna yang sudah sedikit pucat
"Sini..." Alex menarik kursi Reyna agar mendekat ke arahnya, kemudian satu tangannya menggenggam erat tangan Reyna,sedang tangan yang satunya untuk mencatat poin penting dari rapatnya.
Reyna merasa aneh saat tangannya di genggam Alex, semua rasa yang tidak mengenakkan tadi terasa sirna
"Terimakasih pak..."kata Reyna sambil tersenyum ke Alex
"Iya...biarkan aku menggenggam tanganmu lebih lama" kata Alex
Tak di bayangkan bagaimana Rehan yang melihat adegan itu, emosinya seketika tersulut dan keluar dari rapat
"Maaf, saya ada keperluan mendadak, untuk acara ini biar wakil dan sekertaris saya yang melanjutkan" kata Rehan berdiri dan meninggalkan tempat
"Pak,bisa lepaskan tangan saya?" Kata Reyna
"Gak bisa, aku lepaskan nanti kalau sudah waktunya" jawab Alex
"Lah emang kapan waktunya?" Batin Reyna sambil memanyunkan bibirnya
Melihat hal itu Alex menendang pelan kaki Reyna
"Apa sih pak..?" Tanya Reyna agak kesel
"Itu bibir kenapa...mau aku gigit sekarang juga..?" Kata Alex
Reyna langsung menormalkan posisi bibir seperti semula
Akhirnya setelah hampir 2 jam, pertemuan selesai juga, saat tangan Alex melepaskan genggamannya, Reyna segera pamit ke toilet sebentar
"Ya elah Lex...itu anak orang Sampek lari buru-buru ke kamar mandi sudah lu apain aja tadi ?" Kata Leo
"Jangan ngaco ngomong lu..dari tadi kita rapat, emang gue mau ngapain?" Jawab Alex
"Siapa yang rapat, gue ni yang mulutnya hampir Jontor ngomong, elu duduk manis menikmati Reyna" kata Alex
"Eh..kalau ngomong, jangan ngawur ya, menikmati apaan..gue menggenggam tangan Reyna buat nenangin dia tadi yang panik ketemu sama mantan suaminya"sahut Alex
"Enak banget lu...tau gitu tadi gue aja yang nenangin Reyna..lumayanlah" kata Alex
"Berani lu sentuh Reyna..urusan mu denganku..paham lu..!" Kata Alex kesel
"Wow.. Cinta banget lu sama Reyna? Tanya Leo usil
"Kalau iya memang kenapa, ada masalah..?" Tanya Alex
"Tenang bro..gue dukung lu penuh." Kata Leo sambil mengedipkan matanya
**
Reyna keluar dari toilet, dan berjalan menuju ke Alex, tapi tiba-tiba
"Bagus ya...jadi ini yang kau inginkan, bercerai denganku dan bebas jalan bareng sama Alex, benar-benar hebat kamu Rey" kata Rehan mendekat ke arah Reyna
"Maaf saya tidak ada urusan dengan anda, biarkan saya lewat" kata Reyna gugup karena di hadang oleh Rehan
"Aku tidak akan pernah rela kamu meninggalkan ku..asal kau tau itu" kata Rehan
"Han..ingat, kita sudah berpisah, aku ingin hubungan kita tidak bertambah buruk, bagaimanapun aku juga sangat menyayangi keluargamu" kata Reyna
"Persetan..aku tidak percaya mulut manis mu, kamu sudah bisa bersenang-senang dengan Alek, bahkan aku masih sangat menderita dengan perpisahan kita" kata Rehan emosi
"Sudahlah..jangan lupa, disini siapa yang lebih menderita, kamu pasti tau" ucap Reyna
Rehan mencengkram lengan Reyna kuat,
"Apa Alex lebih memuaskan daripada aku...katakan bre**sek..!" Kata Rehan
"Apa maksudmu Han..kau kira aku ini apa,ha..!" Kata Reyna
Disaat itu terdengar suara
"Lepaskan tanganmu tuan Rehan.." suara Alex mengagetkan Reyna dan Rehan
"Ini urusanku...jangan ikut campur" kata Rehan sambil melepaskan cengkraman nya
"Ingat posisimu sekarang, kamu sudah tidak ada ikatan apapun dengan Reyna" kata Alex menekankan
"Ingat Rey...aku tidak akan pernah merelakan mu..!" Kata Rehan sambil melangkah meninggalkan tempat itu
"Kamu tidak apa-apa Rey ?" Tanya Alex
Reyna hanya tertunduk,menggigit bibirnya dan meremas tangannya
"Sstt...sini.." Alex langsung memeluk Reyna
"sudah..tidak apa-apa, aku akan menjagamu..tidak akan kubiarkan kamu terluka lagi.." Alek mengelus punggung Reyna dan menenangkannya
***
Hampir setiap hari Alex dan Reyna berangkat dan pulang kerja bareng, kecuali kalau ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan, seperti hari ini Alex tidak bisa pulang bareng Reyna karena ada urusan bisnis dengan Leo
Seharian dengan kegiatan yang padat membuat tubuh Reyna terasa sangat capek,jam tujuh malam Reyna menyandarkan tubuhnya di sofa untuk menikmati tayangan televisi di dalam apartemennya, sesaat kemudian terdengar suara bel pintu berbunyi
Ting tong..Ting tong...
Ceklek..Brak..! Suara pintu terbuka dan terdorong kuat oleh tamu Reyna yang tak lain adalah Rehan
"Apa yang kamu lakukan Han..!" Reyna langsung berlari ke dalam untuk mengambil jarak aman dengan Rehan
"Kenapa..kamu kecewa yang datang aku..bukan Alex, bahkan apartemen kalian berdekatan...dasar menjijikkan..!" Kata Rehan sambil melangkah mendekati Reyna
"Jangan macam-macam Han...keluar dari sini, cepat..!" Kata Reyna emosi
"Kenapa aku harus keluar, apa mengganggu kencan mu dengan Alex, apa setiap malam kamu sudah tidur dengannya ?" Kata Rehan sambil meraih wajah Reyna dan menekannya kuat
Dengan gerakan cepat Reyna meloloskan diri dan menendang tubuh Rehan hingga jatuh ke lantai, Rehan menyeringai melakukan serangan balik, Reyna merasa terpojok segera lari masuk kamar berniat menguncinya dan mengambil handphone untuk meminta pertolongan Alex
Brak..
Pintu kamar Reyna jebol ditendang oleh Rehan, dengan sekuat tenaga Reyna akan melakukan serangan tenaga dalamnya yang masih belum pulih, tapi percuma, dengan kecepatan gerakan Rehan, Reyna sudah di bawah cengkraman tangan Rehan
Dengan cepat Rehan membanting Reyna ke kasur, menindih dan merobek baju atasan Reyna
"Tolong...Han...jangan...lepaskan aku...jangan lakukan ini..!" Teriak Reyna sambil meronta dan sukses lepas dari Rehan
Reyna melangkah mundur dan menyiapkan segalanya, bahkan dia rela mati melawan, dari pada harus kehilangan kehormatannya
Sekuat tenaga Reyna menyerang Rehan dengan tenaga dalamnya, Rehan yang sudah menduga hal itu langsung menyerang balik, Reyna terpental kebelakang mengeluarkan darah dari mulutnya
Dengan sisa tenaga yang masih dimiliki, Reyna berusaha bangkit terseok-seok berusaha keluar menghindari Rehan, gerakan cepat Rehan langsung menangkap tubuh Reyna dan membantingnya di tempat tidur kembali, tak tinggal diam Reyna terus berontak
"Lepaskan Han... dasar ba**ngan.. lepaskan..Akhh..!" Reyna teriak histeris saat Rehan mulai menciumi tubuh Reyna membabi buta, meninggalkan jejak kemerahan di tubuh Reyna
Dengan isak'an tangis Reyna berusaha mendorong tubuh Rehan, dorongan nafsu bir*hi Rehan yang melihat tubuh molek Reyna hampir telanjang langsung memuncak, dengan kasar Rehan berusaha memaksa memasukkan batang perkasanya ke dalam liang surgawi milik Reyna
Reyna semakin menjerit "Akhh...tidak, jangan Han...sakit..jangan lakukan itu...jangan...Tolong...tolong..!"
Sementara Alex dan Leo yang akan membuka pintu apartemennya terdiam saat mendengar suara jeritan dari apartemen Reyna, Alex langsung lari di susul dengan Leo menuju ke pintu apartemen Reyna yang ternyata tidak terkunci, semakin panik,Alex dan Leo langsung menerjang masuk
Mendengar teriakan Reyna yang menjerit kuat, Rehan panik dan tanpa sengaja memberikan pukulan tenaga dalamnya tepat di dada Reyna dan Reyna langsung ter pekik kuat sebelum memejamkan matanya tidak sadarkan diri
Alex dan Leo berlari menuju kamar Reyna, dan bagai di sambar petir terkejut dengan pemandangan di hadapannya
"Bajingan kau Rehan...mati kau bangsat..." Alex berlari ke Rehan mengangkat tubuh Rehan dengan kekuatan tenaga dalamnya dan melemparkan Rehan kedinding tembok kamar hingga pingsan
Sementara Leo setelah menyelimuti tubuh Reyna, langsung menghalau Alex saat akan melakukan gerakan yang bisa membunuh Rehan yang sudah terkapar tidak berdaya
"Hentikan Lex...jangan kau lakukan itu, dia bisa mati, sebaiknya kita segera menyelamatkan Rey dulu..keadaanya sangat parah" kata Leo panik
Alex terkejut dan berlari ke tempat Reyna dan segera menggendongnya, Leo segera menelepon polisi dan ambulan untuk mengurus Rehan
Dalam mobil yang di supir olek Leo , Alex menangis dan terus memanggil Reyna
"Rey bangun sayang...ayolah jangan buat aku takut...bangunlah...maafkan aku, tidak becus menjagamu..." Ucap Alex sambil meneteskan air mata
Tiba di rumah sakit Reyna langsung mendapatkan penanganan khusus, dokter memberikan penjelasan bahwa keadaan Reyna masih kritis dan harus di rawat diruang ICU, Alex langsung lemas dan bersimpuh di lantai sambil menangis
"Sabar Lex,tenanglah dulu, Reyna itu wanita kuat, dia pasti sembuh" kata Leo