Domain Of Fantasy

Di Lembah Dingin.

Di dalam gua tempat dia menghilang sebelumnya.

Naomi sedang berdiri dengan gelisah disamping Peti harta karun tempat dimana Ranzy dibawa oleh pusaran Ruang dan Waktu.

"Ayo pulang, Naomi. Ini sudah jam 17.49 lohhh, jika kita tidak pulang sekarang, kita akan terjebak disini Naomi."

Kenji yang berdiri agak jauh memperingatkan dia.

Dengan wajah kesal, Naomi melirik kearah Kenji.

Naomi baru saja akan mengatakan sesuatu, ketika sebuah pusaran angin muncul di langit-langit gua.

Dia baru saja akan bangun dan berlari ketika...

Sesosok manusia dengan tombak ditangannya jatuh dari pusaran angin diatas.

"Sialan, setidaknya beri aku waktu untuk bersiap! aku berharap tidak akan ada teleportas-"

Orang itu baru akan terus mengutuk,

Ketika dia terdiam sejenak melihat 2 wajah familiar disekitarnya.

"Vel-san! astaga, apakah kamu baik-baik saja?"

"Vel... kau membuatku kelaparan menunggumu sialan... Karena kau sudah kembali, kita harus pergi sekarang."

Naomi langsung menatap dia dengan ekspresi khawatir.

Sementara, Kenji sedikit menggerutu sebelum berbalik dan berjalan menuju ke luar gua.

"Aku baik² saja, Naomi."

Ranzy berkata dengan suara tenang sambil melirik Naomi.

Mendengar jawaban dia, Naomi mulai bangun dari tempat dia duduk sambil berkata,

"Karena kau sudah kembali, maka kita harus segera bergegas sekarang, sebelum hari sepenuhnya gelap."

Setelah itu dia berjalan mengikuti Kenji.

Ranzy pun buru² berlari mengikuti mereka berdua.

Itu sudah pukul 18.21 saat mereka kembali ke kota.

"Naomi, Kenji, Apa rencana kalian besok?"

Dia bertanya kepada mereka berdua disamping kanan dia.

"Aku merasa lapar sekarang jadi aku akan kembali ke penginapan duluan.

Kalian berdua bisa memutuskan apa yang harus kita lakukan besok.

Aku sendiri akan mengikuti kata² kalian."

Kenji lalu pergi meninggalkan mereka berdua untuk kembali duluan ke penginapan.

Naomi hanya bisa tersenyum masam, sebelum berbalik melihat dia dan berbicara,

"Karena kamu telah kembali, aku kira kita bisa pergi ke balai transportasi dan berteleportasi ke Kota Starlight besok.

Bagaimana menurutmu Vel-san?"

Ranzy merespon dengan bersemangat,

"Baiklah, ayo kita pergi besok!

Aku sudah tidak sabar ingin mencari temanku, Lucas."

Naomi tersenyum lembut sebelum kembali berkata dengan sedikit nada tegas,

"Lain kali kamu tidak boleh se ceroboh itu lhooo Vel-san.

Tiba² menghilang bersama tombak itu begitu saja,

Apa kamu tau seberapa paniknya kita, ketika itu terjadi?"

Ranzy membalas dengan sedikit memprotes,

"Mau bagaimana lagi, aku belum sempat memilih ketika Timer waktu sistem habis,

Dan tiba² aku telah secara otomatis mengikuti Quest nya."

Dia waktu itu tidak memilih apa² karena seseorang terlalu lama menjelaskan apa itu Senjata Sihir...

Naomi memiringkan kepalanya dengan bingung.

'Apakah itu berarti dia diteleportasikan secara paksa atau semacamnya?'

Memikirkan ini, Naomi lalu kembali berkata,

"Karena kamu berkata seperti itu, aku akan mempercayainya.

Tapi! Ingatlah bahwa meskipun kamu sendirian ketika datang ke dunia ini.

Kamu memiliki aku dan Kenji sekarang. Ingatlah baik² lhooo Vel-san."

Ranzy menggangukan kepalanya dengan sungguh² kepada dia.

Melihat jawaban Ranzy, Naomi perlahan berjalan menuju kearah area perdagangan.

"Aku ingin pergi duluan untuk membeli bumbu² masakan sekarang.

Sampai jumpa besok, Vel-san!"

Seperti Kenji, Naomi meinggalkan dia di gerbang kota.

"Hah... Bukankah kita bisa pergi bersama sialan??"

Dia sedikit mengutuk sebelum pergi ke area perdagangan.

.....

Lantai 1 Light Star Firm

Seperti biasa, dia pergi ke tempat langganannya untuk memesan makan serta menjual beberapa item.

"Luciola, Aku ingin memesan beberapa steak serigala serta 1 botol minuman mana."

"Oh? Kamu disini....."

Luciola yang sedang membaca buku perlahan mengalihkan pandangannya ke Ranzy, ketika wajah tenangnya berubah menjadi keheranan dan terkejut.

"Ka-kamu!! Bagaimana kamu mendapatkan tombak itu!?"

"Mustahil... Ini benar² sebuah kemustahilan..."

Luciola dengan ngeri menunjuk kearah tombak yang tergantung dibalik punggung dia.

"Seperti yang diharapkan, kamu mengenali Senjata ini.

Juga, apa-apaan reaksi itu? Bukankah ini hanya sebuah Senjata saja?"

Dia bertanya dengan sedikit penasaran akan reaksi Luciola.

Luciola segera mengatur ekspresi kembali ke wajah tenang nya yang biasa sebelum berkata,

"Aku akan membicarakannya setelah ini."

Dia lalu pergi mengambil steak serigala liar yang dipesan Ranzy.