NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Memilikimu

***

Mata Sherin terbuka, keduanya saling menatap.

Sorot matanya terlihat begitu lembut, teduh dan

pasrah. Alis Devan sedikit bertaut melihat Sherin menitikkan air mata. Apakah dia merasa begitu bersalah karena tidak bisa memberikan apa

yang seharusnya dirinya dapatkan.?

Perlahan Sherin mengedipkan matanya tanda

persetujuan. Bibir Devan terangkat sedikit, dia

mendaratkan kecupan lembut di kening Sherin. Kemudian tangannya bergerak, melepas penutup tubuh mereka dan melemparnya ke sembarang

arah. Sherin sungguh malu, dia mencoba meraih selimut, tapi Devan merebut dan melemparnya

kembali hingga membuat wajah Sherin semakin memerah. Dia hanya bisa menutupi bagian

dadanya dengan kedua telapak tangannya.

"Dev.. tolong jangan biarkan aku mati karena

menahan rasa malu begini.."

Desis Sherin sambil mencoba mundur ke ujung

tempat tidur. Untuk beberapa saat, Devan tampak menelusuri seluruh lekuk tubuh indah istrinya itu dengan tatapan panasnya. Tubuh yang begitu sempurna dan sangat pantas untuk mendapatkan perlindungan penuh. Tapi, tidak untuk di nikmati

oleh sembarang laki-laki. Mulai sekarang, tubuh

ini hanya akan menjadi miliknya seorang.

"Biarkan aku menikmati semua ini. Bukankah

semua yang ada padamu adalah milikku.?"

Wajah Sherin semakin merah padam. Hatinya saat

ini di selimuti oleh perasaan yang tidak mampu terjabarkan, karena merasuk cepat ke dalam

relung hatinya yang paling dalam.

"Dev.. hentikan tatapan mesum mu itu..!"

Decak Sherin sambil memalingkan wajahnya,

dia benar-benar malu di pandangi Devan dengan

tatapan mesum seperti itu yang membuat aliran darahnya kian tersumbat. Devan tersenyum tipis.

Dengan hati-hati dia kini mulai menindih tubuh

Sherin. Bibirnya langsung memagut lembut bibir ranum gadis itu dan memainkannya dengan

gerakan halus, intim dan memuja. Keduanya kini kembali terhanyut dalam percumbuan panas,

memicu gairah yang semakin lama semakin

membara.

"Akhh..Dev... hentikan..akkhh..."

Sherin mendesah lembut saat bibir Devan mulai menelusuri lehernya. Menyesap, menggigit halus

dan melukis tanda kepemilikan dengan tenang.

Bibir panas Devan semakin lama semakin turun,

menjalar ke seluruh bagian lainnya tanpa ada

yang terlewat. Setiap inchi dari tubuh nya tidak

luput dari jilatan dan gigitannya hingga membuat Sherin menggelinjang hebat di sertai desahan, erangan dan lenguhan panjang.

Sherin benar-benar terbuai, laki-laki ini begitu

lembut dan tenang, penuh dengan perhitungan

dalam memperlakukan tubuhnya. Sungguh, di

setiap sentuhan nya mampu mengalirkan satu

sensasi luar biasa. Pria ini begitu memuja dan menghargai segala yang ada dalam dirinya..

Bibir Devan kini beraksi panas di kedua bukit

kembar milik istrinya yang terlihat begitu ranum

dan segar hingga membuat dia mabuk berat dan semakin menggila. Sementara tangannya beraksi

liar di bagian inti tubuh Sherin yang sudah basah karena tidak tahan dengan sensasi nikmat yang

merambat ke seluruh aliran darahnya. Tubuh

Sherin bergetar hebat, dia mulai tidak terkendali.

Nafas mereka berdua kini semakin memburu.

Kenikmatan dari sentuhan dua tubuh ini mampu

mengalirkan sensasi keterikatan yang sulit untuk

di lepas begitu saja. Kali ini mereka sudah tidak

bisa bertahan lagi. Sherin benar-benar tidak kuat

menahan segala cumbuan panas bibir Devan

yang begitu memabukkan dan menerbangkan

akal sehatnya.

"Akhh...Dev.. aku sudah tidak kuat lagi.."

Sherin kini merengek halus saat Devan menggigiti

kedua puncak bukit kembar nya dengan gemas,

di hantam gelombang hasrat yang semakin tidak terkendali. Dia harus segera memulai puncak

pendakian yang sesungguhnya.

Devan mengangkat wajahnya, keduanya saling pandang lekat dengan mata yang sama-sama

lemah, menginginkan sentuhan akhir yang

tentunya akan sangat menguras energi.

Tapi, keraguan itu masih saja bergelayut dalam

jiwa Devan hingga membuat dia menatap kuat

wajah Sherin yang sudah sangat mendambakan

sentuhan akhir nya. Sherin tahu pasti apa yang

sekarang sedang bersarang di benak Devan.

Dia bangkit, kemudian meraup wajah tampan

suaminya itu, lalu mengecup bibirnya dengan

satu sentuhan lembut nan membuai hingga

membuat mata Devan mengerjap hebat.

"Tuntaskan lah rasa penasaran mu itu Dev..

aku tidak ingin hubungan sementara ini di mulai dengan rasa ragu dan ketidakpercayaan mu..Aku

siap sekarang. Dan aku akan merelakan semua

yang ku jaga selama ini untuk mu.. suamiku.."

Bisik Sherin pelan dengan suara yang bergetar

hebat sambil mencium lembut rahang kokoh

Devan. Turun ke lehernya lalu menyusurkan

bibirnya di dada bidang laki-laki itu yang kini menggeram hebat.

Devan benar-benar tidak tahan dengan godaan

halus Sherin. Dengan gerakan lembut dan yakin

dia merebahkan tubuh Sherin dengan tatapan

yang berubah menyala panas karena di hantam

gelombang nafsu birahi yang sudah sangat menggelora.

"Baiklah.. setidaknya aku tidak akan menyimpan

segala keraguan ini terus menerus.!"

Geram Devan, untuk sesaat keduanya kembali

saling pandang dengan sama-sama tegang.

Akhirnya Devan mulai memposisikan dirinya

untuk melakukan penyatuan tubuh mereka.

Sherin kini semakin terlihat tegang, matanya

terpejam kuat. Dengan hati-hati Devan mulai menyatukan tubuh mereka, mendorong senjata keperkasaannya untuk masuk ke dalam lembah

milik istrinya yang masih di ragukan kemurniannya.

Dev terus berjuang..mendorong perlahan-lahan.

Alisnya kini bertaut dalam, apa yang terjadi.?

Ada sesuatu yang aneh yang kini dia rasakan.

"Aaaa...Deevvv....sakiiitt...ini sangat sakit Dev..!!"

Deg !

Wajah Devan sedikit memucat, dia mengangkat

mukanya. Menatap tajam wajah Sherin yang

terlihat merah padam, di warnai luruhan air mata kesakitan yang mengalir deras tak tertahankan. Tangan gadis itu mencengkram seprai dengan kuat.

Tidak ! Ini tidak mungkin..Devan tidak percaya.

Dia kembali mendorong perlahan. Tapi, dia juga

merasakan ini lumayan sulit, bahkan dirinya pun merasakan sedikit sakit. Dev kembali mencoba mendorong masuk dengan hati-hati namun tetap menggunakan tekanan yang pas. Jiwanya kini

semakin menggelegak oleh sebuah keyakinan

yang membuat dirinya seakan menggila. Devan merasakan, sesuatu yang sangat luar biasa kini sedang berusaha untuk di tembus nya.

"Aaaa... Devaann...ini sakiiitt.. aku tidak kuat.

Kumohon jangan teruskan.. aaaaa...Devaann..!"

Sherin menjerit kuat, tangannya mencengkram punggung Devan sambil memukuli nya kuat.

Devan terkesiap hebat, jantungnya kini seolah tersengat. Tidak.!! jiwanya tiba-tiba meledak.

Istrinya masih suci..?? Sherin perawan murni.??

Dev langsung membeku, menghentikan sejenak perjuangannya untuk bisa menembus benteng pertahanan istrinya itu. Tangannya kini bergerak,

mengelus lembut wajah Sherin yang di penuhi

lelehan air mata dan keringat dingin.

"Sherin.. lihat aku.. tatap aku sekarang.."

Sherin membuka matanya perlahan, masih terisak

dalam kesakitan. Ingin rasanya dia keluar dari

semua rasa sakit ini. Keduanya saling pandang

lekat dengan sorot mata yang sama-sama teduh.

"K-kau masih suci..? Selama ini kau seseorang

yang masih sangat murni.?"

Wajah Sherin tampak semakin memerah, dia

tidak tahan di todong pertanyaan lugas seperti

itu oleh Devan. Malu bukan kepalang. Devaann..

kenapa harus bertanya seperti itu sih.!

"Aku tidak akan mungkin menyerahkan hal yang

paling berharga dalam hidupku pada laki-laki

yang tidak memiliki hak untuk mendapatkannya

Dev.. ini adalah harga diriku, kehormatan ku.!"

Lirih Sherin sambil mengelus wajah Devan yang

kini berubah memerah dalam keterkejutan yang

teramat sangat. Ada pendaran cahaya kepuasan

yang kini terpancar dari wajah tampannya.

"Ohh Sheriiinn sayaang.. kenapa kamu biarkan

dunia menindas dan menjatuhkan dirimu.!!"

Desis Devan sambil kemudian menyergap bibir

Sherin dengan rakus. Keduanya kembali bergelut

dalam ciuman hangat dan manis yang semakin

lama semakin menggebu, terdorong oleh perasaan aneh yang kini mulai menjerat hati dan jiwa mereka.

Tidak lama Devan kembali bergerak pelan dan

hati-hati, berusaha mendaki puncak kenikmatan

namun tetap menekan kuat dan konstan. Dan.. akhirnya, setelah perjuangan yang cukup lama,

Sherin menjerit kuat dalam ciuman lembut bibir

Devan saat pria itu berhasil menerobos masuk. Menanamkan benda miliknya di dalam tubuh

Sherin hingga gadis itu merasakan tubuhnya

seolah terbelah menjadi dua. Benda perkasa milik

suaminya itu kini sudah terbenam seutuhnya di

dalam tubuhnya.

"Dev....sakiiitt oohh.. lepaskan aku.. kumohon.."

Sherin merintih kesakitan dengan suara yang

sangat lemah bergetar. Tangannya memeluk

erat tubuh Devan dan bibir nya menggigit kuat

leher suaminya itu.

Melepaskan.?? Mana bisa sayang...!! Bibir Devan

tersenyum penuh arti. Dia mengangkat wajah,

kemudian menghujani wajah Sherin dengan

ciuman panas bertubi-tubi.

"Kita baru akan mendaki sayang...Sekarang..

biarkan aku membawamu terbang ke tempat

dimana kenikmatan itu berada. "

Bisik Devan sambil menggigit pelan daun telinga

Sherin dan mulai bergerak tenang. Menggali dan mencari segala bentuk kenikmatan yang pada

detik sudah langsung menggetarkan seluruh

tubuhnya. Perlahan namun pasti, rasa sakit yang

tadi hampir menumbangkan pertahanan Sherin,

kini telah berganti dengan kenikmatan tiada tara. Kenikmatan yang sama-sama baru mereka

rasakan saat ini..

Tidak lama suasana di dalam kamar besar itu

sudah berubah panas membara. Suara desahan

dan erangan serta jeritan kecil yang keluar dari

mulut Sherin, membuat atmosfer di dalam kamar

itu benar-benar panaass...

Devan benar-benar mabuk kepayang.. wanita

yang selama ini di ragukan kesuciannya, ternyata

masih sangat murni.. Dan hal itu membuat jiwa obsesif nya naik ke permukaan. Tidak.! wanita

ini adalah miliknya. Seseorang yang sangat

pantas untuk mendapatkan perlakuan istimewa

dari dirinya. Sherinda... kamu benar-benar wanita

luar biasa. Bertahan dalam diam dengan segala

kemurnian di saat dunia mencemooh mu.!

Mereka berdua terus bergumul panas, mencoba

mengeksplor segala kenikmatan dengan berbagai

cara dan gaya. Keduanya adalah pemula yang

langsung lihai dalam sekali percobaan saja.

"Devaann... sudahhh.. aku tidak kuat lagii.."

"Sebentar lagi sayang...kita akan keluar bersama."

Terdengar percakapan panas diantara mereka

saat percintaan super hot itu sudah berlangsung

selama kurang lebih 2 jam. Dan akhirnya Devan

mengejang hebat saat dia berhasil memuntahkan

lahar panas berisi bibit unggul miliknya di ladang

subur milik istri bayarannya itu..

"Terimakasih sayang.. kau sudah membuatku

menjadi laki-laki sejati yang sangat beruntung."

Bisik Devan sambil menatap redup wajah pucat

Sherin yang terlihat sangat kelelahan itu. Dia

mengecup lembut kening Sherin kemudian

mendaratkan satu ciuman mesra di bibirnya.

Setelah itu menjatuhkan tubuhnya di samping

Sherin yang sudah terpejam rapat.

Dev melirik kearah Sherin, kemudian meraih

tubuh lelah itu ke dalam rengkuhan nya. Dia

pastikan, akan selalu menjaga dan melindungi

wanita ini, serta mengabulkan apapun

keinginannya..

Malam ini, benar-benar malam yang panjang

dan melelahkan bagi Sherin.. Bagaimana tidak,

dua jam kemudian Devan kembali membawa

dirinya mendaki puncak nirwana dengan aksi

yang lebih ganas lagi. Dan begitulah seterusnya.

Dia hanya di beri waktu istirahat satu jam saja

setiap kali melakukan jeda.

Sampai akhirnya, tubuh inti milik Sherin tidak

sanggup lagi menahan gempuran benda perkasa

milik Devan dan mengelurkan darah. Setelah itu,

barulah Devan merasa panik dan tersadar...

Ternyata..dia sudah kelewat batas.!

***

Suara ponsel yang bergetar di atas nakas

membuat Devan terpaksa membuka matanya.

Tangannya merayap meraih benda pipih itu

dengan gerakan halus agar tidak menggangu

kenyamanan wanita yang sedang bergelung

manja dalam pelukannya.

"Hemm...ada apa.?? Jam berapa ini, kamu

sudah berani mengganggu ku.!"

"Maaf Tuan Muda.. berita tentang kedatangan

anda semalam sudah membuat otoritas di

Universal Media Group melakukan pertemuan mendadak. Situasi di perusahaan tidak stabil."

"Lalu, apa saja kerja kalian sekarang.?"

"Maaf Tuan.. kami akan segera melayangkan

somasi pada beberapa media online yang sudah

menambahkan berita."

"Lakukan blok pada media yang coba-coba

mencemarkan nama baik istriku.!"

Tidak terdengar sahutan Roman dari seberang

sana. Tampaknya ada yang sedang mengganggu pikiran sang asisten.

"Ada apa.? Apakah Mommy menghubungi mu

terkait berita ini.?"

"Benar Tuan Muda.. termasuk Tuan besar.."

Devan terdiam, dia merenung sejenak. Matanya

kini beralih menatap Sherin yang terlihat lelap

dalam pelukannya.

"Biarkan saja, kita urus mereka nanti. Katakan

pada dewan direksi, aku akan datang ke kantor

setelah makan siang."

"Baik Tuan Muda.. laksanakan."

"Satu lagi.. Kau hubungi Franklin Roosevelt

sekarang, katakan ada yang harus di urus.!"

Kembali, tidak ada sahutan yang terdengar dari

seberang sana. Mungkinkah Roman syok.?

"Roman.. kau dengar perintah ku.?!"

"Ba-baik Tuan Muda.. laksanakan."

Devan menutup telepon lalu menyimpannya

kembali di atas nakas sambil mendengus kesal.

Dia melihat kearah dinding kamar, saat ini waktu

sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

"Dev.. adakah sesuatu yang serius terjadi.?"

Devan melirik cepat kearah Sherin yang sedang

menatap nya lembut, masih pada posisinya

meringkuk nyaman dalam dekapannya.

"Tidak ada, hanya ada beberapa direksi yang

kebakaran jenggot."

"Bukankah aku sudah mengatakan semalam.

Kebersamaan kita akan menimbulkan masalah

besar untuk mu."

Devan menarik tubuh Sherin ke dalam pelukannya.

Saat ini tubuh mereka masih dalam keadaan polos. Aroma percintaan semalam pun masih begitu kuat melingkupi kamar besar tersebut.

"Apa kau lupa siapa aku.? Tidak ada masalah

yang tidak bisa di selesaikan."

"Ya.. tentu saja, aku percaya itu Tuan."

Sherin menarik tubuhnya dari dekapan erat Devan.

Dia meraih bathrobe yang ada di sisi tempat tidur

dan bermaksud mengenakkan nya.

"Mau kemana kamu.? "

Sherin membulatkan matanya saat Devan merebut dan melempar handuk kimono nya itu.

"Devan.. apa-apaan sih kamu.? Aku harus ke

kamar mandi sekarang. Aku ingin turun untuk

membuat sarapan.!"

"Sarapan apa.? Kau tidak lihat sudah jam berapa

sekarang Nyonya El.?"

Wajah Sherin tampak terkejut saat dia menyadari

dirinya sudah sangat kesiangan. Untung nya hari

ini dia tidak punya jadwal apapun.

"Ya Allah... bagaimana aku bisa bangun sesiang

ini.. Untung saja aku free.!"

Rutuk Sherin sambil beranjak turun dari atas

tempat tidur. Tapi gerakannya tertahan dengan

mulut yang memekik kuat. Devan tampak terdiam,

memperhatikan nya dengan seringai senyum

tipis terukir di sudut bibirnya.

"Owhh.. kenapa rasanya sakit sekali.! Apa yang

terjadi denganku sebenarnya.?"

Sherin bergumam sambil meringis dan mencoba

untuk bangkit kembali sambil melilitkan selimut

di tubuh polosnya.

"Kau akan terlihat lebih bagus tanpa selimut ini.

Jadi sebaiknya kita singkirkan saja.!"

"Hei..Dev.. apa-apaan kamu.? turunkan aku.!"

Sherin meronta saat tiba-tiba saja Devan sudah

mengangkat tubuhnya ke dalam pangkuannya

sambil menyingkirkan selimut yang tadi.

"Apa kau yakin bisa masuk ke kamar mandi

sendiri.? Bagiku itu cukup meragukan.!"

Ucap Devan sambil kemudian melangkah tenang

menuju kamar mandi. Sherin tidak bisa apa-apa

lagi, tubuhnya memang sangat lemah saat ini.

Tiba di kamar mandi, Devan menurunkan tubuh

Sherin. Kemudian dengan cepat dan gesit, dia

mengisi bathub dengan air bersuhu hangat di

campur cairan aromatherapy khusus.

Tidak lama dia sudah membawa tubuh Sherin ke

atas pangkuannya dan berendam bersama. Ini

adalah ritual mandi bersama untuk pertama

kalinya untuk mereka. Devan juga membersihkan tubuh istrinya itu dengan sangat telaten. Dan..

Sherin tidak kuasa untuk menolak segala

perlakuan spesial suaminya itu.

Beberapa saat kemudian...

"Kau yakin sudah tidak apa-apa.? Apa yang

itu rasanya masih sakit.?"

Devan bertanya sambil tersenyum miring. Saat

ini Sherin sedang duduk di tepi tempat tidur,

sementara Devan ada di depannya. Tubuh bagian

atas Sherin sedikit terbuka karena saat ini Devan

sedang mengoleskan krim khusus ke beberapa

bagian tubuhnya yang meninggalkan jejak memar karena gigitan buas nya semalam. Terutama di

bagian leher dan dadanya.

"Sudah tidak sesakit semalam. Tapi aku belum

bisa jalan dengan sempurna."

Sahut Sherin dengan wajah yang di penuhi rona

merah sambil memalingkan wajahnya. Devan

meraih wajah Sherin agar kembali menghadap

ke arah nya.

"Apa..ciuman mu waktu itu juga merupakan

ciuman pertamamu.?"

Wajah Sherin langsung nge blush ! Dia kembali

memalingkan wajahnya. Malu tak tertahankan.

"Hei.. kau benar-benar polos ternyata.!"

"Devaann... sudah.! Kenapa jadi membahas hal

itu lagi sih.! Memang nya itu penting buatmu.?"

"Tentu saja, itu sangat penting bagiku sayang.."

Deg !

Jantung Sherin berdetak kencang. Tangan Dev

kini meraih dagu indah Sherin , di angkat nya

dan di dekatkan padanya.

"Karena ternyata, aku mendapatkan wanita yang

masih sangat murni. Itu merupakan sebuah keberuntungan bagiku !"

"Tapi keberuntungan itu tidak akan bertahan

selamanya Tuan.! Bukankah Semua ini hanyalah sementara saja.?"

Devan terdiam, tatapannya tampak sedikit keras.

Mata mereka saling menatap kuat.

"Kau lupa, pernikahan ini akan berlangsung sesuai dengan keinginanku..! Dan aku harap, kau tidak melupakan perjanjian itu Nyonya Elajar.!"

Desis Devan sambil kemudian menyergap bibir

Sherin dan membawanya kembali ke dalam

permainan hangat dan manis yang senantiasa

menyebarkan rasa nikmat yang lembut..

***

Bersambung...

1
zena
nama ku itu thor😅
Dewi Shandra
😆😆😆😆
✨rielz✨
baca lagi..🤩
Nunnamin_shaqi
Bisa dibayangkan 😭🥰🥰
anninayah karim karim
devan kerjaan nya ikutin Sherin 😂😂
Amang Firmansyah
love u 2 othor kesayangankuuu...ditunggu karya2 berikutnya
Dewi Shandra
baca lagi setelah khatam berpuluh-puluh kali 😂
Amang Firmansyah
Lumayan
Tri Arrum
Luar biasa
Rohayani Faisal
udh baca ke 3x nya...ngga bosen bosen

d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
Irma herfiana
kak kapan up lagi hampir 4thn ini nunggu
Rohayani Faisal
kaka ...ditunggu karyamu selanjutnya
Hetty Marawemay
Pamela jahat bangat
Annsyi
Kak, hadirlah dengan karya barumuuu..... Kutunggu ceritamu selanjutnya.....

ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Muh Asrul
Author aku tunggu karya barumu.
Muh Asrul
entah sudah berapa kali membaca novel ini, author kemana engkau berada aku menunggu karya barumu suda 4 tahun tidak ad kabar
PJ92
Kecantikan sherin kyanya melebihi maharaya sma mayra deh
PJ92
Cusss thor bikin novel kisah little queen
Nurhawathy
/Good/
Fisca vis vis
baguuusss bngeettt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!