teen romantis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mariana adi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ARSYA WIRATAMA BAGAS
Bila sekumpulan manusia yang saling menyayangi berkumpul bersama, maka dapat disimpulkan mereka pasti akan merasa bahagia. Di kediaman Ibu Rani, semua keluarga telah berkumpul, suasana kembali ramai dan penuh suka cita karena hadirnya cucu pertama yang diberi nama ARSYA WIRATAMA BAGAS, anak dari Anna dan Bagas. Baby Arsya bagai seorang raja di antara para pengagumnya, ia begitu dipuja-puja, wajahnya yang sangat tampan membuat semua mata tak jemu untuk memandang. Hampir setiap menit orang-orang bergantian untuk menggendongnya.
Anna tidak henti mengucap syukur, bibirnya terus saja bertasbih memuji kebesaran Allah, yang Allah berikan padanya adalah nikmat yang sangat luar biasa. Kedatangannya bersama bayinya sungguh membuat suasana rumah menjadi begitu hangat.
" Alhamdulillah... terima kasih ya Allah " ucapnya di dalam hati.
Anna tersenyum menatap Ibu Rani dan Ibunya serta yang lainnya sedang memperebutkan baby Arsya.
" Jeng.... mari sini biar saya gendong nak Arsya dulu ". Pinta Ibu Rani
" Tunggu sebentar ya mbak, sedikit lagi " Jawab Ibu Maryam.
" Dia tampan sekali ya bu, sini bu.. biar bapak gendong sebentar " Bapak Handoko juga hendak mengambil baby Arsya.
" Eh...Sabar dulu pak besan, saya duluan lho " Kata ibu Rani lagi.
" Apaan sih ibu ini, dedek tadi yang lebih dulu antri, dedek sudah tidak sabar mau gendong baby Arsya, iya kan sayang ? Hey.. ini aunty nya baby Arsya yang paling cantik, sama aunty saja ya sayang, jangan mau sama nenek-nenek '' Sela Rista sambil mencolek pipi mulus ponakannya itu.
Semua orang yang sedang duduk di sana, tertawa mendengarkan ucapan Rista. Rista lalu mengambil ponakannya, berkali-kali ia menciumi baby Arsya. Tidak lama kemudian, baby Arsya telah berpindah ke tangan Ibu Rani dan ke yang lainnya.
Sejam berlalu, akhirnya makan malam telah terhidang di atas meja.
" Bik Minah, tolong panggilkan semua orang " Perintah Anna yang sedari tadi membantu bik Minah di dapur ditemani suster Dwi yang tadi ikut mengantarkannya kembali ke rumah.
" Baik nyonya " bik Minah lalu memanggil semua orang.
" Sus.. ayo kita cuci tangan dulu, kita akan makan malam bersama ". Ajak Anna.
" Baik dok "
Mereka lalu mencuci tangan kemudian ikut bergabung di meja makan. Di meja makan sudah duduk Bapak Handoko, Raihal, Ibu Rani dan Ibu Maryam, juga Rista.
" Sus.. silahkan duduk, saya akan panggil Bagas dan om Imron dulu. " Kata Anna.
Suster Dwi lalu duduk di sebelah Ibu Rani sedangkan Anna berjalan mencari keberadaan suaminya. Anna menuju teras karena ia mendengar suara Bagas di sana.
" Mas.. Om Imron.. makan malam sudah siap, ayo kita makan dulu " Ajak Anna.
" Oh iya sayang.. ayo kita makan dulu Imron " kata Bagas.
" Siap Danki " Jawab Imron, lalu mereka berjalan menuju meja makan.
Semua telah berada di meja makan, mereka lalu makan malam sambil sesekali berbicara. Sementara baby Arsya dijaga sama bik Minah di kamar Anna.
***************
Usai makan malam bersama, Suster Dwi pamit untuk pulang.
" Dokter... tante.... Om dan semuanya, saya pamit dulu nanti keburu tengah malam "
" Suster nginap saja nanti besok pagi baru pulang " pinta Anna.
" Iya nak, nanti besok saja ya baru pulang " tambah ibu Rani.
" Nanti lain kali aja dok, tante, masih ada pekerjaan yang harus saya kerjakan " tolak suster Dwi.
" Baiklah sus, ayo saya antar ke depan '' Anna berdiri dari duduknya.
" Imron.... tolong antarkan suster Dwi pulang ke rumahnya ya karena supir kami sedang tidak ada " kata Bagas pada Pratu Imron.
" Ijin, siap Danki " Pratu Imron lalu berjalan keluar mengikuti Anna dan suster Dwi.
Pratu Imron membukakan pintu mobil di samping kemudi.
" Silahkan " ucap Pratu Imron.
" Terima kasih, dok... saya pulang dulu ya, Assalamu 'alaikum " Jawab Suster Dwi lalu masuk ke mobil.
" Wa'alaikum salam, Hati-hati ya om Imron " teriak Anna.
" Iya Bu " Jawab Pratu Imron, ia membunyikan klakson lalu mobil pun melaju pergi.
Hening.
Pratu Imron dan Suster Dwi sama-sama diam.
Lalu beberapa saat kemudian,
" Mbak... Bang.. " ucap mereka bersamaan.
" Ladies First " kata Pratu Imron.
" Baiklah... tadi saya mau tanya, bang Imron ini asalnya dari mana ? sudah lama jadi Tentara ? " tanya Suster Dwi.
" Saya orang Jawa Timur tepatnya dari Malang, Saya sudah 9 tahun lamanya berdinas, mbak Dwi sendiri orang mana ? sudah lama di Jakarta ? "
" Kalau saya orang Jawa Barat, dari Bandung, saya sudah 3 tahun di sini ''
" Mbak Dwi tinggal sendiri ? '' Tanya Pratu Imron lagi.
'' Iya bang, saya sendiri, orang tua saya sesekali datang, mereka tidak bisa ikut saya karena saya punya adik yang masih sekolah, saya juga belum bisa urus pindah ke kampung karena saya harus mengabdi dulu di sini selama beberapa tahun baru bisa urus pindah " Jelas suster Dwi.
" Oia, bang... kata dokter Anna, Papua itu katanya indah ya ? sambung Suster Dwi lagi.
" Lumayan.. ada beberapa tempat indah di sana, nanti jalan-jalan ke Papua ya " jawab Pratu Imron sambil tersenyum menatap ke arah Suster Dwi.
" Insya Allah bang " Suster Dwi balas tersenyum ke arah Pratu Imron.
Manis sekali senyumnya. Batin Pratu Imron.
Suasana kembali hening lagi hingga akhirnya mereka telah sampai di halaman kontrakan suster Dwi.
" Terima kasih bang, saya masuk dulu. Assalamu 'alaikum "
" Iya mbak.. "
" Panggil Dwi aja ya, ketuaan dipanggil mbak "
" OK...sampai jumpa Dwi.. Wa'alaikum salam " jawab Pratu Imron. Suster Dwi hanya mengangguk sambil tersenyum.
Masya Allah... Dia tersenyum manis lagi.
Gumam hati Pratu Imron. Ia lalu melajukan mobil meninggalkan halaman kontrakan suster Dwi.
**************
Keesokan harinya, rumah Ibu Rani telah ramai dikunjungi para tetangga yang datang untuk membantu persiapan acara Aqiqah baby Arsya.
" Maaf Danki, Bu, Tante dan om, saya tidak bisa ikut membantu persiapan aqiqah nak Arsya, saya harus pamit berangkat ke Malang, nanti kalau ada kesempatan, saya akan main ke sini lagi " Ucap Pratu Imron sesaat sebelum ia berangkat.
" Iya Imron, tidak apa-apa, kau sudah sangat banyak membantu saya, terima kasih banyak Imron " kata Bagas.
" Ijin... Sama-sama Danki, saya pamit berangkat, Assalamu 'alaikum '' Pratu Imron masuk ke mobil, tidak lupa sebelumnya ia menyalami semua orang yang ada di sana.
" Wa'alaikum salam " semua orang menjawab salam bersamaan. Mobil yang dibawa pak Hasan pun melaju mengantarkan Pratu Imron ke Bandara.
Semua orang masuk kembali ke dalam rumah, Rista menuju kamar Anna. Ia hendak mengambil baby Arsya.
" Kak.. saya pinjam baby Arsya dulu ya " ucapnya sambil berjalan menuju baby box.
" Memangnya barang mau dipinjam segala " celetuk Bagas.
" Hehehe... maksudnya mau bawa dulu bang, apaan sih abang ini, boleh ya kak ? '' Rista menatap Anna.
" Boleh sayang, dia juga baru selesai ASI, hati-hati ya dek bawanya '' jawab Anna.
" Ok kak " Rista lalu menggendong ponakannya lalu membawanya ke kamarnya.
Bagas menutup pintu kamarnya lalu dengan cepat memeluk Anna dari belakang.
" Sayang... mas merindukanmu " Ia menggesekkan hidungnya ke wajah dan leher istrinya.
" Mas.. jangan seperti ini, nanti ada yang datang, ini masih siang mas " Anna berusaha melepaskan pelukan suaminya.
" Sebentar saja sayang, biarkan seperti ini dulu " kata Bagas semakin mengeratkan pelukannya. Anna merasakan sesuatu telah mengeras di belakangnya dan Bagas terus saja menggesekkan ke bokongnya.
" Sudah mas, kita harus keluar membantu orang-orang, mereka tengah sibuk untuk acara anak kita " Kata Anna dan dengan cepat ia melepaskan diri dari Bagas. Ia lalu berjalan keluar kamar meninggalkan suaminya yang sudah sangat berhasrat padanya.
" Maaf ya suamiku, jika saya lama-lama di kamar, bisa-bisa saya habis dimakan olehmu di waktu yang tidak tepat "
Batin Anna sambil memegang dadanya, ia menghembuskan nafas lega karena terbebas dari serangan Bagas.