NovelToon NovelToon
Antagonist Yang Menghindari Takdir

Antagonist Yang Menghindari Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Obsesi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aplolyn

Saat tragedi mengambil jiwanya, Syifa menemukan dirinya yang masuk ke dunia novel sebagai seorang antagonis yang secara obsesif mengejar protagonist pria bahkan berencana untuk menghancurkan hubungannya dengan sang kekasih.

Pada akhirnya dia akan mati terbunuh karna alur itu, oleh sebab itu untuk menghindarinya, dia selalu menghindari pria itu.

Namun bagaimana jika tiba-tiba alurnya berubah, pria itu malah memperhatikannya..

"Tidak! ini tidak ada dalam plot!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Hujan sudah berubah menjadi gerimis ketika Syifa benar-benar menghilang di balik gerbang kampus. Kayden masih berdiri di sana beberapa detik lebih lama dari yang seharusnya, sebelum akhirnya melangkah pergi. Bukan ke parkiran, melainkan ke arah gedung fakultas lama, tempat yang jarang dilewati mahasiswa kecuali mereka yang memang ingin menghindar.

Baru beberapa langkah, sebuah suara memanggil namanya.

“Kay.”

Kayden berhenti. Ia mengenali suara itu bahkan sebelum menoleh. Wenda berdiri di bawah kanopi gedung, mengenakan jaket krem tipis, rambutnya terurai rapi, wajahnya tenang dengan senyum kecil yang dulu selalu membuat Kayden merasa pulang.

Sekarang tidak lagi.

“Kamu kelihatan sibuk hari ini,” kata Wenda sambil mendekat. “Aku lihat kamu bareng Syifa.”

Kayden mengangguk singkat. “Iya, kamu pasti tahu dari Bram, kan?”

Tidak ada upaya menjelaskan, saja sudah cukup membuat alis Wenda terangkat sedikit.

“Kamu benar-benar suka sama dia?..” lanjut Wenda, nadanya santai tapi matanya mengamati terlalu teliti.

“Hmm.. bisa dikatakan begitu, lagian ini sudah bukan urusan kamu,” jawab Kayden datar.

Wenda tertawa kecil. "Oh.. jadi kamu serius? kamu udah gak ada perasaan sama aku lagi?"

Kayden menoleh, menatap Wenda lurus. “Sejak kamu pergi, aku mulai sadar banyak hal.”

Hening menyela di antara mereka. Bunyi hujan tipis menepuk atap kanopi, menambah ketegangan yang tidak diucapkan.

Wenda menyilangkan tangan, ekspresinya masih agak tersenyum dan dengan nada mengejek dia berkata, "Aku tahu kamu benci banget sama wanita satu itu, jadi jujur saja.. kamu pasti mendekatinya karna punya niat lain, kan?"

Jelas Wenda tahu bagaimana sifat Kayden, mereka berpacaran sudah lama dan dalam setiap detik disaat Syifa mendekatinya, Kayden selalu menceritakan bagaimana dia tidak menyukai Syifa, ada alasan besar di balik kebenciannya pada Syifa.

"Hah.. sok tau! Mending kamu cari target baru, aku sudah tidak tertarik dengan cara kamu menjalin hubungan.. keluar negeri karna studi dan karir? Lalu kenapa kamu pulang secepat ini? Munafik!"

Kali ini senyum Wenda benar-benar lenyap. Rahangnya mengeras, matanya menatap Kayden tanpa sisa kehangatan.

“Kamu nggak berhak ngomong gitu,” ucapnya pelan, tapi setiap kata terdengar tajam. “Aku pergi bukan buat main-main.”

Kayden tertawa singkat tanpa humor. “Aku tahu. Kamu pergi buat diri kamu sendiri. Sama seperti aku waktu itu.”

“Itu beda,” sanggah Wenda cepat. “Aku pergi karena masa depan. Karena aku nggak mau hidup di tempat yang sama selamanya.”

“Dan aku nggak minta kamu tinggal,” balas Kayden. “Aku cuma minta kamu jujur. Tapi kamu pergi tanpa pamit yang layak, Wen.”

Wenda terdiam. Hujan menitik di ujung rambutnya, jatuh ke jaket krem yang kini tampak kusam.

“Aku pikir kamu akan mengerti,” katanya akhirnya, suaranya lebih rendah. “Aku pikir kamu cukup dewasa buat nunggu.”

Kayden menggeleng. “Aku nunggu. Yang aku nggak dapat itu kepastian.”

Wenda menarik napas dalam. “Jadi sekarang kamu balas aku dengan mendekati Syifa?”

“Jangan bawa Syifa ke dalam masalah kita,” potong Kayden tegas. “Apa pun yang terjadi antara aku dan kamu, itu selesai. Jangan kamu pakai masa lalu buat menilai niatku ke dia.”

Wenda menyeringai. “Sulit percaya. Kamu sendiri bilang kamu benci dia.”

“Kamu berubah,” katanya lirih.

“Tidak,” Kayden menatapnya lurus. “Kamu yang buat aku begini”

Gerimis perlahan mereda. Udara terasa dingin, namun perasaan di antara mereka jauh lebih beku.

Wenda tertawa kecil, pahit. “Kamu tahu nggak yang paling menyebalkan dari kamu sekarang?”

Kayden tidak menjawab.

"Mendekati wanita yang kamu tolak bertahun-tahun.. sama seperti menjilat ludah sendiri!"

1
aria
lanjut
Lynn_: ditunggu ya kak🙏
total 1 replies
Rohimah
cweknya planga plongo Bae,, g bisa tegas gtu,,
Lynn_: maklum kak, baru jadi orang kaya, gampang tergiur, padahal ada uang di atm tapi kok dia gak kepikiran beli sendiri di luar negeri, sekalian jalan-jalan kan ya?, btw makasih sudah mampir dan komen ya kak🙏😇☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!