Raju Kim Gadis Korea keturunan Indonesia yang merasa dirinya perlu mencari tahu, mengapa Ayahnya menjadi seorang yang hilang dari ingatannya selama 20 tahun. dan alasan mengapa Ibunya tidak membenci Pria itu.
Saat akhirnya bertemu, Ayahnya justru memintanya menikah dengan mafia Dunia Abu-abu bernama Jang Ki Young Selama Dua tahun.
Setelah itu, dia akan mengetahui semua, termasuk siapa Ayahnya sebenarnya.
Jang Ki Young yang juga hanya menerima pernikahan sebagai salah satu dari kebiasaannya dalam mengambil wanita dari pihak musuh sebagai aset. Namun Bagaimana dengan Raju Kim, wanita itu bukan hanya aset dari musuh, tapi benar-benar harus ia jaga karena siapa Gadis itu yang berkaitan dengan Janjinya dengan Ayahnya yang telah lama tiada.
Akankah Takdir sengaja menyatukan mereka untuk menghancurkan atau Sebaliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oliviahae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Titik Balik yang Tidak Pernah Diceritakan
Hujan tipis turun di halaman benteng keluarga Jang. Hujan yang tidak pernah berhasil membasahi tanah berbatu di bawahnya, seolah tahu diri bahwa tempat itu bukan untuk kelembutan. Malam sudah sangat larut, namun ruang kerja Ketua Jang masih terang oleh cahaya lampu kuning yang hangat tetapi menyesakkan.
Hwang Seo Kyeong berdiri di depan dinding kaca besar yang menghadap halaman. Tubuhnya tegak, elegan, tetapi jemari di pinggir roknya bergerak gelisah. Di tengah cahaya lampu, ia tampak seperti seseorang yang berusaha mempertahankan kewibawaan, namun di dalam dadanya ada sesuatu yang ia tekan dengan keras.
Ketua Jang menutup berkas yang sedang ia baca. Suara berkas menutup itu terdengar lebih nyaring dari seharusnya.
“Kenapa Anda tidak melarangnya sejak awal?” suara Hwang Seo Kyeong pecah pelan, tetapi bukan lemah, melainkan menahan amarah. “Anda tahu Ki Young tidak seharusnya terlibat sedalam itu dengan anak perempuan musuh. Bahkan jika itu perjanjian. Anda bisa menghentikannya.”
"Perlu kuluruskan, dia bukan anak perempuan musuh. Dia hanya salah satu keturunan Anggota musuh, anggota!" Suara nya begitu berat penuh penegasan.
Ketua Jang menyandarkan punggung ke kursinya, bibirnya melengkung kecil, bukan senyuman lebih seperti kesenangan seseorang yang melihat bidaknya mulai bergerak ke arah yang ia harapkan.
“dan juga Seo Kyeong-ah,” ia memanggil dengan nada tenang tapi memerintah. “Kau tahu aku tidak bisa melarangnya.”
“Tidak bisa,” ulang Seo Kyeong dingin, “atau tidak mau?”
Ketua Jang tertawa pelan. Tertawa seorang pria tua yang telah menyaksikan terlalu banyak darah, terlalu banyak janji, dan terlalu banyak generasi yang lahir untuk meneruskan perang yang tidak pernah mereka pilih.
“Putraku, ayah Ki Young, suamimu yang memulai semua ini.” Suaranya merendah namun penuh tekanan. “Dia membuat anaknya sendiri memikul bebannya, memasuki dunia yang harus ia hadapi sejak lahir.”
Seo Kyeong menghela napas panjang, namun matanya tetap tajam.
“Dunia di mana musuh besar keluarga selalu mengincar salah satu pewaris tahta?” ia menatapnya lurus. “Memangnya Ki Young tidak cukup terluka selama ini?”
"Aku tahu, tapi itu urusannya"
Seo Kyeong kembali bersuara, lebih pelan dan dalam. “Jadi… Anda sengaja membiarkan Ki Young menemui masa depannya sendiri?”
Ketua Jang tersenyum tipis. “Bukan masa depan, Seo Kyeong. Kebenaran.”
Hening menyelimuti ruangan.
Ketua Jang meletakkan kedua tangannya di meja, lalu berbicara seolah sedang mengunyah masa lalu yang pahit.
Nafas Hwang Seo Kyeong terdengar pecah.
“Anda tahu semua ini sejak awal…” suaranya melemah, “…bahkan sebelum Ki Young menikah dengannya.”
Ketua Jang tidak menyangkal. Ia malah melipat tangan dengan tenang. “Dulu,” katanya, “Ibunya Raju Kim mendapat tugas membunuh ayah Ki Young.”
Seo Kyeong menutup mulutnya seketika, terkejut bukan karena cerita itu, tetapi karena bagian berikutnya yang ia tahu akan keluar dari mulut Ketua Jang.
“Dia menemukannya,” lanjut Ketua Jang, “saat putraku sedang bersama Ki Young yang berusia lima tahun. dan… dia tidak bisa melakukannya.”
Lalu tatapan Ketua Jang mengeras. “Ya, musuh itu selalu berani, dan Ibu perempuan itu melanggar perintah yang seharusnya bisa ia tuntaskan, ini bukan hanya karena ulahnya, tapi juga suamimu, Putraku, Ayah kandung Ki Young.”
“dan Dia hanya mengatakan satu hal.
Suatu hari, keputusan ku ini akan membuatku mati. Jika itu terjadi, kabulkan satu permintaan suamiku meskipun ia musuhmu, tidak tahu kapan, mungkin kau atau putramu harus menepatinya.”
"Lalu maksud Ibunya dengan permintaan suaminya adalah, permintaan Kim Dae Hyun?"
"Ya, di luar dugaan bukan, Kim Dae Hyun, yang selalu punya cara melindungi diri sendiri, justru membuat keputusan untuk melindungi putrinya. dua tahun saja, ditempat dimana Ia sudah menjadi musuh sejak ia belum lahir"
Seo Kyeong menelan ludah. “…dan Anda menyetujuinya begitu saja?”
“Bukan aku, itu keputusan Ki Young sejak awal”
"Saat ia meminta persetujuan Anda, bukankah anda bisa menolak!"
“Tidak ada alasan untuk menolak.” Ketua Jang mengangkat bahu. “Ia bisa saja membunuh cucuku saat itu juga, demi menyelamatkan diri seperti biasanya. Tapi dia tidak melakukannya. Dia memilih menunda dendam demi anak berusia lima tahun, dan juga demi Putrinya yang bisa saja bernasib sama bila ia melakukanya.”
Ruangan kembali hening.Namun kali ini, heningnya membawa kengerian.
Ketua Jang menatap Seo Kyeong dalam-dalam.
“Itulah alasan Ki Young wajib menjaga janji dua tahun itu. Itu bukan hanya perjanjian darah… tapi konsekuensi dari keberanian seorang wanita yang seharusnya membunuh putraku.”
Seo Kyeong menggigit bibirnya, emosi yang ia tahan mulai pecah. “Apa dia tahu?” tanyanya, hampir berbisik.
“Dia hanya ingin tahu alasan Ayahnya meminta memenuhi permintaan itu. Tapi dari siapa sebenarnya Raju berasal, tidak.”
“Dan Woo Jin?”
“Tidak juga.”
Hwang Seo Kyeong memalingkan wajah.
“Jadi Ki Young menjalani semua ini tanpa tahu alasan utamanya… Dia hanya berpikir bahwa Raju harus dijaga karena permintaan Ayahnya, permintaan suami ku?.”
Ketua Jang mengangguk dengan kerutan wajah yang menunjukkan bahwa ia sendiri tahu betapa beratnya beban itu.
Seo Kyeong mengambil kursi dan duduk perlahan. “Apa perang antara dua keluarga itu memang harus diteruskan sampai anak-anak mereka ikut terlibat?” Nada suaranya lelah, seperti seseorang yang sudah terlalu lama berdiam di tempat yang salah.
Ketua Jang menjawab justru dengan nada yang lebih lembut untuk ukuran pria sekeras dirinya.
“Seo Kyeong… kau melihat Ki Young dan Raju seperti air dan api. Tapi sebenarnya… mereka adalah dua pecahan dari tragedi yang sama. Mereka bukan air dan api sesungguhnya, hanyalah bagian dari hal tersebut dan tidak berhubungan langsung”
Kedua mata Seo Kyeong melebar sedikit. Berat, tapi ia paham.
Ketua Jang melanjutkan “Raju Kim bukan hanya bagian dari musuh. Ia adalah anak dari wanita yang menyelamatkan nyawa Ayah Ki Young tanpa diminta, Nyawa Ki Young pun juga.”
“dan Raju Kim juga yang mungkin akan kembali menciptakan perang saat waktu nya tiba” tambah Seo Kyeong lirih.
“Ya,” jawab Ketua Jang, “itulah bom waktu yang sebenarnya.”
---
Seo Kyeong bersandar, berusaha mencerna semuanya. “Bagaimana dengan Raju?” akhirnya ia bertanya. “Apa dia bahkan ingat masa lalunya?”
“Ingatan itu hilang bersama kematian Ibunya” ujar Ketua Jang. “yang tersisa hanya potongan, disfungsi kecil dari trauma masa kecil, atau sengaja dibuat oleh mereka"
“Bibi dan pamannya,” gumam Seo Kyeong, “mereka yang merawatnya…”
“Dan melatihnya,” potong Ketua Jang dingin. “Tapi bukan demi keselamatannya. Demi rencana.
Seo Kyeong membeku.
“Penguncian ingatan,” kata Ketua Jang.
“Tubuhnya mengingat apa yang kepalanya lupakan. Itu adalah keahlian mereka, para pembunuh bayaran menjadi tanpa ampun karena sudah diprogram seperti itu, mereka tidak main-main meskipun hanya pada gadis kecil yang lahir dari anggota mereka”
Seo Kyeong memeluk dirinya sendiri.
“…Ki Young tidak boleh tahu detail ini.”
“Untuk saat ini, tidak.” Ketua Jang menatapnya serius. “Jika dia tahu terlalu cepat, dia akan menjadi terlalu emosional. Dan Ki Young tidak boleh kehilangan kendalinya.”
Sepasang mata tua itu menatap Seo Kyeong lama. “Bagaimanapun juga,” lanjut Ketua Jang, “dia mulai… tertarik pada gadis itu.”
Seo Kyeong menggertakkan gigi, tidak menyukai fakta itu namun tidak bisa menyangkalnya.
“Dan kau takut dia memperlakukan Raju Kim… berbeda?” Ketua Jang mengangkat alis.
Seo Kyeong tidak menjawab, tapi itu sudah cukup sebagai jawaban.
Ketua Jang berdiri, mengenakan mantel panjangnya.“Sudah saatnya kita melihat apakah dia akan mengikuti jalan yang sudah ditetapkan… atau membuat jalannya sendiri, ”
Ia berjalan ke pintu. Namun sebelum keluar, ia menambahkan“dan untuk itu, kita biarkan kebenaran datang pada waktunya. Tidak lebih cepat, tidak lebih lambat.”
Seo Kyeong memejamkan mata. Dalam keheningan itu, ia hanya memikirkan satu hal. Jika rahasia ini terbuka terlalu cepat…
Ki Young maupun Raju, keduanya bisa hancur.
Bersambung..