Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10 Menyesalpun Sudah Tidak Berarti
"Sudahlah lupakan saja pertanyaanku," jawab Lulu yang tidak ingin terlalu banyak membahas hal-hal yang tidak perlu
Dia juga tidak ingin membuat Cilla jadi kepikiran tentang semua pertanyaannya.
"Bunda, besok di sekolah Gama ada acara pertandingan olahraga. Bunda sibuk tidak?" tanya Gama.
"Tidak sayang," jawab Cilla.
"Kalau begitu bisa menemani Gama ke sekolah. Ibu guru mengatakan orang tua boleh datang untuk memberi support pada anak-anak yang ikut berpartisipasi untuk bertanding," jawab Gama.
"Baiklah! Bunda akan menemani Gama ke sekolah besok," sahut Cilla sudah pasti tidak mempermasalahkan hal itu.
"Hmmm, apa Tante tidak di ajak?" tanya Lulu.
"Memang Tante tidak sibuk juga?" tanya Gama.
"Tante malas bekerja dan lebih baik menemani Gama ke sekolah," jawab Lulu.
"Tante masih muda dan tidak boleh malas-malasan bekerja. Nanti Allah akan mencabut nikmat pekerjaan itu," ucap Gama memberi nasehat yang benar-benar sangat bijak.
Cilla hanya tersenyum saja melihat sepupunya di ceramahi oleh putranya.
"Iya-iya. Pak ustadz yang serba benar," ucap Lulu.
"Sudahlah sebaiknya sekarang kita pulang. Ini sudah sore," ucap Cilla.
"Baik Bunda," sahut Gama.
****
Kediaman Metta.
Mikayla yang keluar dari kamar melihat Metta duduk di sofa yang tampak fokus pada ponselnya. Mikayla sepertinya ingin mengatakan sesuatu yang terlihat ragu, tapi setelah yakin akhirnya dia menghampiri Metta.
"Ma!" tegur Mikayla membuat Metta melihat sebentar ke arah Mikayla.
"Ada apa?" tanyanya dengan datar dan kembali melihat ponselnya.
"Mama besok bisa datang ke sekolah tidak? Mikayla ada pertandingan olahraga dan Mikayla juga mengikuti beberapa pertandingan. Bu guru mengatakan orang tua boleh datang untuk mendukung anak-anak mereka," jelas Mikayla tampak ragu menyampaikan semua kepada Metta.
"Guru kamu mengatakan boleh datang dan artinya boleh juga tidak datang. Hanya pertandingan olahraga dan itu tidak terlalu penting," jawab Metta dengan judes yang benar-benar tidak ada niat untuk ikut ke sekolah putrinya.
Metta bahkan langsung turun dari sofa berlalu dari hadapan Mikayla yang saat ini menunduk sedih.
"Jika Papa kamu iku dan Mama akan ikut," ucap Metta menghentikan langkahnya membuat Mikayla menoleh ke belakang.
Ternyata ada syarat yang harus dilakukan anak 7 tahun itu bagaimana Metta hanya menginginkan bersama dengan Rasyid.
Rasyid sendiri yang sedang berada di rumah sakit. Rasyid duduk di pinggir ranjang yang sedang menyuapi wanita paruh baya sekitar berusia 60 tahun. Sarifah yang tak lain adalah ibunya.
"Ma. Aku tidak menyangka bertemu dengan Cilla kembali," ucap Rasyid membuat Syarifah melihat serius ke arah putranya itu.
"Istri kamu?" tanya Syarifah yang membuat Rasyid menganggukkan kepala?"
"Lalu bagaimana pertemuan kalian? Apa dia masih marah kepada kamu?" tanya Syarifah.
"Tidak marah," jawab Rasyid.
"Alhamdulillah," ucap Syarifah terlihat begitu sangat bahagia.
"Karena dia tidak mengingatku sedikitpun,"senyum di wajah itu langsung hilang seketika, kala mendengar pernyataan putranya membuat Syarifah kebingungan.
"Apa maksud kamu tidak mengingat kamu?" tanya Syarifah.
"Semuanya sangat cepat berubah. Cilla mengalami kecelakaan pesawat yang membuat ingatannya benar-benar hilang. Cilla juga bahkan sudah menikah," jawab Rasyid terlihat begitu sedih saat menceritakan semuanya.
"Bukankah kalian masih pasangan suami istri dan bagaimana mungkin seorang wanita bisa menikah tanpa ada perpisahan?" tanya Syarifah.
"Cilla lupa ingatan dan tidak mengingat sedikitpun tentangku, dia menjalankan kehidupannya seperti orang biasa dan dia tidak tahu jika dia sudah pernah menikah dan bahkan belum berpisah," jawab Rasyid.
"Bagaimana dengan keluarganya? Apa keluarganya tidak memberitahu yang sebenarnya?" tanya Syarifah.
"Keluarganya membiarkan semua itu, karena menginginkan Cilla bahagia dan terlepas dariku," jawab Rasyid.
"Astagfirullah, bukankah tindakan mereka adalah salah," ucap Metta.
"Semua pada dasarnya adalah kesalahanku. Apa yang bisa aku lakukan lagi," jawab Rasyid tampak begitu pasrah.
"Rasyid, seingat Mama waktu dulu kamu membawa Cilla bertemu dengan Mama dan dia sedang mengandung anak kamu? Lalu bagaimana dengan kandungannya?" tanya Syarifah membuat Rasyid menggelengkan kepala samar.
"Kecelakaan pesawat itu juga merenggut calon anak kami. Karena pada saat itu kondisi Cilla juga kritis," jawab Rasyid.
"Astagfirullah! Ya Allah seandainya anak itu masih hidup dan pasti usianya sudah sama seperti Mikayla," sahut Syarifah yang tidak kalah sedih mendengar semua penjelasan dari putranya.
Dratt-drattt-drattt.
Rasyid melihat ponselnya yang berdering dan mengangkat panggilan telepon tersebut yang ternyata dari Mikayla.
"Asalamualaikum Mikayla!" sapa Rasyid.
"Walaikum Salam Papa! Papa besok Mikayla ada kegiatan di sekolah. Ada pertandingan olahraga dan Mikayla mengikuti beberapa pertandingan itu. Papa besok sibuk tidak, jika tidak sibuk temani Mikayla ke sekolah," ucap Mikayla langsung menyampaikan tujuannya menelepon sang ayah.
"Jam berapa?" tanya Rasyid.
"Dari pagi. Pa dan mungkin selesai siang hari," jawab Mikayla.
"Baiklah! Papa besok akan menemani kamu," ucap Rasyid yang ternyata tidak menolak permintaan putrinya walau sebenarnya dia juga sibuk.
"Makasih Papa," ucap Mikayla.
"Sama-sama," sahut Rasyid.
"Assalamualaikum," ucap Mikayla menutup telepon tersebut.
"Walaikum salam," jawab Rasyid juga mengakhiri panggilan telepon tersebut dan meletakkan ponselnya pada tempat.
"Mikayla yang menelpon kamu?" tanya Syarifah membuat Rasyid menganggukkan kepala.
"Mikayla memintaku untuk menemaninya ke sekolah besok, karena di sekolah ada kegiatan," jawab Rasyid.
"Metta tidak ingin lagi melakukan hal itu?" tebak Syarifah.
"Aku juga tidak mengerti mengapa Metta harus bersikap dingin kepada Mikayla," jawab Rasyid.
"Rasyid, mungkin kamu harus sedikit banyak mengalah. Mikayla semakin lama semakin tumbuh dewasa, dia akan mulai mengerti apa yang terjadi kepada orang tuanya, tidak tinggal satu atap dan bahkan tidak banyak berbicara. Apa kamu sudah siap jika suatu saat nanti Mikayla menanyakan semuanya karena kebingungannya?" tanya Syarifah.
"Aku tidak mencintai Metta, bahkan aku tidak bisa menjalankan pernikahan tanpa Cinta. Aku menikah dengan Metta hanya ingin menyelamatkan Mikayla dan siapa sangka justru aku kehilangan anak yang aku tunggu bersama istriku dan juga kehilangan dia," jawab Rasyid.
Sudah dapat dipastikan keputusannya untuk menikah lagi adalah penyesalan terbesar dalam hidupnya. Bahkan tidak ada kesempatan untuk kembali bersama dengan Cilla. Setelah 7 tahun lamanya dan justru Rasyid mendengar kabar yang buruk.
"Kalau kamu sudah tidak bisa berharap apapun lagi dari Cilla. Maka, cobalah fokus untuk kebahagiaan Mikayla anak yang tidak tahu apa-apa dan bagaimana permasalahan kedua orang tuanya. Rasyid cobalah buka hati kamu secara perlahan kepada Metta dan jalankan pernikahan kalian secara normal,"
"Kamu juga mengatakan bahwa Cilla sudah menikah lagi yang artinya dia juga menjalankan hidupnya dengan baik. Hidup kamu juga harus berjalan," ucap Syarifah memberi saran kepada putranya.
"Tidak semudah itu. Ma dan aku tidak pantas mendapatkan kehidupan yang berjalan begitu mulus, setelah aku menyakiti wanita yang paling tulus yang berada di sisiku selama ini. Aku hanya berharap semua baik-baik saja," jawab Rasyid.
"Mama juga berdoa untuk kebaikan kamu. Mama percaya semua akan baik-baik saja. Jika kamu dan Cilla memang berjodoh dan pasti Allah akan memberikan jalan untuk kalian berdua," ucap Syarifah yang membuat Rasyid menganggukkan kepala.
Rasyid hanya mengharapkan ada keajaiban untuk hubungannya dengan Cilla walau sudah melihat jelas di depan mata tidak ada jalan untuk mereka bisa bersama lagi dan apalagi ketika mengetahui bahwa Cilla sudah menikah kembali dan bahkan tidak mengingat Rasyid sedikitpun.
Bersambung....
mudah2an cilla bahagia bersama andrean dan ada pigur ayah untuk gama
untuk rasyid hidupmu ha akan bahagia bersama cilla