NovelToon NovelToon
Not My Type (Unfortunately, You Are)

Not My Type (Unfortunately, You Are)

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Office Romance / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: deborah_mae

7 tahun bertahan, lalu ditinggal tanpa alasan. Hanna pikir, cinta sudah cukup menyakitkan untuk dicoba lagi dan mungkin sudah saatnya ia memilih dirinya sendiri.

Namun jika bukan karena cinta yang pergi tanpa pamit itu.. mungkin dia tidak akan bertemu dengan dr. Hendra.

Sayangnya, dr. Hendra seperti mustahil untuk digapai, meski setiap hari mereka berada di bawah atap yang sama.

Kali ini, akankah Hanna kembali memilih dirinya sendiri? Entahlah..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deborah_mae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEJENGKAL DARI CINTA

Langit sudah menutup tirainya dan perjalanan mereka masih jauh. Namun sebelum mereka melanjutkan perjalanan, mereka memutuskan untuk berhenti sebentar — makan malam sederhana.

Malam itu terasa sangat hangat bagi dr. Arga. Sebab, kapan lagi ia bisa menghabiskan waktu berdua bersama Hanna?

Mereka makan malam dengan sederhana. Pilihan makan malam mereka berhenti pada sebuah warung pecel lele sederhana di pinggir jalan.

Setelah selesai, mereka melanjutkan perjalanan agar pulang tidak terlalu larut malam.

Mereka mulai memasang safety belt masing-masing ketika sudah masuk ke mobil. Namun saat itu safety belt di kursi Hanna tidak bisa dipasang karena tombolnya seperti macet.

"Dok, kok nggak mau ya tombolnya?"

"Bisa kok, Han.. Pelan-pelan aja nekan nya."

Hanna sudah mengulangi menekan tombol safety belt dengan pelan, namun tidak bisa.

Dengan cepat dr. Arga memasangkan safety belt untuk Hanna.

Tanpa sengaja mata mereka saling memandang, lalu suasana berubah menjadi canggung.

Perjalanan pun dimulai.

Suasana cukup hening dan sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Tak ada percakapan dan hanya terdengar suara mesin mobil hingga membuat Hanna sedikit mengantuk.

Karena semakin malam, Hanna tidak kuasa menahan rasa kantuknya. Kelopak matanya turun perlahan dan akhirnya ia pun tertidur.

Melihat itu, dr. Arga selalu menoleh ke arah Hanna dan tersenyum kecil.

"Pasti lelah banget seharian ini ya, Han.."

Karena guncangan mobil, kepala Hanna pun mulai terjatuh. Dengan refleks dr. Arga mengulurkan tangannya untuk menahan wajah Hanna. Sentuhan itu memang singkat namun cukup membuat dadanya terasa hangat.

Dr. Arga merasa haus dan tidak ada air minum lagi di mobilnya. Ia memutuskan menepi sebentar ke sebuah minimarket untuk membeli air minum. Karena Hanna masih tertidur, ia biarkan Hanna di mobil untuk sementara.

Ketika ia sudah selesai dari minimarket, ia masih berdiri di samping mobil. Memperhatikan Hanna yang masih tertidur. Entah kenapa, pemandangan seperti itu membuat dadanya terasa sesak karena perasaan yang penuh namun ia tidak tahu apa yang membuatnya merasakan seperti itu.

Perlahan ia membuka pintu, agar Hanna tidak terbangun. Jarang sekali ia melihat ketenangan wajah seorang wanita yang sedang tertidur. Suara napas nya ditengah keheningan di mobil kala itu, membuat dr. Arga tidak ingin cepat-cepat kembali pulang seakan-akan Hanna adalah tempatnya pulang..

Dr. Arga menatapnya lama — cukup lama. Ketenangan di wajah Hanna membuatnya ingin menjaga gadis itu.

Seolah terhipnotis oleh paras Hanna, ia tak sadar tangannya perlahan terangkat pelan. Jemarinya dengan lembut menyibak helaian rambut yang menutupi pipi gadis itu.

Sesuatu di dalam dirinya menahannya.

Ia berhenti. Menatap Hanna dengan lebih dalam.

Kini jarak diantara mereka hanya sejengkal saja. Entah mengapa ada keinginan dari dalam dirinya untuk menunduk, bahkan mendekat untuk membiarkan bibirnya menyentuh Hanna.

Nyaris — Seketika ia tersadar betapa rapuhnya batas antara keinginannya dan rasa hormat.

Akal sehatnya berhasil menahannya. Ia tahu, jika ia turuti dorongan dari dalam dirinya, maka semuanya akan hilang.

Jadi ia hanya tersenyum menatap Hanna dan membisikkan dengan lembut

"Tidurlah, sayang.."

Setelah itu ia bersandar di kursinya. Ia melihat bintang-bintang yang menghiasi langit malam saat itu. Ia pun sadar, ternyata ada hal-hal indah justru karena tak pernah tersentuh..

Hanna terbangun ketika ia merasa mobil itu diam dalam waktu lama.

Pandangannya masih buram karena tertidur cukup lama. Ia memperhatikan sekitarnya mengingat apakah ia tahu tempat itu.

"Kita udah sampai, dok?"

Dengan canggung ia sedikit menoleh, "Belum. Aku singgah bentar mau beli air minum."

Hanna menegakkan tubuhnya "Oh.."

Dengan senyum yang samar dr. Arga menatap Hanna. "Kamu kelihatannya kecapean deh.."

Hanna pun terkekeh malu "Maaf ya, dok. Hanna ketiduran. Nggak bantu apa-apa hehe"

Melihat wajah Hanna yang sembab karena baru terbangun dari tidurnya, membuat dr. Arga semakin terpesona.

Mata mereka saling bertemu. Sesaat lalu, hening. Canggung lagi..

Dengan cepat Hanna mengalihkan omongan "Dok, mau gantian Hanna yang nyetir?"

Dr. Arga tertawa kecil "Kamu aja kelihatan masih ngantuk."

Hanna menyangkal "Hanna kuat kok"

Dr. Arga mengangkat botol minumnya "Kalau gitu, berarti masih kuat nunggu aku selesai minum"

Hanna tertawa pelan dan menepuk bahunya "Hahaha bisa aja, dok"

Dr. Arga pun melanjutkan perjalanan di malam yang terasa dingin itu.

"Nggak apa-apa kan kalo kamu balik nya malam gini, Han?"

"Nggak apa-apa, dok. Lokasi nya kan jauh banget. Lagian kita berangkatnya sore."

Saat itu, dr. Arga seketika bimbang untuk memutuskan tetap bertugas di Graha Sehat atau memilih untuk mundur?

Atau jangan-jangan alasan dia untuk mundur adalah takut jatuh kepada Hanna?

Jalan demi jalan ditelusurinya, hingga tibalah di rumah Hanna.

Dengan wajah yang lelah namun masih tersenyum hangat pada Hanna, dr. Arga berpamitan "Hanna, aku pamit. Makasih ya udah meluangkan waktu untuk aku.."

Sejenak Hanna terdiam mendengar itu. Entah mengapa sesuatu di dalam dirinya berkata bahwa ia merasa belum siap jika dr. Arga benar-benar tidak bertugas di Graha Sehat lagi.

Namun, ia cepat-cepat menyadarkan dirinya bahwa sesuatu itu ada masanya. Mungkin saat ini dia dipertemukan dengan dr. Arga adalah sebagai cara Tuhan menunjukkannya bahwa lelaki yang ia butuhkan adalah seperti dr. Arga.

Seperti dr. Arga, bukan dr. Arga.

"Mengapa kita harus berbeda..?"

1
kalea rizuky
ambil ver siapa yg mau ma Arga.. laki munafik aja ambil sana karungin/Sleep/ up banyak thor nanti q kasih hadiah dehh bunga atau kopi
kalea rizuky
Hendra ne munafik bgt jangan jodohin dia ma Hanna thor laki plin plan gengsi an dihh
kalea rizuky: poll ada laki mulut lemes amat banci tau
total 2 replies
Quinza Azalea
next
Quinza Azalea: siap😍
total 2 replies
kalea rizuky
siapa jodoh hana thor/Hunger/
deborah_mae: Siapa yaaah😗
total 1 replies
kalea rizuky
Arga ma Hendra beda orang kah
deborah_mae: Bedaaaa
total 1 replies
kalea rizuky
moga abis ne ketemu cogan ya han
deborah_mae: kabar baiknya udah ketemu cogan nih tapi bingung mau milih yg mana🤭
total 1 replies
Quinza Azalea
bagus
Quinza Azalea
lanjut thor
deborah_mae: otw 😍
total 1 replies
Olivier Mira Armstrong
Duh, seru euy! 🥳
deborah_mae: Terimakasih😍👍
total 1 replies
Ichigo Kurosaki
Gak sabar lanjutin.
deborah_mae: waah terimakasih sudah membaca😍 ditunggu bab selanjutnya yaa🤭👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!