NovelToon NovelToon
Aku Dia Dan Dirimu

Aku Dia Dan Dirimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Aku tidak pernah memaksa siapapun untuk mencintai ku, dan jika pun cinta segitiga ini tetap harus berlanjut maka aku akan pastikan bahwa aku akan menjadi pemenang nya. apapun yang terjadi nantinya." ucap Daisy yang sudah putus asa karena tidak bisa melepaskan diri dari cinta yang terus membelenggu nya.

Dengan luka dan tetes air mata gadis cantik itu melanjutkan langkahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Sesampainya di mobil Daisy langsung menundukkan kepalanya di stir mobil nya, dia tidak kuasa menahan tangisnya, sekuat apapun dia selama ini dia tetap lah wanita yang rapuh meskipun tidak pernah ia tunjukkan di hadapan orang lain.

Sampai beberapa detik kemudian Daisy pun bangkit dan mengusap air matanya dengan cepat, lalu ia menghidupkan mesin mobilnya dan tidak menunggu waktu lama Daisy pun langsung tancap gas.

Sementara itu tanpa sepengetahuan Daisy Aksa sejak tadi memperhatikan Daisy dari kejauhan, dia bahkan bisa melihat dengan jelas saat Daisy menyeka air matanya. Tapi tidak satu kata pun terucap dari bibir pria yang kini kembali ke ruang rawat inap VVIP yang ditempati oleh putrinya itu.

Sepanjang perjalanan Daisy hanya memikirkan tentang putranya yang kini mungkin tengah bersenang-senang dengan Tia yang membawa putranya untuk berlibur.

Sesampainya di rumah seperti biasanya Daisy disambut oleh asisten rumah dan satpam rumah yang kini memarkirkan mobil Daisy di garasi.

Daisy sendiri langsung bergegas menuju kamarnya dengan langkah pelan sambil melirik kesana kemari, semua ruangan sudah gelap kecuali tangga tempat Daisy berpijak yang memang memiliki lampu kelap-kelip seperti yang diminta oleh Adam yang sudah dengan keindahan dari lampu warna warni itu.

"Apa suster ikut bersama Adam?" Tanya Daisy pada asisten rumah yang kini sudah berada di belakang Daisy.

"Suster ikut juga non, tuan muda Adam juga meminta ibu untuk ikut tapi ibu tidak bisa karena non tidak mungkin tinggal sendirian dan menyiapkan semuanya sendiri saat sedang terburu-buru untuk berangkat ke rumah sakit."ucap bu Rani.

"Terimakasih bu, tapi jika ibu dan pak Tardi ingin liburan kalian bisa bilang sama saya, saya akan membayar tiket kendaraan nya."ucap Daisy.

"Tidak usah non, ibu sudah tua untuk itu semua, lagipula disini juga sudah lebih dari liburan semua serba ada dan sangat nyaman. Oh iya non kolam renang untuk tuan muda sudah setengah jalan mungkin satu minggu lagi selain pembuatan nya."ucap Bu Rani.

"Syukurlah jangan sampai ada kesalahan, oh iya kolam renang milik saya tolong dibersihkan ya, besok sore saya ingin berenang."ucap Daisy.

"Tentu non, ibu siap mengerjakan tugas."ucapnya.

" Tidak ibu juga kali, minta tukang bersih-bersih dari luar saja, ibu dan pak Tardi hanya harus mengawasi pekerjaan mereka agar selesai dengan baik."ucap Daisy.

Jika dulu di taman belakang hanya ditanami bunga-bunga maka saat ini disana sudah dibuat kolam renang yang cukup luas, dan kini ada kolam kecil khusus untuk putranya Adam.

"Non mau makan malam sekarang?"tanya Bu Rani.

"Saya sudah makan malam di luar, kalian berdua saja yang makan."ucap Daisy yang kini melepaskan alas kakinya dan bu Rani menyimpan nya di tempat penyimpanan.

"Saya akan mandi dulu, setelah itu tolong buatkan saya green tea."ujar Daisy.

"Baik non."ucap wanita yang kini meletakkan tas kerja Daisy di tempat biasanya.

Sampai saat Daisy berlalu menuju kamar mandi setelah meletakkan aksesoris yang ia kenakan tadi, bu Rani pun pergi meninggalkan kamar Daisy.

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi Daisy masih berada di dalam kamar mandi dia sengaja berendam di dalam bathtub-e untuk merilekskan otot-otot tubuh nya yang terasa begitu tegang.

Sampai saat suara ketukan di pintu kamar mandi menyadarkan Daisy yang ternyata tertidur pulas meskipun baru beberapa menit.

"Siapa?"tanya Daisy sambil bangkit dari bathtub-e. Namun tidak ada jawaban sama sekali.

Daisy pun buru-buru membersihkan tubuhnya dari sisa busa sabun yang memenuhi tubuhnya.

Sampai saat dia membuka pintu dia tidak mendapati siapapun dikamar nya, bahkan greentea yang dia pesan pun tidak ada.

Daisy pun langsung memasuki walk-in closed, tapi langkahnya terhenti saat melihat Aksa ada di sana."Anda disini?"ujar Daisy.

Aksa tidak bicara sepatah kata pun, dia hanya menatap lekat wajah Daisy sampai saat Daisy kembali berkata."Saya tau anda kecewa terhadap saya atas apa yang dikatakan oleh tuan Dimitri, tapi kita bisa bercerai jika anda percaya dengan apa yang beliau katakan."ucap Daisy dengan tegas.

"Lalu siapa yang akan membayar nyawa ibuku yang telah dihilangkan begitu saja oleh orang tua mu?"ucap Aksa.

"Jadi anda juga percaya akan hal itu?"tanya Daisy.

"Tentu saja dengan seluruh bukti yang kuat. "ucap Aksa yang kini membuat Daisy memejamkan matanya untuk beberapa detik.

"Anda bisa mengambil nyawa saya jika anda yakin bahwa papah saya yang telah menghabisi nyawa mommy anda."ucap Daisy tegas.

"Aku akan melakukan nya jika waktu itu sudah tiba, sekarang yang ku inginkan adalah membuat anak keturunan penjahat itu menderita hingga dia memohon untuk kematian nya sendiri."ucap Aksa yang kini pergi meninggalkan Daisy.

"Lakukanlah jika itu bisa membuat mu dan orang tua mu puas, tapi jika semua itu terbukti hanya fitnah maka aku tidak akan pernah memaafkan kalian semua meskipun saat itu aku sudah tidak ada lagi di dunia ini."ucap Daisy.

Langkah Aksa langsung terhenti saat itu juga, tapi sesaat kemudian dia kembali melangkah pergi, entah apa maksud dan tujuannya datang ke rumah.

Sampai saat Daisy selesai berpakaian, Daisy menemukan sebuah kotak perhiasan diatas ranjang nya.

Satu set perhiasan bertahtakan berlian, entah siapa yang meletakkan itu disana yang jelas Daisy tidak melihat orang lain yang memasuki kamar nya selain Aksa.

Sementara itu di luar ruangan Aksa masih berdiri sambil menatap pintu kamar yang sudah lama tidak ia masuki, dan mungkin ini adalah terakhir kalinya dia datang kesana.

Sampai saat ia kembali melangkah pergi meninggalkan rumah mewah milik Daisy yang kini terlihat begitu sepi.

Daisy sendiri masih berusaha untuk mencerna niat Aksa yang meletakkan kotak perhiasan tersebut. Hingga keesokan harinya saat Daisy baru menapakkan kaki di parkiran rumah sakit, tiba-tiba segerombolan wartawan yang kini menyerbu dirinya dengan puluhan pertanyaan termasuk mengenai Daisy yang merupakan anak dari pembunuh mendiang ibunda Aksa Dimitri.

"Dokter tolong jawab pertanyaan kami, apa benar anda adalah istri kedua tuan Aksa Dimitri yang telah merebut tuan Aksa dari istri pertamanya nyonya Aurora."

"Dokter bagaimana anda bisa tetap pergi bekerja disaat tuntutan yang dilayangkan oleh pihak keluarga nyonya Aurora atas tuduhan bahwa anda telah merebut suami nya, bahkan pernikahan kalian dinyatakan tidak sah oleh hukum negara?"

Daisy tidak menjawab satu pertanyaan pun meskipun saat ini dia dihimpit oleh para pemburu berita, hingga saat manager rumah sakit tersebut datang menghampiri mereka.

...*****...

Setelah satu jam lamanya Daisy berada di ruangan rapat termasuk Aksa didalamnya yang kini membuat pemilik rumah sakit menonaktifkan Daisy untuk sementara waktu sampai kasus itu selesai, dan setelah itu keputusan ada di tangan Aksa yang merupakan pemilik saham terbesar kedua di rumah sakit tersebut.

Selama rapat berlangsung Daisy tidak sekalipun melihat kearah Aksa, dia sibuk dengan menjawab pertanyaan Reynold si pemilik rumah sakit yang terus melontarkan pertanyaan tentang bagaimana bisa seorang dokter spesialis bedah jantung yang dikenal hebat nya hingga di luar negeri sampai melakukan kesalahan se fatal itu.

Daisy seharusnya bisa menjaga kelakuan nya sebagai seorang dokter dan bukan malah menjadi wanita rendahan seperti itu demi kesenangan pribadi dan mengejar pria kaya raya untuk mendapatkan aset berharga milik Aksa.

Saat perkataan itu terlontar dari semua orang yang ada di sana Daisy tidak membela diri, menurutnya percuma saja dia melakukan itu karena saat ini pun Aksa ada di sana dan membenarkan tuduhan itu secara tidak langsung atas kebungkaman nya.

"Jika sudah tidak ada lagi yang akan anda semua sampaikan saya pamit undur diri."ucap Daisy yang kini terlihat begitu tegar.

Namun dibalik sikapnya yang saat ini bahkan tidak menunjukkan kesedihan, Daisy sudah kehilangan segalanya. Apa yang selama ini menjadi mimpinya dan sang Mama kini semua hancur begitu saja.

Menyesal, ya Daisy menyesal kenapa dia harus bertemu dan jatuh kedalam jurang yang menganga yang selama ini tertutup kabut cinta.

Tapi penyesalan itu tidak akan pernah bisa menolong dia untuk bisa keluar dari dalam jurang tersebut, kecuali dia mencari jalan keluar meskipun harus merangkak naik keatas dan bisa kembali ke tempat semula.

Daisy yang kembali dihadang oleh wartawan pun hanya menunjukkan senyum, meskipun senyum itu terasa begitu pahit.

Saat ini tidak ada satupun orang yang peduli terhadap dirinya kecuali asisten pribadinya yang sebentar lagi mungkin sudah bukan asisten nya lagi.

"Dokter yang kuat ya, saya yakin anda tidak bersalah dan saya bisa bersaksi jika Mr Aksa lah yang selalu datang dan memaksa anda untuk bersama dengan nya." ucap Faris yang kini membawakan kotak berisi barang-barang Daisy.

"Tidak Faris, apapun yang terjadi kamu tidak boleh melakukan itu, ingat karier mu masih panjang dan aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu nanti. Percayalah bahwa suatu saat nanti kebenaran akan terungkap." ucap Daisy lirih.

"Tapi Dok ini tidak adil untuk anda, tanpa anda rumah sakit ini tidak akan pernah mendapat penghargaan sebagai rumah sakit terbaik."ucap Faris.

"Kamu salah Faris, penghargaan itu akan tetap rumah sakit ini dapatkan meskipun tanpa dia, dan saya akan merekrut dokter terbaik yang memiliki moral dan etika dan tentunya tidak hanya memikirkan kepentingan pribadinya."ucap Reynold yang kini menatap datar kearah Daisy begitu juga Aksa.

"Syukurlah kalau begitu tuan Reynold, saya harap suatu saat nanti anda tidak akan pernah mengemis meminta saya untuk kembali, karena saat itu terjadi bahkan saya akan membuat anda menyesal karena telah datang pada saya."ucap Daisy yang kini menatap lekat kedua pria itu dengan senyum termanis nya.

"Saya tunggu hari itu datang dokter Daisy."ucap pria itu sambil membalas senyum Daisy.

Sementara Aksa kini hanya bisa mengepalkan tangannya saat tidak bisa melihat sedikit pun penyesalan atau keterpurukan Daisy, padahal yang dia tau bahwa Daisy adalah wanita yang rapuh dan akan menangis jika dia mengalami tekanan.

"Faris saya harap kamu tetap bisa menjadi asisten yang terbaik dan semoga dimasa depan kita bisa kembali bekerja sama."ucap Daisy yang kini mengusap lembut lengan pemuda tampan itu.

"Hati-hati dok saya menunggu anda kembali bekerja meskipun tidak di rumah sakit ini." ucap Faris lantang.

"Tenang saja Faris karena rumah sakit masih banyak yang membutuhkan ku, jadi jangan pernah khawatir."ucap Daisy yang kini semakin membuat Aksa merasa marah.

Hingga mobil Daisy meninggalkan parkiran rumah sakit, Daisy pun bersumpah pada dirinya sendiri untuk tidak memaafkan orang-orang yang telah bersekongkol untuk membuat hidup nya menderita terutama tuan Dimitri yang dia yakini adalah dalang dibalik semua ini.

Sementara waktu Daisy akan mengurus tentang tuntutan hukum yang dilayangkan oleh pihak Aurora terhadap dirinya, dia tidak akan meminta bantuan siapapun, dia akan menghadapi nya sendiri meskipun mungkin nanti Daisy akan masuk penjara jika dia benar-benar tidak terselamatkan.

Daisy pun pulang ke rumah, dia berusaha untuk menghubungi Tia, tapi dia tidak bisa dihubungi, wanita itu hanya mengirimkan pesan video kebahagiaan Adam yang sedang berlibur bersama Tia dan teman-teman kerja nya.

Daisy pun tak mengatakan apapun kecuali emoticon peluk cium dari jauh. Setelah itu Daisy pun membuka sosial media nya untuk menghubungi seseorang dalam keadaan darurat seperti saat ini, dia tidak akan meminta bantuan untuk membela dirinya. Tapi dia ingin meminta bantuan untuk mencarikan bukti-bukti dari masalah yang telah dituduhkan kepada almarhum papah nya itu.

Daisy yakin bahwa jalan ceritanya tidak seperti yang tuan Dimitri katakan, dia yakin sang Mama tidak mungkin membohongi dirinya di hari-hari terakhirnya sebelum akhirnya dia meninggal dunia.

Daisy pun teringat akan album kenangan tentang sang mommy saat dia masih muda dulu, Daisy bergegas menuju ruang baca dimana disana masih tersimpan rapi semua peninggalan sang Mama termasuk laptop nya.

Daisy tidak takut jika suatu saat nanti dia harus menjadi narapidana, tapi Daisy takut semua itu berbuntut panjang dan Adam akan terkena imbasnya.

Dia tidak peduli dengan rumah tangga nya yang kini sudah hancur meskipun belum finish, dia lebih peduli dengan nama baik sang papah. Dia tidak bisa terima jika ada yang memfitnah ayahnya meskipun dia sempat membenci pria itu selama belasan tahun lamanya, tapi setelah itu kedekatan yang terjalin pun mampu menjawab setiap pertanyaan dihatinya tentang sang papah yang telah pergi meninggalkan dirinya dan sang Mama.

"Maafkan Sisi pah jika semua ini terjadi karena Sisi, Sisi yakin papah tidak bersalah dan Sisi akan membersihkan nama papah meskipun tidak dalam waktu dekat ini." ucap Daisy yang kini hanya bisa menghapus air matanya.

Dia terus berusaha untuk mencari bukti yang dimulai dari kenangan masalalu keduanya, dia juga mencari tahu tentang informasi tentang ibunya Aksa, tapi sayang tidak ada satupun informasi yang ia dapatkan mengenai wanita itu.

"Aku yakin semua sudah diatur sedemikian rupa."ucap Daisy yang kini berulang kali memijat pangkal hidung nya.

1
Rosdiana Rosdiana
msh ada lanjutannyakh tor?
Erny Su: Tentunya ditunggu ya 🙏
total 1 replies
Syamsiar Samude
bingung ceritaxthor knpa Aksa dibikin jatuh hati sama daesy pdhl sdh mw brtunangan malas rasax lanjut baca bila sll bikn greget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!