NovelToon NovelToon
Antara Air Dan Api

Antara Air Dan Api

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Fantasi / Kultivasi Modern / Evolusi dan Mutasi / Cinta Beda Dunia / Pusaka Ajaib
Popularitas:200
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Syihab

novel fiksi yang menceritakan kehidupan air dan api yang tidak pernah bersatu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Syihab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lautan Tanpa Bayangan

Suasana di dalam arus biru jernih yang mereka masuki terasa berbeda sejak langkah pertama. Tidak ada suara. Tidak ada getaran. Tidak ada gema. Seolah mereka memasuki ruang yang menelan seluruh gelombang, cahaya, dan bahkan ingatan.

Cai menatap sekeliling. Air di sini terlalu bening, sampai ia bisa melihat jauh ke bawah begitu jauh hingga dasar laut seperti menghilang ke dalam warna putih samar. Tidak ada ikan, tidak ada karang, tidak ada alga. Hanya keheningan mutlak.

“Ini… bukan wilayah yang dipetakan,” gumam Tetua Laksana, napasnya berat seolah sesuatu menekan dada. “Kita berada di perairan yang disebut dalam legenda Dimensi Air sebagai Lautan Tanpa Bayangan.”

Sena, yang biasanya berani, kini bicara lebih pelan. “Kenapa dinamai begitu?”

Laksana menatap Cai. “Karena siapa pun yang memasuki tempat ini… kehilangan sesuatu.”

Cai langsung menggenggam lengan Sena. “Kehilangan apa?”

Laksana tidak menjawab langsung. Ia melangkah maju, memandangi permukaan air yang tanpa pantulan.

“Bayangan,” katanya akhirnya. “Jiwanya.”

Sena menegakkan kepala. “Jiwa?”

“Seseorang yang terlalu lama di sini… perlahan kehilangan identitas. Kenangan memudar. Pikiran mengambang. Sampai akhirnya… mereka menjadi bagian dari air itu sendiri.”

Cai merasakan bulu kuduknya berdiri. “Kalau begitu, kita tidak bisa terlalu lama di sini.”

Laksana mengangguk. “Benar. Kita harus bergerak cepat. Ratu Biru tidak mungkin tinggal jauh dari pusat kekuatan lama ini. Ada sesuatu di sini yang dia cari.”

Mereka bertiga bergerak lebih dalam, mengikuti arus lembut yang seolah memandu mereka. Namun setiap langkah terasa berat, seolah air itu berusaha memeluk tubuh mereka dan menariknya masuk.

Di belakang, Lyra perwakilan Dimensi Angin yang ikut sejak pertemuan di Balai Tiga Unsur mengerutkan kening. Rambut peraknya melayang-layang.

“Aku merasakan getaran… bukan dari air, tetapi dari ruang di sekeliling kita,” bisiknya. “Tempat ini memakan resonansi. Jika kita tidak hati-hati, kemampuan kita bisa melemah.”

Sena menoleh cepat. “Kamu masih bisa mengendalikan api, kan?”

“Bisa,” jawab Lyra, meski suaranya tak setegas biasanya. “Tapi… nyalanya tidak akan seterang di tempat lain.”

Sena mengangkat tangan, memanggil percikan api kecil. Biasanya mudah, hanya sepercik niat. Tapi kali ini… nyala itu muncul redup sekali, hampir seperti kunang-kunang sekarat. Ia memandang tangan itu, terkejut.

“Ini buruk…,” gumamnya.

Cai mendekat. “Kekuatan kita terserap air ini, tapi kita tetap harus maju. Kalau kita menyerah di sini, kita tidak akan pernah menemukan kebenaran.”

Sena menutup api kecil itu dan mengangguk. “Baik. Aku siap.”

 

Semakin jauh mereka berjalan, semakin gelap air di sekeliling berubah. Bukan hitam, bukan biru, tetapi sesuatu yang lebih sulit dijelaskan seperti warna yang dihapus dari keberadaan.

Tiba-tiba, Cai merasakan sesuatu menyentuh pundaknya.

Ia menoleh.

Kosong.

Namun bukan kosong biasa seperti ada sosok tak terlihat yang berdiri tepat di belakangnya. Jantungnya berdetak keras.

“Sena…” Cai memanggil pelan.

Sena langsung menoleh dan melihat wajah Cai yang menegang. “Ada yang salah?”

“Kurasa… sesuatu mengikuti kita.”

Lyra mengangkat tangan, memanggil pusaran kecil angin. Namun angin itu langsung redup.

“Tidak terlihat,” katanya. “Tapi aku merasakan tekanan.”

Laksana menurunkan tongkatnya yang bercahaya lembut. “Jangan panik. Semakin kamu takut, semakin kuat bayangan tempat ini menarik jiwamu.”

Namun saat ia berkata begitu, dari kejauhan terdengar bunyi gemertak halus. Seperti kristal retak. Seperti tulang digerakkan.

Sena memutar tubuh, melindungi Cai. “Oke, itu bukan imajinasi.”

Dari kegelapan samar muncul bentuk. Pada awalnya hanya siluet kabur tanpa tepi. Tapi semakin dekat, bentuk itu berubah menjadi sosok humanoid, namun tanpa wajah, tanpa mata, tanpa identitas. Seluruh tubuhnya seperti air lisut yang membentuk wujud.

Cai bergidik. “Itu… apa?”

Laksana memejamkan mata. “Itu… Bayang-Kosong.”

“Bayang-Kosong?” Sena mengulang.

“Mereka adalah jiwa-jiwa yang hilang. Para pengembara yang terlalu lama berada di tempat ini. Identitas mereka dihapus. Sekarang mereka hanya cangkang, mengikuti pengunjung baru untuk merenggut panas kehidupan…”

Sena menelan ludah. “Kau bercanda.”

“Aku berharap begitu.”

Bayang-Kosong mulai bergerak, tangannya memanjang seperti gelombang air yang mencari bentuk.

Lyra mengangkat pedang anginnya, tapi pedang itu meredup.

“Senjata tidak akan efektif,” Laksana memperingatkan. “Hanya satu hal yang dapat mengusir mereka: ingatan.”

Cai menatapnya. “Ingatan?”

“Ya. Bayang-Kosong terhubung dengan jiwa. Jika ingatanmu kuat, mereka tidak bisa merenggutnya.”

Sena menggenggam tangan Cai erat—sangat erat.

“Kita punya ingatan yang sangat kuat.”

Ia tersenyum kecil. “Itu cukup.”

Bayang-Kosong semakin dekat, mengeluarkan suara seperti kesedihan yang teredam.

Cai memejamkan mata.

Ia mengingat…

Pertemuan pertamanya dengan Sena di batas dunia.

Tatapan mata api yang hangat.

Tawa Sena yang menggetarkan air.

Misi, pertempuran, dan kepercayaan yang tumbuh perlahan.

Arus di sekeliling Cai tiba-tiba bergetar, menolak sesuatu.

Bayang-Kosong mundur sedikit.

Sena juga memejamkan mata, mengingat semua perjalanan mereka ketegangan, konflik, dan perasaan yang mulai tumbuh, yang ia belum berani ungkapkan tapi selalu terasa menghantui setiap langkah.

Cahaya samar dari kenangan itu menyebar, memantul di dalam lautan bening ini.

Bayang-Kosong mengerang tanpa suara, bentuk tubuhnya mulai retak dan mencair kembali ke air. Mereka hancur perlahan, seperti kabut kehilangan bentuk.

Dalam beberapa detik, semuanya menghilang.

Keheningan kembali.

Cai terengah. “Itu… terlalu dekat.”

Laksana menatap mereka dengan bangga sekaligus cemas. “Kalian berdua memiliki ikatan yang lebih kuat dari yang kalian sadari. Itu yang menyelamatkan kita.”

Sena menoleh pada Cai, wajahnya memerah sedikit. “Yah… kita tim yang bagus, kan?”

Cai tersenyum.

 

Meski Bayang-Kosong sudah pergi, tekanan di lautan itu justru semakin kuat. Mereka berenang lebih jauh hingga tiba di sebuah ruang besar di mana air membentuk kubah alami. Cahaya biru pekat berputar seperti pusaran di pusatnya.

Lyra menatapnya tak berkedip. “Apa itu?”

Laksana terlihat terkejut. “Itu… inti arus. Sumber yang belum pernah disentuh siapa pun.”

Di tengah pusaran itu… terlihat sebuah objek melayang.

Bukan benda, bukan makhluk.

Tapi… sepotong cahaya pecah yang tampak seperti retakan di dalam air.

Cai merapat ke Sena. “Retakan dimensi…?”

Sena memicingkan mata. “Itu bukan cuma retakan… itu sesuatu yang sedang dibuka.”

Tiba-tiba arus di sekitar mereka menggila, menaikkan badai bawah laut.

Laksana berteriak, “Seseorang sudah berada di sini lebih dulu!”

Suara yang dingin, tajam, dan jauh terdengar menggema.

“Akhirnya kalian tiba.”

Dari balik pusaran, muncul sosok berjubah biru gelap, dengan mata yang memantulkan kegelapan lautan.

Ratu Biru.

Ia tersenyum dingin.

“Kalian datang tepat waktu. Saksikan saat aku membuka kembali pintu menuju kekuatan yang terlupakan oleh seluruh dimensi.”

Cai merasakan tubuhnya menegang.

Sena langsung maju, api redup di tangannya mencoba menyala.

“Ratu Biru! Hentikan itu!”

Ratu Biru hanya tertawa tipis.

“Tidak ada yang bisa menghentikanku. Tidak saat aku sudah berada di jantung Lautan Tanpa Bayangan. Dunia ini akan menyaksikan kelahiran ulang kekuatan primordial yang kalian semua takutkan.”

Cahaya pada retakan itu memancar, menembus seluruh ruang, membuat air bergetar.

Cai menelan napas.

Sesuatu yang jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan… sedang bangkit.

Dan bab ini ditutup dengan getaran hebat yang membuat seluruh lautan seakan terbelah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!