NovelToon NovelToon
Dia Suamiku

Dia Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Badboy / Patahhati
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Sejatinya, pernikahan adalah suatu ibadah dan kebahagiaan yang harus dikabarkan. Tapi tidak bagi Mila dan Elgar. Pernikahan siri mereka hanya diketahui oleh mereka berdua dan orang tua Mila dikampung.



"Ingat, pernikahan kita atas dasar saling membutuhkan. Aku membutuhkan kepuasan, dan kamu membutuhkan uang. Jadi jika salah satu diantara kita sudah merasa tidak butuh, kita berakhir." Itulah kata kata yang selalu Elgar ucapkan.

"Lebih dari uang yang aku butuhkan, aku butuh cintamu." Kata kata yang hanya mampu Mila ucapkan dalam hati, tapi tak pernah bisa dia lafalkan.

Saat berdua, mereka adalah suami istri. Tapi saat ada orang lain, mareka adalah dua orang asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TUMIS BUNCIS

Berdiri terlalu lama didepan pintu masuk ruangan Devan hanya akan menarik perhatian orang. Jadi, mau tak mau, Mila mengetuk pintu ruangan itu. Baru beberapa kali ketukan, sudah terdengar sahutan dari dalam.

"Masuk."

Mila menghela nafas lalu menarik handle pintu. Senyuman Devan langsung menyambutnya. Membuat ketegangannya sedikit menguar.

"Saya sudah nunggu kamu daritadi. Lihat itu," Devan menunjuk kearah jam dinding. "Jam makan siang sudah lewar 5 menit. Kamu sudah membuat cacing diperut saya harus menunggu untuk dapat jatah." Guraunya sambil menyeringai kecil.

"Maaf Pak." Jawab Mila sambil menunduk. Dia lalu meletakkan keresek putih berisi kotak makan diatas meja Devan. Tapi saat Devan mengulurkan tangan ingin meraihnya. Mila mengambil kembali bekal tersebut. Membuat Devan seketika mengerutkan kening.

"Kok diambil lagi?"

Mila tersenyum absurd menyadari tindakan bodohnya barusan. Lalu dia meletakkan kembali bekal tersebut diatas meja sambil berkata.

"Ini hanya makanan biasa pak. Takutnya, tak sesuai selera bapak."

Devan tersenyuman sambil meraih bekal tersebut

"Emang ada makanan luar biasa? Yang gimana tuh?" Tanyanya sambil mengeluarkan kotak makan dari kantong keresek.

"Yang ada taburan emasnya, atau berlian? Atau jangan jangan batu kerikil? Seperti itu makanan luar biasa?" Guraunya sambil menatap Mila. Tapi yang ditatap malah salting.

"Saya manusia biasa, jadi makannya yang biasa aja, nasi sama lauk."

"Bukan seperti itu maksud saya Pak. Tapi masakan ala ka_"

Mila tak melanjutkan jadi kata katanya melihat Devan menatap sendu makan siang darinya.

"A, ada apa pak? Bapak gak suka ayam? atau tem_"

"Hem......kelihatannya enak nih." Potong Devan. "Saya suka semua jenis makanan, asalkan halal." Sebersit senyum muncul dari wajah yang tadinya sendu itu. Didalam kotak makan warna ungu, terdapat ayam goreng, tempe bacem, dan oseng buncis.

"Saya sangat rindu masakan rumahan. Terutama masakan khas indonesia seperti ini. Terimakasih ya Mil. Maaf sudah merepotkanmu." Ujar Devan seraya tersenyum pada Mila. Tapi Mila merasa, ada yang berbeda dari senyuman itu. Terlibat ada kesedihan disana.

"Kalau begitu, saya permisi dulu pak." Pamit Mila sambil menunduk.

"Sekali lagi, terimakasih."

"Sama sama."

Mila akhirnya bisa bernafas lega. Dia berbalik badan dan segera keluar dari ruangan Devan.

"Ngapain lo keruangan Pak Devan?"

Baru saja keluar dari ruangan Devan, Mila langsung disambut dengan pertanyaan sinis dan tatapan tak suka dari Siska, sekretaris Devan. Wanita itu berdiri didekat pintu dengan kedua tangan dilipat didepan.

"Ya kerjalah mbak. Disini tuh, saya office girl. Emang ada yang salah jika saya masuk ke ruangan Pak Devan?"

Siska mendengus lalu pergi. Membuat Mila seketika geleng geleng. Entah kenapa, banyak sekali yang tak suka padanya dikantor. Terutama para staf perempuan yang masih single. Padahal dia selalu berusaha berbuat baik pada semua orang disini.

...*****...

Devan menatap makanan yang ada didepannya. Matanya berkaca kaca melihat tumis buncis. Dan saat dia memasukkan sepotong buncis ke dalam mulut, air mata yang sejak tadi coba dia tahan, akhirnya meleleh.

"Jangan dihina ya kalau gak enak. Ini pertama kalinya aku belajar masak." Ujar Alina yang tampak tak percaya diri dengan hasil masakannya.

"Kalau mau maju, harus mau dikritik." Sahut Devan.

"Huft." Alina membuang nafas kasar. "Boleh ngritik, tapi jangan pedes pedes kayak netijen. Entar yang ada akunya malah down."

Devan tertawa mendengarnya.

"Apa menurut kamu, aku jenis yang seperti itu?"

Alina menggeleng cepat. Dia sangat mengenal Devan. Pria santun yang selalu bertutur kata lembut dan penyabar. Pria yang mampu membuatnya terpikat karena kerendahan hatinya.

Devan mulai mencicipi makanan Alina. Tapi baru sesendok, wajahnya mendadak berubah aneh.

"Gak enak ya?"

"Bukan tidak enak, tapi belum enak. Aku yakin, jika kamu terus belajar, lama lama akan enak. Semua butuh proses, gak ada yang instan. Dan aku akan selalu ada untuk mencicipi masakanmu hingga suatu saat nanti terasa enak."

Oh...Mata Alina berkaca kaca. Dia terharu mendengar ucapan sang suami. Devan memang selalu bisa membuatnya jatuh cinta lagi dan lagi dengan sifatnya yang sangat luar biasa. Pria yang tak pernah menuntutnya menjadi sempurna, tapi selalu mendukungnya untuk menjadi lebih baik.

"Bukankah istriku yang cantik ini sangat mahir dalam akuntansi. Jadi aku yakin kalau kamu bisa menghitung berapa bumbu yang dibutuhkan agar masakan terasa enak."

"Dev....." Alina memutar kedua bola matanya. Bisa bisanya Devan menyamakan memasak dengan akuntansi.

Devan menarik Alina agar duduk dipangkuannya. Dia lalu mengambil sesendok dan menyuapinya.

"Kamu harus merasakannya agar tahu dimana kekurangannya. Biar besok besok lagi, kamu tak mengulangi kesalahan yang sama."

Alina mengunyah makanan hasil jerih payahnya didapur. Tadi sebenarnya dia sudah mencicipi. Terasa kasinan, terus dia tambah gula. Tapi mendadak kemanisan, lalu dia tambah penyedap. Sampai pada akhirnya, dia bingung sendiri karena rasanya yang absurd. Tapi karena sudah janji akan membuatkan makan siang untuk Devan, dia terpaksa membawa makanan yang gak jelas itu. Yang penting, masih bisa dikonsumsi, setidaknya, itu menurutnya sendiri.

Saat dia mencicipi telur mata sapi, dia langsung teringat sesuatu.

"Kamu belum memberinya garam, jadi rasanya hambar."

Alina terkekeh sambil mengangguk. Segitu bodohnya dia sampai telur mata sapi saja terasa hambar.

Devan teringat momen pertama Alina membawakan makan siang ke kantor. Dimana masakan pertama yang dibuat wanita itu adalah tumis buncis dan telur mata sapi.

Wanita cantik yang sejak kecil hidup dengan kemewahan itu, rela belajar masak demi dirinya. Rela kukunya patah karena teriris saat dia memasak.

"Kenapa kamu ninggalin aku bahkan sebelum masakanmu enak. Aku kangen kamu sayang." Gumam Devan sambil mengelap air matanya.

Devan kembali memakan makan siang dari Mila. Rasanya memang biasa saja. Tapi masakan rumahan seperti ini yang dia rindukan selama diluar negeri.

1
Akbar Razaq
Jangan jangan gegara pink Mila jadi dekat sama Devan dan tahu kan Devan.orangnya baik dewasa dan.pastinya bertolak belakang dr Elgar.Bisa nyaman tuh si Mila klo udah kadung sama Devan.
Akbar Razaq
Jadi sugar baby ya Mila.Ternyata mura han juga .
Akbar Razaq
Laki lqki begitu pada akhirnyq di gilai mila.
Elina
sedih banget 🤧, cerita yang bagus
L A
Ku menangis 😭😭😭😭😭😭😭😭😭
L A
Biasa
Nenk Oky
akhir nya gk happy ending, kan kasian aku sampai nangis sendirian
Jennymanullang
/Cry//Cry//Cry/sedih
Venuz Jupiter
nangis Bombay,ikutan potek hati Eike😭😭
Mamiyah
makanya jd orang egois klu begini trus gigit jari dong 🤣🤣🤣🤣🤣
Mamiyah
itu kan setingan othooorrrr🤭🤭🤭🤭
tintrim listiani
otewe
tintrim listiani
karyamu kerenn semua thor...
Ely
Luar biasa. Bagus cerita nya. Ringan, ada sedih, senang. ada.cinta, rindu, tangis tawa
ada.Elgar, Mila
Bzaa
kerennnnnn😘😍💕
Bzaa
segera otewe...
sukses sll ya tor, kopi sudah terkirim 😘
St Olip
Luar biasa
Bzaa
Edgar menolong nya PK pamrih nih
Bzaa
pasti nyai Mila ☺️
Sa Tokkin
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!