NovelToon NovelToon
Man Jadda Wajada

Man Jadda Wajada

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:38.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Bagi Hasan, mencintai harus memiliki. Walaupun harus menentang orang tua dan kehilangan hak waris sebagai pemimpin santri, akan dia lakukan demi mendapatkan cinta Luna.

Spin of sweet revenge

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MJW 8 Masih mengingat masa lalu

Malam harinya setelah mengimami shalat isya' para santri, Hasan mengganti pakaiannya.

"Mau pergi?" tanya Ali Wahab-abi Hasan ketika putranya menyalim dirinya.

Hasan menganggukkan kepalanya.

"Tadi aku tidak sengaja melempar bola basket ke kepala perempuan, abi."

Abi dan uminya yang sekarang mendapat giliran salim tangan dari putranya menatap kaget. Bahkan uminya sampai berjengit mendengar ucapan tenangnya.

"Bagaimana bisa?" tanya Uminya-Siti Azizah setelah hilang kagetnya.

"Ada yang mendorong aku, tapi, kan, memang sudah biasa kalo maen basket. Hanya saja bolanya melenceng ke arah lain."

"Sekarang teman kamu ngga apa apa? Abi dan umi perlu ikut untuk meminta maaf?" Ali Wahab menatap mata teduh putranya.

"Ngga perlu, abi. Ini salahku. Biar aku saja yang bertanggung jawab."

Abinya menghembuskan nafas.

"Keadaan gadis itu bagaimana?" tanyanya lagi karena Hasan belum menjawabnya.

"Geger otak ringan, lengannya retak. Tapi ngga apa apa kata dokter."

Mata Siti Azizah membesar.

"Itu parah, Hasan," sergahnya.

"Kayaknya Abi harus ikut." Ali Wahab sekarang sudah berdiri.

"Nanti saja, abi. Sekarang biarkan aku dulu. Ini salahku, jadi aku yan akan bertanggungjawab."

Abinya menghela nafas panjang..

"Siapa nama anak perempuan itu."

"Luna."

"Nama orang tuanya?"

Hasan ngga langsung menjawab.

"Nama ibunya Bu Kiara dan ayahnya Pak Emra," Hasan sengaja tidak mengatakan siapa sebenarnya Luna dan keluarganya agar orang tuanya tidak tambah khawatir.

"Kenapa kamu baru bilang. Kalo ngasih tau saat pulang sekolah kita bisa pilihkan buah buah segar dari kebun," sesal uminya kenudian bangkit berdiri berjalan ke arah meja makan. Meraih dua kotak berukuran cukup besar yang berisi coklat. Tante Hasan tadi mengirimnya karena baru pulang umroh. Ada banyak sekali bingkisan yang dikirimkan. Tadi sore setelah shalat ashar. Santri santri juga sudah diberikan.

"Tidak apa apa, umi. Nanti Hasan beli cake saja."

"Bawa ini saja. Kata orang, kalo lagi sakit, makan coklat akan cepat sembuh." Uminya memaksakan putranya membawa goodie bag yang berisi dua kotak coklat itu.

"Semoga teman kamu cepat sembuh. Besok hati hati kalo kamu maen basket lagi," ucap Abinya setelah Hasan menerima uluran goodie bag dari uminya.

"Ya, abi." Hasan menaruh goodie bagnya di salah satu stang motir balapnya. Setelah mengenakan helm fullfacemya dia segera melajukan motornya meninggalkan rumahnya.

"Semoga orang tuanya tidak marah, ya, bi," ucao istrinya agak khawatir.

"Semoga. Kalo perlu kita desak Hasan mengajak kita menenui orang tua gadis itu.

Istrinya menganggukkan kepalanya setuju.

*

*

*

Hasan mendengar suara ramai dari ruangan Luna. Dia berhenti sesaat sambil mengatur nafasnya.

Pintu ruangan terbuka. Salah satu gadis yang memarahinya keluar dari sana. Tapi sikapnya sekarang mulai ramah.

"Mau jenguK?"

"Ya, kalo boleh."

"Tentu saja boleh." Nathalia membuka pintu lebih lebar. Ternyata di dalam sana sedang berkumpul sepupu sepupu perempuan Luna yang tadi dia temui di dekat lapangan basket.

"Yang bikin kamu masuk rumah sakit datang, nih, Lun," tukas Nathalia ketika tatap mata semuanya menoleh pada Nathalia dan Hasan.

Luna menatap Hasan yang tumben tidak mengalihkan tatapnya seperti biasa.

"Bawa apa, nih?" tanya Nevia cukup ramah, padahal tadi siang juga marah marah padanya.

"Coklat." Hasan mengulurkannya pada Nevia.

"Kasih langsung ke orangnya saja," tolak Nevia sambil mengerling pada Luna. Luna menanggapinya dengan datar.

"Kita keluar dulu, ya, pak ustad. Pintunya dibuka, kok. Ngga bakal ada setan yang jadi orang ketiga," tawa Ayra agak mengejek. Kalo ada acara acara keagamaan, biasanya Hasan yang memimpin.

Hasan hanya tersenyum tipis.

Luna menghembuskan nafas kesal.

Kenapa pada pergi, sih, protesnya dalam hati ketika melihat sepupu sepupunya meninggalkannya dengan pintu ruangan yang terpentang lebar.

"Kita nunggu di luar, Lun. Eh, minta coklatnya yang satu kotak lagi, ya." Karla tadi sempat mengintip isi goodie bag yang sudah ditaruh Hasan di dekat tempat tidur Luna, masuk lagi dan dengan ngga sopan mengambil satu kotak yang ada di dalam goodie bag.

"Ngga apa, ya, pak ustad." Karla tersenyum agak lebar.

"Itu sudah jadi milik Luna," jawab Hasan diplomatis. Dengan menjawab begini dia ngga akan disalahkan Luna.

Luna kembali melayangkan tatapan datarnya pada laki laki itu. Tapi tetap saja dibalas dengan tatapan teduhnya.

"Oooh...... Oke. Kalo udah jadi milik Luna milik kita juga. Makasih, ya, Lun." Karla mengedipkan sebelah matanya pada sepupunya. Luna hanya mencebikkan bibirnya merespon Karla.

Setelah Karla tidak terlihat, Hasan berdehem seakan tenggorokannya kering.

"Tuh, minum, biar ngga seret tenggorokannya," ucap Luna sambil menunjuk botol botol kecil maupun gelas gelas plastik yang berisi air mineral. Sangat banyak jumlahnya. Karena selain anggota keluarga besarnya yang seabreg, relasi papi dan maminya juga banyak sekali yang datang.

"Makasih." Hasan mengambil segelas air mineral dan memberikannya pada Luna.

"Kamu haus juga, kan?"

Iya, sih, batin Luna. Tapi dia sungkan mengambil dengan tangan kiri karena tangan kanannya digips agar tulangnya cepat sembuh. Jadinya Luna terpaksa menggelengkan kepalanya.

Hasan seakan mengerti.

"Pake tangan kiri saja." Hasan menarik pelan tangan kiri Luna dan menggenggamkan segelas air mineral itu yang sudah ada sedotannya sekalian. Jadi Luna tinggal minum saja.

"Makasih." Luna menatap Hasan yang mengambilnya lagi untuk dirinya sendiri. Sesaat dia agak ngefreeze, karena tangan mereka bersentuhan. Selama Luna mengenal sosok Hasan, laki laki itu sangat menghindar kontak fisik bahkan kontak mata dengan perempuan. Dia selalu menunduk cepat jika netra mereka ngga sengaja bertemu.

"Maaf, ya. cedera kamu parah begini," ucap Hasan setelah mereka cukup lama terdiam.

"Sakit tau," gumam Luna mengomel setelah meminum minumannya.

Hasan tersenyum samar.

"Maaf, ya."

"Tangan kananku belum bisa digerakkan. Aku ngga bisa makan sendiri, minum sendiri, nulis sendiri. Padahal bentar lagi ujian kenaikan kelas." Luna mengomel kesal, tapi lebih ke dirinya sendiri yang sekarang akan merepotkan banyak orang. Memang Ayra dan sepupu sepupunya ngga akan keberatan. Tapi Luna yang sudah biasa mandiri akan merasa tidak nyaman. Karena ngga mungkin tangan kanannya bisa normal dalam waktu satu atau dua hari.

Hasan terdiam mendengar keluhan Luna. Salahnya hingga membuat orang lain harus merasa kesusahan karenanya.

"Kamu ingin aku melakukan apa?" tanya Hasan setelah cukup lama mereka terdiam.

"Hah?" Luna agak kaget mendengar pertanyaan Hasan.

"Memangnya kamu mau melakukan apa?" ceplosnya bingung. Tadi dia hanya mengeluh ketakberdayaannya saja.

Hasan menatapnya lembut.

"Apa saja yang kamu butuhkan." Hasan membuka kotak berisi coklat yang dia bawa. Mengambilnya satu, melepaskan bungkusannya. Kemudian mengulurkannya ke dekat bibir Luna.

"Bentuk tanggung jawabku," ucap Hasan ketika bibir Luna terbuka saat Hasan menyentuhkan coklat itu di sana.

1
Yana Phung
astaga si laila baru jd calon hasil candaan aja sudah melakukan perundungan kpd santri lain
aku malahan kesal dg org tua dan keluarga hasan yg semakin membuat laila di atas angin
🟡 ◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
beh parah Laila nih
Obesi ama Hasan
Susma Wati
oh ternyata laila memang sudah gila cinta, walau tahu bertepuk sebelah tangan, tapi masih kekeh bertahan mengakui hasan adalah tunangan nya walau sudah di tolak, dan merendahkan diri mau di poligami, stres memang nih si laila
Diyah Saja
soalnya hati nya buruk jelek iri dengki😄
Diyah Saja
Mimpi mu ketinggian Laila.poooo
Lia Kiftia Usman
demi kebahagiaan diri sendiri... ok aja keras kepala ... disini hati yg dipertaruhkan 😊🤭
👍 yaaa hasan
Herman Lim
umi ga tau aja Hasan dah menunggu Luna selama 8 tahun lama nya
Herman Lim
jgn mimpi Laila jadi madu nya Luna yg ada u nanti satu kamar SM Ratna 😃😃
Rahmawati
jgn salahin Luna umi,, cinta gk bisa di paksa, hasan cintanya sama Luna
Rahayu Ayu
Ya ampun Laila,
harus dengan cara apa agar kamu berhenti mengharapkan Hasan,
jangan rendahkan harga dirimu begitu murahnya
jangan juga buat kami ilfill dengan caramu yg menodai kehormatan wanita bercadar.
Lailatunnasihah Nasihah
maaf ya umi.Harusnya umi bisa merasakan ketulusan hasan trhadap seorang wanita.jangan malah mencari kesalahan di diri luna.stop jangan macam2 ya umi.Jangan sampai nyenggol keluarga luna ya. kalo udh berani nnti kasian hasannya yg jadi korban🤭
Zea Rahmat
harusnya umi liat dr sisi hasan dan luna sm Laila dong... bijak dalam bersikap
maret
gregetan bgtttt.... kakek nenek Monggo Dateng... di selesaikannn.. q pusing ikut mikirin... 😅🫰
🟡 ◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Semangat Hasan Memperjuangkan Luna
Tri Handayani
next thorrr'semoga ada triple up'semangat thorrr
Tri Handayani
umi siti seharusnya udah bisa menilai laila seperti apa dr obsesinya mendapatkan hasan.
Tri Handayani
tak kenal maka tak sayang fariz'mungkin kalau kamu udah kenal luna dan keluarganya'kamu jg akan mengerti kenapa kakakmu bertahan mencintai luna dr dulu sampe sekarang.
Tri Handayani
umi siti azizah bilang sama laila'hasan g mau menikahi gadis manapun selain luna'biar laila tau.
Tri Handayani
pede banget kamu laila'mau mendepak luna'yang ada kamu itu yg d depak k luar angkasa...
Tri Handayani
bukan karena luna hasan jadi keras kepala dan membangkang umi,dulu hasan g punya modal dan keberanian untuk mendapatkan luna'selain cinta.sekarang dia punya semua dan g mau kehilsngan luna.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!