NovelToon NovelToon
Nikah Ekspres Jalur Ekspedisi

Nikah Ekspres Jalur Ekspedisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Slice of Life
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kara_Sorin

Namira, wanita karier yang mandiri dan ambisius terpaksa menjalani pernikahan paksa demi menyelamatkan nama baik dan bisnis keluarganya. Namun pria yang harus dinikahinya bukanlah sosok yang pernah ia bayangkan. Sean, seorang kurir paket sederhana dengan masa lalu yang misterius.
Pernikahan itu terpaksa dijalani, tanpa cinta, tanpa janji. Namun, dibalik kesepakatan dingin itu, perlahan-lahan tumbuh benih-benih perasaan yang tak bisa diabaikan. Dari tumpukan paket hingga rahasia masalalu yang tersembunyi. Hingga menyeret mereka pada permainan kotor orang besar. Namira dan Sean belajar arti sesungguhnya dari sebuah ikatan.
Tapi kalau dunia mulai tau kisah mereka, tekanan dan godaan muncul silih berganti. Bisakah cinta yang berbalut pernikahan paksa ini bertahan? ataukah takdir akan mengirimkan paket lain yang merubah segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kara_Sorin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29_Kebenaran yang Terancam

Pagi itu, udara terasa lebih pengap dari biasanya. Di balik tirai rumah sakit, cahaya matahari hanya menyusup samar. Namira duduk bersandar di ranjangnya, menatap kosong ke arah jendela. Hingga detik ini, saat dia terjatuh seperti ini. Bahkan satupun keluarganya tak ada yang datang menjenguk hanya untuk sekedar menanyakan kabarnya. Hanya Sean yang setia menemani.

Meskipun tubuhnya perlahan pulih, pikirannya masih berkecamuk. Berita tentang video yang dirilis Sean telah sampai ke telinganya. Ia tahu, badai sesungguhnya baru dimulai. Sean masuk membawa dua gelas teh hangat. Ia meletakkan satu di atas meja, lalu duduk di sisi ranjang.

"Kamu masih belum bicara sejak tadi," ucap Sean perlahan.

Namira menghela napas.

"Aku bingung... Harusnya aku merasa lega karena kebenaran mulai terbuka. Tapi yang kurasa hanya kekhawatiran."

Sean menatapnya lekat.

"Aku mengerti. Tapi kita tidak bisa mundur sekarang. Terlalu banyak yang dipertaruhkan. Terlalu banyak yang telah kamu korbankan."

Namira menoleh ke arahnya.

"Bagaimana kalau mereka menyakitimu, Sean? Aku takut... takut kamu harus menanggung akibat dari semua ini."

Sean tersenyum tipis.

"Dengar aku. Sejak kamu masuk dalam hidupku, semua tenang yang pernah kupunya berubah. Tapi perubahan itu... membuatku hidup dan jika melindungimu berarti aku harus berdiri di tengah badai, maka akan aku lakukan."

Namira menatap mata Sean, dalam dan hangat.

"Terimakasih... karena kamu tidak menyerah padaku."

"Aku tidak akan pernah," jawab Sean mantap.

Mereka saling menggenggam tangan, seolah memberi kekuatan lewat keheningan yang dalam.

Di tempat lain, Anton dan Nina duduk di sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut kota. Mata Nina tak lepas dari layar ponselnya. Komentar-komentar dari netizen mulai menunjukkan keberpihakan pada Namira, tapi juga muncul gelombang ancaman yang semakin intens.

"Kita mulai mengganggu orang-orang besar," ujar Nina sambil menyeruput kopinya.

Anton mengangguk.

"Aku juga mulai merasa gerak-gerikku diawasi. Rekeningku sempat diblokir beberapa jam. Emailku dimasuki seseorang malam tadi."

"Aku... juga mulai takut," ucap Nina lirih.

"Tapi kita tidak bisa berhenti sekarang, kan?"

"Tidak bisa. Mereka sudah menyakiti terlalu banyak orang. Kita harus terus maju. Tapi kita juga perlu rencana cadangan."

Mata Nina menyipit. "Maksudmu?"

"Backup semua data. Termasuk rekaman, kronologi, bukti digital, semua. Kita simpan di berbagai server. Kalau sesuatu terjadi pada kita, publik tetap bisa tahu kebenarannya."

Nina mengangguk. Ia tahu, permainannya sudah menyentuh titik berbahaya.

***

Sementara itu, di ruang kantor gelap yang sama, Bima duduk bersama pria bertopi hitam.

"Dia terlalu keras kepala," geram Bima.

"Wanita itu, Nina, harus dilumpuhkan."

Pria itu menanggapi tenang.

"Kami sudah mengatur seseorang untuk mengalihkan perhatiannya. Bukan secara kasar. Kita main halus dulu. Buat dia merasa terancam, lalu berikan tawaran agar dia menjauh dari kasus ini."

Bima menatap pria itu.

"Kalau dia menolak?"

"Kita akan naikkan levelnya. Sampai dia memilih diam."

Malam harinya, Nina pulang ke apartemennya sendiri. Ia baru saja meletakkan tas saat terdengar ketukan di pintu dengan rasa curiga, ia mengintip lewat lubang kecil. Seorang kurir berdiri sambil membawa amplop cokelat.

"Paket atas nama Nina."

Ia membuka pintu perlahan.

"Dari siapa?"

Kurir itu mengangkat bahu.

"Saya cuma disuruh kirim."

Begitu Nina mengambil paket itu dan menutup pintu, ia segera membukanya. Isinya satu flashdisk dan secarik kertas:

Jika kamu mencintai hidupmu dan hidup sahabatmu, sebaiknya berhenti. Ini peringatan pertama.

Tangan Nina gemetar. Ia segera memasukkan flashdisk itu ke laptop. Sebuah video pendek muncul. Rekaman kamera tersembunyi yang memperlihatkan dirinya dan Anton sedang bertemu di kafe, lalu adegan Sean yang tengah keluar dari rumah sakit.

"Mereka mengawasi kita," bisiknya.

Segera ia menghubungi Sean dan Anton.

"Kita dalam bahaya. Tapi mereka belum tahu kita lebih siap."

***

Pagi berikutnya, Sean duduk di balkon rumah sakit bersama Namira yang mulai bisa berjalan perlahan.

"Aku dengar mereka mulai mengincar Nina," ujar Namira pelan.

Sean menoleh.

"Iya. Tapi Nina tidak takut. Dia tahu ini bukan lagi soal kamu atau aku. Ini tentang melawan sistem yang sudah terlalu lama merasa kebal hukum."

Namira menatap jauh ke langit.

"Dulu aku pikir semua ini hanya soal reputasi dan nama baik. Tapi sekarang aku sadar, ini soal harga diri. Soal keberanian untuk tidak lagi diam."

Sean menggenggam tangannya.

"Kamu tidak sendiri. Kita hadapi semua ini bersama."

"Aku percaya kamu," ujar Namira sambil menahan air mata.

***

Di akhir hari, ketiganya kembali berkumpul. Anton menunjukkan sebuah rencana besar: membuat film dokumenter singkat tentang kejadian sebenarnya, dengan narasi yang kuat dan investigatif. Disertai bukti-bukti yang telah mereka kumpulkan, termasuk testimoni dari staf hotel yang bersedia berbicara anonim.

"Ini akan jadi pukulan telak," ucap Anton.

"Kita sebut saja: 'Suara yang Tidak Didengar'."

Sean mengangguk.

“Kali ini, semua orang akan mendengar."

...****************...

Di sebuah kantor berita besar, seorang redaktur senior menatap layar komputer. Ia membaca email dari akun anonim yang berisi materi dokumenter dan semua bukti. Ia tahu, jika ia memilih menerbitkannya, maka ia juga mempertaruhkan kariernya.

Namun ia juga tahu, terkadang, sejarah berubah bukan karena kekuasaan... tapi karena keberanian segelintir orang yang menolak tunduk.

"Terbitkan."

1
NurAzizah504
jgn takut melawan kebenaran /Good/
NurAzizah504
/Determined//Determined//Determined/
NurAzizah504
semoga kalian baik2 saja
Kara: aamiin 🤲🤣
total 1 replies
NurAzizah504
keliatan bgt sean benar2 yakin kali ini
Kara: harus yakin 😁
total 1 replies
NurAzizah504
eh eh eh
NurAzizah504
akhirnya /Sob/
NurAzizah504
bakalan menggemparkan bgt ini
NurAzizah504
mantap. kalo disebar, pasti bakalan cepat viral
Kara: memanfaatkan opini publik 😂 sebagai senjata
total 1 replies
NurAzizah504
awas kalo ninggalin nam nam lagi
NurAzizah504
syukurlah sean udh sadar /Sob/
NurAzizah504
meleleh aku, makkk
NurAzizah504
sen-sen mu itu lohhh
Author Sylvia
yang sabar ya sean, Namira itu banyak banget yang harus dipikirin.
kl kmu sayang ke Namira, kamu harus ekstra sabar dalam menyikapi Namira.
Author Sylvia
capek banget jadi Namira, keluarganya nggak ada yang peduli sama beban yang ada di pundaknya.
Riddle Girl
ceritanya keren, dari pembawaan, dan alur, bikin pembaca ikut merasakan suasana dalam cerita.
Kara: waah terimakasih sudah mampir dan mendukung ☺
total 1 replies
Riddle Girl
aku kasih bintang 5 ya, Thor. semangat nulisnya/Smile//Heart/
Kara: siap 👌
total 1 replies
Riddle Girl
mawar mendarat, Thor. ceritanya bagus/Smile/
Kara: terimakasih sekali dukungannya❤
total 1 replies
Riddle Girl
waahhh Namira yang biasanya tidak peduli kok bisa penasaran?/Grin//Chuckle/
Riddle Girl
mulut Namira sarkas juga yaa/Sob//Facepalm/
Riddle Girl
bener banget, mah ini. sampai ada kata "Lo cantik, Lo aman.", waduhh kasian orang-orang burik macam saya/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!