Racun mematikan yang dipersiapkan oleh keluarga Lancaster. Wanita yang akan menjadi "Ratu Boneka" kerajaan Windland selanjutnya. Anak haram keluarga Lancaster yang disembunyikan.
The Poison of Winter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lylindaceae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 Just a Dream
Winter mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia yakin saat ini dia sedang berbaring di kamar tidurnya.
"Ah, ternyata hanya mimpi..."
Winter kembali teringat dengan mimpinya di ruang kerja Duke. Dia lalu tertawa lepas.
“Walaupun hanya mimpi, rasanya aneh bisa melihat May dipukuli oleh ayah.”
Dia lalu mengangkat kedua tangannya, ada hal yang sudah mengganggunya sejak tadi. Dia merasa seolah-olah diliputi oleh sensasi asing yang terasa nyaman dan hangat.
Tapi ketika dia melihat tangannya, kedua tangan itu kosong dan sensasi asing itu telah menghilang. Winter lalu mencoba bangun, namun tubuhnya terasa sangat lelah hingga tidak dapat bangun.
"Apa yang terjadi dengan tubuhku? Kenapa aku merasa sangat lelah?"
"Lady Winter!! Anda sudah bangun!!"
Tiba-tiba seorang gadis muda yang tidak dikenalnya masuk.
"Bagaimana perasaan Anda, apakah ada yang tidak nyaman? Ah, apakah Anda mau saya siapkan makanan?"
Winter menatap gadis itu bingung. Dia sama sekali tidak mengenal gadis itu. Namun seragam yang digunakan jelas menunjukkan seragam pelayan Lancaster.
"...Siapa kamu?"
"Ah, maaf atas kekasaran saya!”
Gadis itu berdiri tegap. Dia membungkukkan kepalanya agak rendah.
“Perkenalkan Lady Winter, saya adalah Sia. Pelayan baru yang ditugaskan untuk menjaga Lady."
“Pelayan baru?”
“Benar, saya turut bersedih atas musibah yang menimpa, Lady. Saya akan bekerja keras agar hal ini tidak terjadi dikemudian hari.”
“Apa yang kamu katakan? Dimana May?”
“Lady, jangan mencari gadis jahat itu!”
“Ya?”
“Ah, maaf karena berkata dengan keras. Lady sepertinya masih bingung karena baru saja terbangun setelah demam tinggi selama 3 hari.”
“3 hari?”
Apa aku sudah gila?
Winter melebarkan matanya. Dia sangat bingung dengan keadaan di sekitarnya. Ingatan terakhirnya saat dia berkonfrontasi dengan May. Dia merasa seolah-olah melewati rangkaian tempat dan waktu.
"Lady pingsan dan demam tinggi. Ini pertama kalinya Lady bangun setelah 3 hari tidak sadarkan diri. Dokter yang memeriksa Lady mengatakan bahwa Lady diam-diam telah mengalami pelecehan kekerasan. Dokter bahkan berkata kemungkinan Lady mengalami depresi yang menyebabkan Lady jatuh sakit. Oleh karena itu, Duke segera memenjarakan seluruh pelayan paviliun tambahan di ruang bawah tanah setelah kejadian ini. Duke terlihat sangat menyesal saat dokter memintanya untuk lebih memperhatikan Lady."
Sia menjelaskan apa yang terjadi tanpa jeda. Wajahnya terlihat benar-benar khawatir. Wajah yang tidak pernah dilihatnya dari pelayan Lancester lainnya.
“.....”
"Lady, mengapa Anda tidak memberitahukan Duke bahwa Anda mengalami kekerasan? Kenapa Anda mendiamkan orang-orang itu?"
“.....Apakah kamu baru saja menjadi pelayan di Lancaster?”
Winter yang mencoba memahami apa yang telah terjadi, menatap Sia. Tidak ada kemungkinan lain, pelayan itu pasti baru dan tidak mengetahui kondisi Winter di Lancaster.
“Ah, saya pasti melewati batas. Maafkan saya, Lady. Saya baru saja diterima karena keluarga Lancaster membutuhkan banyak pelayan baru. Duke Lancaster memenjarakan semua pelayan di paviliun karena kasus pelecehan yang menimpa Lady. Tapi saya berjanji akan menutup mulut saya atas semua hal yang terjadi di sini.”
Winter hanya tersenyum mendengar perkataan Sia.
Jelas sekali ayahnya segera memenjarakan para pelayan pribadinya untuk menutup mulut mereka karena dokter telah mengetahui luka-luka yang ada di dalam tubuhnya.
Di satu sisi, dia tidak menyangka bahwa ayahnya akan memanggil dokter untuk menyembuhkannya. Hal ini tidak pernah terjadi bahkan saat Winter sakit keras.
Mereka hanya memberikan obat dan membiarkannya begitu saja hingga Winter sembuh. Duke pasti marah besar karena Winter pingsan menjelang debut. Ini membuktikan bahwa nilai kegunaannya sedang tinggi.
"Dokter berkata bahwa tubuh Lady masih sangat lemah saat ini. Jadi saya akan menyiapkan sarapan ringan untuk membantu pencernaan Anda. Saya akan segera kembali, Lady."
Sia kembali berkata dengan lembut. Dia lalu menaikan sedikit selimut yang menutupi tubuh Winter dan menundukkan kepalanya sebelum pergi dari kamar Winter.
"..Dia benar-benar pelayan baru. Aku harap kamu tidak mengetahui posisiku di Lancester dan berpaling dariku seperti yang lainnya," gumam Winter rendah.
Winter teringat perubahan para pelayan yang melayaninya setelah tau keluarga Lancaster mengabaikannya, dan dia tersenyum kecut.
...***...
Tepat seminggu penuh Winter akhirnya bisa menggerakan seluruh tubuhnya dengan baik.
Awalnya dia bingung karena tubuhnya sangat lemah, namun setelah istirahat yang panjang dia merasa tubuhnya sangat bugar. Jauh lebih sehat daripada tubuh sebelumnya. Winter tersenyum mengetahui tubuhnya bisa beristirahat dengan baik.
"Lady, Duke mendengar bahwa Anda telah sembuh dan meminta Anda untuk datang ke ruang kerjanya setelah bersiap."
Sia yang sedang menyisir rambut Winter berkata dengan lembut. Winter menganggukan kepalanya, meskipun dia enggan untuk bertemu ayahnya.
Setelah bersiap, Winter bergegas menemui Duke Lancaster. Di depan ruang kerja ayahnya dia menarik napas panjang sebelum mengetuk pintu.
Namun belum sempat dia mengetuk, pintu ruangan itu terbuka. Menampakkan dua orang ksatria keluarga memegang lengan May yang terkuai lemah.
Tubuhnya lemas, mata kirinya lebam dan salah satu tulang bahunya bengkok. Di gaun putih pelayannya terdapat banyak bekas injakan sepatu. Salah satunya injakan sepatu terlihat di bahunya yang bengkok.
"Ma.. May..." Winter tertegun melihat keadaan May.
Bukan hanya karena bekas kekerasan yang terlihat, tapi karena luka-luka di tubuhnya mengingatkan Winter pada mimpinya seminggu yang lalu.
Mimpi dimana Winter melihat bagaimana ayahnya melakukan kekerasan kepada May seolah sama dengan luka yang tampak di tubuh May saat ini.
"Saya akan membalaskan ini, Nona.. Saya tidak akan tinggal diam."
Melihat umpatan May, Winter segera tersadar. Baik mimpi atau bukan, dia sudah tidak ingin diinjak-injak lagi oleh orang-orang Lancaster.
May yang sudah tidak dipercaya ayahnya tidak bisa melakukan apapun lagi padanya. Winter mendekati May dan berbisik pelan kepadanya.
"Ayah yang melakukan itu padamu, balas dendamlah kepadanya."
"Kamu.. Kamu.. Kamu tidak akan pernah menjadi bagian dari Lancaster!"
"Ya, itu yang aku harapkan sejak awal May."
Winter melirik May dan segera masuk ke dalam ruang kerja Duke tanpa mendengarkan ocehannya lebih lanjut.
...***...
Duke Lancaster membersihkan tangannya menggunakan sapu tangan dan melemparnya dengan kuat. Dia mendecakkan lidahnya mengingat waktu yang habis terbuang karena kelakuan bodoh pelayan pribadi Winter.
Tidak lama sebuah ketukan datang, gadis dengan rambut hitam panjang masuk perlahan. Tubuhnya masih kurus tapi terlihat lebih sehat dari terakhir kali dia melihatnya.
"Kamu sudah menghabiskan banyak waktu saat bermain sakit-sakitan. Aku bahkan harus memanggil dokter kerajaan karena kamu tidak bangun. Hingga harus membuang-buang tenaga kerja di paviliun tambahan karena dokter itu melihat tubuhmu!”
Duke Lancaster berjalan mendekati Winter. Tangannya memegang dagu Winter dan menariknya ke atas.
“Apa kamu sadar apa yang terjadi jika kehilangan satu-satunya kesempatan yang kamu miliki?"
Winter menelan ludahnya kasar.
"...Masih ada waktu untuk mempersiapkan debutan, Ayah.."
"Hah! Apa kamu pikir dua bulan cukup?! Bahkan waktu dua bulan itu berkurang 10 hari karena kamu sakit!”
Duke Lancaster melepaskan dagu Winter dengan kasar.
Wajah gadis itu terlihat tegar, namun Duke Lancaster tidak melewatkan tangannya yang bergetar. Winter lalu menekan tangannya dengan kuat sebelum melanjutkan perkataannya.
"Be.. Berikan saya otoritas untuk mengelola keperluan debutan sendiri dan saya tidak akan mengecewakan Ayah."
Duke Lancaster memandangi Winter dengan tajam. Dia tidak seperti Winter yang selalu menunduk dan menuruti setiap perkataannya. Jadi Duke Lancaster mencoba membaca apa yang akan dilakukan gadis itu.
"Hmmm.."
Tapi bahkan seekor anjing ganas sekalipun tidak akan bisa menggigit tuannya jika sudah diberikan trauma sejak dini. Duke Lancaster masih dapat melihat tangan Winter yang masih bergetar walaupun gadis itu menekannya kuat-kuat.
“..Baiklah, mari kita lihat kemampuanmu.”
Dia diam-diam tersenyum dan menarik sebuah laci kecil di meja kerjanya.
"Kamu bisa mengubah cek kosong ini menjadi emas. Jangan ragu untuk memakainya sebanyak apapun. Tunjukan padaku bahwa kamu adalah putri Lancaster.”
“Dan jangan pernah lupa, ini kesempatan terakhir untuk menunjukkan kegunaanmu," lanjut Duke
"Saya akan melakukan yang terbaik."
Setelah itu Winter pamit dan keluar dari ruang kerja Duke dengan tekad yang kuat.
...-BERSAMBUNG-...
Good luck Lily!