NovelToon NovelToon
IBU SUSU PUTRIKU WANITA GILA

IBU SUSU PUTRIKU WANITA GILA

Status: tamat
Genre:Romantis / Duda / Balas Dendam / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu / Tamat
Popularitas:144.3k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Davian Meyers ditinggal oleh istrinya kabur yang mana baru saja melahirkan putrinya bernama Cassandra Meyers.

Sayangnya Cassandra kecil justru menolak semua orang, selalu menangis hingga tidak mau meminum susu sama sekali.

Sampai dimana Davian harus bersedih hati karena putri kecilnya masuk rumah sakit dengan diagnosa malnutrisi. Hatinya semakin hancur saat Cassandra kecil tetap menolak untuk menyusu. Lalu di rumah sakit Davian menemukan putrinya dalam gendongan seorang wanita asing. Dan mengejutkannya Cassandra menyusu dengan tenang dari wanita tersebut.

Akan tetapi, wanita tersebut tiba-tiba pergi.

Demi kelangsungan hidup putrinya, Davian mencari keberadaan wanita tersebut lalu menemukannya.

Tapi bagaimana jika wanita yang dicarinya adalah wanita gila yang dikurung oleh keluarganya? Akankah Davian tetap menerima wanita itu sebagai ibu susu putrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35. KEBENARANNYA

Malam itu langit gelap, diselimuti awan berat yang menutupi bintang-bintang. Di kediaman Meyers, suasana makan malam terasa berbeda dari biasanya. Ruang makan luas dengan meja panjang berlapis taplak linen putih itu diterangi cahaya chandelier kristal yang berkilauan lembut. Piring-piring porselen sudah tertata rapi, aroma masakan hangat memenuhi udara, namun keheningan menyelimuti ruangan.

Olivia duduk di sisi kanan meja, menundukkan kepala sambil memainkan garpu di tangannya. Di seberangnya, Davian duduk dengan wajah tegang, kedua alisnya bertaut dalam diam. Emily dan Maria, yang biasanya sibuk mencairkan suasana dengan candaan ringan, kali ini pun ikut diam. Semua menanti satu orang: Peter.

Sejak sore tadi, pria itu sudah memberi kabar bahwa ia memiliki informasi penting mengenai bayi Olivia, mengenai Cassandra, mengenai semua teka-teki yang selama ini mengikat mereka dalam kebingungan. Kata-katanya masih terngiang di kepala Olivia: "Aku sudah mendapatkannya. Malam ini, aku akan jelaskan segalanya."

Ketika langkah kaki terdengar mendekat, semua kepala menoleh. Peter masuk dengan wajah serius, membawa sebuah map cokelat tebal di tangannya. Matanya menyapu meja makan, lalu berhenti pada Davian dan Olivia.

"Maaf membuat kalian menunggu," katanya pelan, suaranya berat, seolah membawa beban besar di setiap kata. Ia lalu duduk, meletakkan map itu di atas meja, dan menarik napas panjang.

Suasana menjadi semakin tegang. Tidak ada yang berani membuka percakapan sebelum Peter melanjutkan.

"Informasi yang kutemukan membenarkan apa yang kita curigai selama ini," Peter akhirnya berkata, membuat Olivia langsung menegakkan tubuhnya. Davian menahan napas, menatap Peter dengan sorot mata penuh pertanyaan.

Peter membuka map itu, menampilkan beberapa lembar dokumen dan foto hasil cetakan. "Ada rekaman CCTV lama yang berhasil kudapatkan melalui seorang informan. Rekaman dari rumah sakit tempat kalian Olivia melahirkan. Dan juga tempat mantan istrimu, Davian, melahirkan di waktu yang hampir bersamaan."

Olivia merasakan jantungnya berdegup kencang. Tangannya refleks meremas taplak meja.

Peter melanjutkan, "Dalam rekaman itu terlihat Raymond bersama Leah. Mereka membawa seorang bayi yang baru lahir, memasukkannya ke dalam sebuah box bayi, lalu menukarkan identitasnya. Nama yang seharusnya untuk bayi Davian, mereka berikan pada bayi milikmu, Olivia. Sedangkan nama untuk bayimu mereka ganti."

Davian menegang, tangannya mengepal di atas meja. "Jadi benar bayi itu sungguh ditukar."

Peter mengangguk pelan. "Ya. Bayi yang selama ini kau besarkan, Cassandra kecil, sesungguhnya bukanlah anakmu, Davian. Melainkan anak Olivia. Darah daging Olivia yang diambil darinya tanpa sepengetahuannya, lalu ditukar dengan bayimu."

Olivia menutup mulutnya dengan tangan, matanya berkaca-kaca. Perasaan campur aduk menyeruak, antara kelegaan karena kebenaran terungkap, sekaligus perih karena Raymond dan Leah sejahat itu pada dirinya.

Namun Peter belum selesai. Ia menatap Davian, seolah ragu untuk melanjutkan. "Kau mungkin ingin tahu ... bagaimana dengan bayimu sendiri, Davian. Bayi yang seharusnya lahir dari mantan istrimu."

Ruangan mendadak terasa membeku. Davian mengangguk perlahan, meski wajahnya pucat pasi. "Ya, bagaimana dengan bayiku?"

Peter membuka lembaran lain, menaruh sebuah dokumen di hadapan Davian. "Bayi itu ... tidak pernah pulang dari rumah sakit. Saat pertukaran dilakukan, bayi yang sebenarnya milikmu dan mantan istrimu meninggal dunia. Kematian itu ditutup-tutupi oleh Raymond dan Leah. Mereka menuliskan nama bayi itu sebagai Chelsea, nama yang seharusnya untuk anak Olivia. Lalu mereka mengabarkan padamu, Olivia, bahwa bayimu meninggal saat dilahirkan."

Olivia terisak. Air matanya jatuh membasahi pipi. Ia mengingat saat-saat penuh luka ketika diberitahu bayinya meninggal, betapa runtuh dunianya kala itu. Dan kini, kebenaran yang mencuat membuat luka lama itu kembali terbuka.

Sementara Davian ia terduduk kaku. Matanya kosong, seakan tak percaya pada apa yang baru saja didengarnya. "Jadi bayi itu sudah meninggal?" suaranya parau.

Peter mengangguk, berat. "Ya. Bayi itu dimakamkan diam-diam di pemakaman terdekat. Kau bahkan tidak pernah diberi kesempatan untuk melihatnya."

Davian menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Napasnya tersengal, bahunya bergetar menahan guncangan. Ia teringat betapa dulu ia menanti kelahiran anak itu, dengan harapan besar. Namun ternyata kenyataan yang ia terima malam ini begitu pahit.

Keheningan panjang membungkus ruangan. Hanya terdengar isak Olivia dan helaan napas berat Davian.

Namun Peter kembali berbicara, kali ini dengan nada yang lebih rendah, seakan tahu kabar berikutnya akan semakin menghancurkan. "Ada satu hal lagi yang harus kau tahu, Davian."

Davian menoleh, matanya merah, penuh luka. "Apa lagi, Peter?"

Peter menatapnya lama sebelum menjawab. "Bayi yang dikandung mantan istrimu ... sebenarnya bukanlah anakmu. Dia adalah anak dari seorang pria bernama Meddy Antonio. Seorang pengusaha kecil yang ternyata adalah kekasih mantan istrimu. Aku curiga sejak awal sebenarnya karena bagaimana mungkin mantan istrimu itu melahirkan di bulan ke tujuh tapi tidak prematur. Yang artinya dia pasti memalsukan kehamilannya. Dan benar saja, dia sudah mengandung saat hari pernikahan kalian berdua."

Seisi ruangan terhenyak. Olivia ternganga tak percaya, Emily menutup mulutnya, Maria bahkan hampir menjatuhkan gelas yang dipegangnya.

"Tidak mungkin," Davian berbisik, seakan tak sanggup menerima kenyataan itu.

Peter melanjutkan, "Mantan istrimu berselingkuh dengan pria itu. Dan setelah semuanya terjadi, dia kabur bersamanya, meninggalkan Cassandra ... meninggalkanmu."

Davian merasa bumi runtuh di bawah kakinya. Semua yang selama ini ia pegang sebagai kebenaran ternyata hanya ilusi. Ia mengingat bagaimana ia menunggu dengan setia, menghormati istrinya walau itu perjodohan, menahan luka demi menanti kelahiran anak yang diyakininya akan menjadi pengikat cinta mereka kembali. Tapi yang didapatinya kini hanyalah pengkhianatan.

Davian bangkit dari kursinya, berjalan beberapa langkah menjauh dari meja, lalu berhenti dengan tubuh gemetar. Air matanya jatuh, meski ia berusaha menahannya.

"Kenapa dia sekejam itu? Aku memang tidak menunjukkan perhatianku secara gamblang, tapi aku menghormatinya. Membiarkan dia tetap bebas. Tapi dia ... justru berkhianat," ucap Davian. Suara Davian pecah, penuh luka yang tak mampu disembunyikan lagi.

Olivia berdiri, berusaha mendekatinya. "Davian?"

Namun Davian mengangkat tangannya, meminta Olivia berhenti. Ia menatap ke lantai, suaranya serak. "Mungkin, Tuhan berbaik hati padaku, Olivia. Karena ternyata yang digendongku selama ini, Cassandra kecil ... adalah anakmu. Anak yang lahir dari hubungan singkatku denganmu setahun lalu. Darah dagingku yang tidak pernah kusadari keberadaannya. Mungkin ini, cara Tuhan menebus kepahitan hidupku. Memberikan aku darah daging yang begitu aku tunggu. Aku hanya ingin sebuah keluarga, karena itu tidak masalah walau aku dijodohkan. Tapi kenapa justru seperti itu."

Olivia tak kuasa menahan tangisnya. Ia yang paling tahu bagaimana rasanya dikhianati, dihancurkan harapan soal anak. Dan tidak menyangka kalau Davian harus merasakan hal serupa.

Sementara Davian masih berdiri di sana, merasakan hatinya hancur berkeping-keping. Pengkhianatan, kehilangan, dan kebenaran pahit menghantamnya sekaligus. Namun di tengah reruntuhan itu, ada secercah cahaya: Cassandra. Bayi yang selama ini bersamanya bukanlah kebohongan, melainkan anugerah yang tak ternilai.

Usai makan malam yang lebih layak disebut pertemuan takdir itu, suasana rumah terasa berat. Emily membawa Olivia ke kamarnya, sementara Maria membereskan meja tanpa suara. Peter pamit untuk mencari informasi lebih banyak lagi.

Malam itu, setelah semua perasaan tumpah ruah, rumah Meyers kembali hening. Olivia duduk di kursi goyang di kamar bayi, menggendong Cassandra kecil yang sudah tertidur pulas. Ia menatap wajah mungil itu dengan penuh cinta, menyadari betapa besar anugerah yang kini berada di pelukannya.

"Ayahmu sedang sedih, Cassie. Kau harus menghibur ayahmu nanti, ya. Dia sangat menyayangimu," ucap Olivia.

Ciuman kecil jatuh di pipi gembul Cassandra, namun bayi kecil itu hanya menggumam pelan, seakan merespons hangat.

Davian berdiri di pintu, memerhatikan pemandangan itu. Hatinya yang remuk perlahan dijahit oleh pemandangan sederhana itu. Ia melangkah masuk, duduk di samping Olivia, lalu menatap anak mereka bersama.

"Cassandra ...," bisiknya, "kau adalah cahaya di tengah gelapnya hidup kami. Kau alasan kami untuk bertahan. Terima kasih sudah hadir, Nak," sambungnya yang mencium pipi bayi itu.

Olivia menoleh, menatap Davian. Mata mereka bertemu, dan di dalamnya ada luka, ada cinta, ada harapan baru.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Davian merasa meski hidup telah mencabik-cabiknya, ia masih punya alasan untuk bangkit kembali. Alasan itu bernama Cassandra dan Olivia.

1
Ima Kristina
Semuga tidak ada perusak rumah tangga Davian dan Olivia
Ima Kristina
next
Ima Kristina
Davian sungguh tulus menyayangi Olivia
Ima Kristina
Mungkinkah yang bertamu adalah tuan Morgan.... Olivia menerima kejutan bertubi tubi
Ima Kristina
Cassie usia berapa sich Thor setau aku MPASI mulai usia 6 bulan bukan
Archiemorarty: yeps 6 bulan, kan Olivia dah lama di rumah Davian. di skip aja...biar gx kelamaan /Slight/
total 1 replies
Ima Kristina
Semuga papa kandung Olivia masih hidup dan segera kembali
Ima Kristina
rasain Mak Lampir masuk hotel prodeo
Ima Kristina
Siapa yang datang thor...tuan Morgan kah atau polisi
Ima Kristina
lanjut lanjut penasaran Kakaa
Ima Kristina
Mak Lampir Natali juga dihukum kan Thor
Archiemorarty: Harus donk ini
total 1 replies
Ima Kristina
Lalu bagaimana dengan tuan Morgan yang hilang Thor dan ibu tiri Olivia si mak Lampir Natali
Archiemorarty: lanjut...bakal ke jawab nanti /Chuckle/
total 1 replies
Ima Kristina
co cweet
Ima Kristina
Ini ceritanya Davian nebeng pada acara pertemuan investor untuk melamar Olivia /Facepalm//Facepalm/
Archiemorarty: Sekalian menurutnya /Facepalm/
total 1 replies
Ima Kristina
Woww Olivia kerennn
Ima Kristina
Pasti Raymond gak menyangka wanita itu adalah Olivia
Ima Kristina
Benar apa kata Davian ini saatnya kamu membalas perbuatan jahat Raymond dan sekutunya ambil kembali hartamu Olivia
Ima Kristina
Raymond sombong banget jadi orang tunggu kehancuranmu
Ima Kristina
makin seru ceritanya Thorr menghibur banget
Ima Kristina
Pasti sedih kecewa karena dibohongi tapi Davian kamu harus tetap berdiri tegak demi Cassie dan Olivia
Ima Kristina
Kok Davian tidak melamar Olivia sih Thor....kan sudah jelas Cassie diantara mereka
Archiemorarty: Ada saatnya /Proud/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!