NovelToon NovelToon
Pernikahan Balas Dendam

Pernikahan Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:378
Nilai: 5
Nama Author: arinnjay

Seorang wanita cantik dan tangguh bernama Arumi Pratama putri tunggal dari keluarga Pratama.
Namun naas suatu kejadian yang tak pernah Arumi bayangkan, ia dituduh telah membunuh seorang wanita cantik dan kuat bernama Rose Dirgantara, adik dari Damian Dirgantara, sehingga Damian memiliki dendam kepada Arumi yang tega membunuh adik nya. Ia menikah dengan Arumi untuk membalas dendam kepada Arumi, tetapi pernikahan yang Arumi jalani bagaikan neraka, bagaimana tidak? Damian menyiksanya, menjadikan ia seperti pembantu, dan mencaci maki dirinya. Tapi seiring berjalannya waktu ia mulai jatuh cinta kepada Damian, akankah kebenaran terungkap bahwa Arumi bukan pelaku sebenarnya dan Damian akan mencintai dirinya atau pernikahan mereka berakhir?
Ikutin terus ceritanya yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arinnjay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 : Titik Balik

Tiga bulan setelah kelahiran Aluna, suasana rumah Arumi dan Damian sudah mulai stabil kembali, meski tetap ramai oleh tiga anak yang membawa warna-warni ke dalam setiap harinya. Arsha yang kini duduk di bangku TK mulai menunjukkan rasa tanggung jawab sebagai kakak tertua, Aidan si pemberani sudah fasih mengucapkan kalimat-kalimat jenaka yang sering bikin semua tertawa, dan Aluna—bayi mungil yang kini jadi pusat dunia mereka—selalu berhasil membuat semua masalah seakan tak berarti hanya dengan satu senyumnya.

Di tengah kebahagiaan itu, Arumi mulai kembali menulis. Sesuatu yang lama ia tinggalkan sejak menjadi ibu. Di ruang kerja kecil di pojok rumah, ia menyalakan laptop tuanya, memandangi kursor berkedip di layar putih, lalu mulai mengetik kalimat demi kalimat. Tentang ibu. Tentang cinta. Tentang kehilangan dan harapan. Semuanya mengalir seperti air yang menemukan alurnya kembali.

Damian, yang sejak dulu tahu bakat menulis istrinya, hanya tersenyum diam-diam saat melihat Arumi kembali menyatu dengan dunianya.

“Aku bangga sama kamu,” bisiknya suatu malam sambil membelai rambut Arumi.

“Padahal aku belum selesai satu bab pun,” sahut Arumi sambil tersipu.

“Karena yang penting bukan hasilnya. Tapi keberanian kamu untuk mulai lagi.”

---

Sementara itu, Angel dan Saka juga melewati fase baru. Angel baru saja menerima tawaran menjadi pembicara di acara parenting talkshow nasional, sebuah kesempatan yang dulu tak pernah ia bayangkan akan datang. Ia gugup, tentu. Tapi ia tahu, ini bagian dari panggilannya sekarang—menyuarakan perjalanan ibu, perempuan, dan cinta yang tak selalu mulus tapi tetap layak diperjuangkan.

Saka, yang kini sibuk mengelola startup media digitalnya, justru makin sering meluangkan waktu untuk Amara. Di balik meja kerja di rumah mereka, coretan ide dan jadwal meeting berbagi ruang dengan gambar-gambar buatan anaknya yang tertempel di dinding.

Suatu malam, setelah Amara tidur, Angel duduk di ruang tengah sambil menatap undangan event yang akan dihadirinya sebagai narasumber.

“Kamu yakin aku bisa, Sak?”

Saka menatapnya dari dapur, lalu datang mendekat dan berlutut di depannya.

“Aku gak cuma yakin kamu bisa. Aku tahu kamu lahir untuk ini. Untuk bikin perempuan lain tahu kalau jadi kuat itu gak harus keras. Dan jadi lembut itu bukan berarti lemah.”

Angel menatap mata suaminya, dan di sana—seperti biasa—ada ketenangan. Tempat dia bisa kembali, setelah semua ketidakpastian.

---

Beberapa hari setelah acara Angel, mereka semua kembali berkumpul. Kali ini, bukan di rumah siapa pun, tapi di sebuah vila kecil di kawasan pegunungan yang sejuk. Arumi menyewa tempat itu untuk merayakan ulang tahun Arsha yang ke-5.

Vila itu sederhana, tapi indah. Halaman belakangnya menghadap ke perbukitan hijau yang luas, dengan padang rumput tempat anak-anak bisa berlarian sepuas hati. Ada tenda kecil, lampu gantung, dan meja panjang berisi makanan buatan Angel dan Arumi.

Arsha berdiri di tengah dengan topi ulang tahun dan mata berbinar.

“Terima kasih ya, semuanya datang!” serunya polos.

Damian tertawa. “Siapa yang ngajarin kamu pidato kayak gitu?”

Arsha menunjuk ke Aidan. “Dia. Katanya kalau ulang tahun harus pidato dulu.”

Semua tertawa terbahak-bahak. Malam itu, bintang bertaburan di langit, dan semua hati terasa hangat oleh kebersamaan.

---

Namun, seperti halnya hidup, tak semuanya mulus selamanya.

Seminggu setelah acara itu, Angel menerima kabar bahwa ibunya mengalami stroke ringan. Meski tidak terlalu parah, ia tetap harus pulang kampung untuk merawatnya sementara. Tanpa pikir panjang, Saka ikut serta, dan mereka membawa Amara agar bisa tetap bersama.

Rumah yang biasanya dipenuhi suara Amara, kini sepi. Angel mendadak seperti kembali ke masa lalu—masa ketika ia harus menjadi kuat sendiri.

Di rumah sakit, ia menjaga ibunya siang dan malam. Dan meski tubuhnya lelah, hatinya justru menemukan kedamaian baru. Ia melihat langsung bagaimana cintanya dan ibunya selama ini tak pernah putus, hanya sempat terabaikan.

Suatu malam, di balkon rumah sakit, Saka mendekat dan berkata pelan,

“Kamu tahu, aku selalu bangga sama kamu. Tapi malam ini, aku lebih dari sekadar bangga. Aku kagum.”

Angel menatapnya. “Kenapa?”

“Karena kamu gak cuma bisa jadi istri dan ibu yang hebat. Tapi juga tetap anak yang tahu cara mencinta, bahkan setelah semuanya.”

Angel terdiam sejenak, lalu memeluk Saka erat.

---

Di tempat lain, Arumi mulai mengirimkan naskahnya ke beberapa penerbit. Awalnya, ia tidak berharap banyak. Tapi suatu pagi, saat sedang menyuapi Aluna dan membacakan dongeng untuk Aidan, ia menerima email balasan.

“Naskah Ibu Arumi menarik sekali. Kami tertarik untuk menerbitkannya.”

Arumi menatap layar ponselnya tak percaya.

Damian yang baru pulang kerja melihat wajah istrinya yang terdiam.

“Kamu kenapa?”

Arumi menunjukkan email itu dengan mata berkaca-kaca. “Mas… bukuku akan diterbitkan.”

Damian memeluknya. “Akhirnya kamu percaya, ya? Kalau kamu bukan cuma ibu rumah tangga. Tapi juga perempuan hebat yang karyanya bisa menyentuh banyak hati.”

---

Beberapa bulan berlalu.

Angel kembali ke kota setelah ibunya membaik. Ia dan Saka memutuskan untuk membuat komunitas kecil untuk mendampingi ibu-ibu muda. Sementara buku Arumi sudah naik cetak dan akan diluncurkan bulan depan.

Mereka bertemu lagi. Kali ini bukan untuk ulang tahun atau acara besar. Hanya ngopi bareng di teras rumah Arumi sambil melihat anak-anak bermain.

“Aku gak nyangka kita bisa sampai di titik ini,” kata Angel sambil menyesap kopi.

Arumi mengangguk. “Dulu kita semua luka. Sekarang… kita rumah.”

Saka dan Damian duduk di samping mereka, ikut mendengarkan. Damian menggenggam tangan Arumi, Saka merangkul Angel.

Dan di tengah semua yang sudah mereka lalui—cinta yang patah, pernikahan, anak-anak, karier, dan kehilangan—mereka tahu satu hal pasti:

Hidup bukan tentang sempurna.

Tapi tentang terus memilih.

Memilih untuk bertahan. Untuk tumbuh. Untuk saling memaafkan dan mencintai lagi dan lagi.

Karena cinta, pada akhirnya, adalah pulang.

To be continued…

...****************...

Ikutin ya bebss🤍

1
Araceli Rodriguez
Ngangenin deh ceritanya.
Cell
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
filzah
Karakter-karakternya sangat hidup, aku merasa seperti melihat mereka secara langsung.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!