Spin off: Antagonis Cantik Tawanan Mafia Kejam
Karena sering terkena skandal dan membuat nama keluarganya selalu terseret, sekarang Jenna harus diawasi oleh seorang bodyguard pilihan Ayahnya agar tidak bisa membuat masalah baru.
Namun, bodyguard pilih Ayahnya adalah pria yang sangat dibenci oleh Jenna. Jenna tidak akan diam saja, ia akan membuat sang bodyguard tidak betah dan mundur dari pekerjaannya.
Tetapi, rencana Jenna menjadi berantakan dan ia malah terjebak dengan perasaan yang seharusnya tidak pernah muncul lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua
Jenna masih terpaku pada wajah yang sudah lama tidak pernah dilihatnya, dan hari ini ia melihat wajah itu lagi.
Jenna menahan napasnya, saat tatapan mereka bertemu. Ia merasakan jantungnya berdebar sangat kencang, hanya karena tatapan mata.
“Jenna!” Panggilan itu membuat Jenna tersadar.
“Ke-kenapa Ayah?” Tanya Jenna yang sudah mendapatkan kesadarannya.
“Kenapa kau melamun? Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Morgan dengan tatapan penasaran.
Jenna menggelengkan kepalanya, bahkan ia juga berdiri dari duduknya.
“Aku tidak mau dia menjadi bodyguard pribadiku!” Kata Jenna sambil menunjuk ke arah pria tampan yang memiliki mata hitam yang terlihat dingin itu.
“Kenapa tidak mau? Ayah sudah melakukan berbagai penilian dan hanya Elios yang cocok untuk menjadi bodyguard pribadimu.”
Morgan tidak pernah sembarangan memiliki sesuatu, apalagi untuk putrinya. Pria paru baya itu sudah melakukan berbagai pengujian untuk mendapatkan orang yang bisa menangani Jenna yang terlalu bebas.
“Aku tetap tidak mau, Ayah cari yang lain!” Jenna menolaknya dengan keras.
“Ayah tidak membutuhkan pendapatmu, Elios yang akan menjadi bodyguard pribadimu,” Morgan tidak akan menuruti putrinya, karena Jenna akan semakin manja kalau semua dituruti.
“Apa Ayah tidak tahu kalau pria itu adalah bawahan Tuan Sean?” Tanya Jenna dengan napas tercekat.
“Iya, bahkan Tuan Sean sendiri yang merekomendasikan Elios kepada Ayah.”
Mendengar jawaban ayahnya, Jenna sangat terkejut. Ia tidak mengerti kenapa Sean bisa melepaskan Elios untuk bekerja kepada orang lain, bukankah Elios adalah orang kepercayaan Sean?
“Apa kalian sudah saling mengenal?” Tanya Morgan yang merasa aneh dengan tingkah putrinya saat melihat sosok Elios.
Elios terlihat membuka mulut untuk menjawab, tetapi Jenna lebih dulu mengatakan kalau mereka…
“Tidak! Aku hanya mendengar namanya dan melihat wajahnya saat pernikahan Zelin.”
Elios mengalihkan pandangannya ke arah Jenna yang terlihat menghindari tatapannya, pria itu menarik sudut bibirnya.
“Kalau begitu kau bisa kembali ke Penthouse bersama bodyguard pribadimu!” Usir Morgan yang sangat tahu kalau putrinya tidak akan betah tidur di Mansion Grelynn.
“A-aku akan menginap di sini,” ucap Jenna yang membuat ayahnya kembali menatapnya dengan curiga.
“Ada apa denganmu? Bukankah kau lebih suka tingga di Penthouse?” Tanya pria paruh baya itu sambil melirik ke arah Elios yang hanya diam saja.
Jenna baru menyadari kebodohannya, wanita itu tidak boleh membuat ayahnya curiga.
“Baiklah, aku akan pulang sekarang!” Kata Jenna yang keluar lebih dulu.
“Saya permisi dulu, Tuan Morgan,” pamit Elios sebelum mengejar putri dari atasan barunya.
Jenna berjalan dengan cepat, gadis itu terlihat begitu kesal. Bahkan ia tidak menyadari kalau Elios sudah berjalan di belakangnya.
Grep!
“Hati-hati Nona Jenna,” bisik Elios kepada Jenna yang nyaris terjatuh, karena tali sepatunya terlepas.
Wanita itu segera menyentak tangan kurang ajar Elios yang sudah berani memeluk pinggangnya, walau pria itu berniat membantunya yang hampir mencium lantai.
“Kau—” Jenna menghentikan kalimatnya saat melihat Elios berjongkok di depannya dan mengikat tali sepatunya.
Wanita itu mengerjapkan matanya beberapa kali, entah kenapa suaranya mendadak hilang saat melihat apa yang dilakukan oleh bodyguard pribadinya.
“Sudah selesai,” kata Elios yang sudah berdiri di depan Jenna.
Wanita itu mendongak untuk melihat wajah Elios yang ternyata masih sama, bahkan pria itu terlihat semakin tampan dan tubuhnya juga… membuat tangan Jenna merasa gatal ingin merabanya.
“Sialan!” Umpat Jenna yang tidak sadar memikirkan hal yang tidak seharusnya.
Wanita itu kembali melanjutkan langkahnya, ia memasuki mobilnya. Elios kembali mengikutinya, pria itu duduk di depan bersama sopir pribadi Jenna.
Dari belakang, Jenna dapat melihat wajah Elios dari sisi samping. Mata hijaunya menyorot begitu tajam, Jenna sangat membenci pria itu.
“Aku tidak akan membiarkanmu betah, aku akan membuatmu mundur dari pekerjaan ini!” Gumam Jenna dengan senyuma liciknya.
Wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah jendela, sudah lama Jenna tidak pulang dan ada banyak bangunan baru yang dilihatnya.
Elios menoleh ke belakang, sekilas untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh Jenna.
...***...
“Kau yang membawa semuanya!” Kata Jenna sambil menujuk Elios yang hanya diam di sisinya.
“Baik Nona Jenna,” kata pria itu yang mengambil alih dua koper besar milik Jenna.
“Kau tidak diizinkan untuk memakai lift, kau naik tangga darurat saja!” Jenna menarik sudut bibirnya saat melihat mata hitam itu sedikit melebar, tetapi lagi-lagi Elios menganggukkan kepala dan berjalan ke arah tangga darurat.
“Ini masih permulaan, Tuan Elios,” seringai Jenna yang masih memiliki banyak rencana agar Elios tidak betah dengan pekerjaan barunya.
Jenna sudah bersantai di sofa ruang tamu, sedangkan Elios baru sampai dengan keringat yang membasahi wajah serta tubuh kekarnya. Jenna kembali menahan napasnya, karena pemandangan di depannya sangat seksi dan membuatnya bisa mencium aroma pekat dari parfum yang dipakai oleh Elios.
“Saya harus meletakkan dua koper ini di mana?” Suara berat pria itu membuat Jenna merinding.
“Ke kamarku! Sekalian dibereskan!” Titah Jenna yang menikmati buah apel yang bari diambilnya.
“Baik Nona Jenna,” Elios kembali melangkah menuju ke pintu yang ditunjuk oleh sang nona.
Jenna menghela napas dengan kasar, ia lupa kalau di dalam kopernya ada banyak pakaian dalam miliknya. Jadi Jenna tidak bisa membiarkan Elios untuk membuka kopernya.
Wanita itu beranjak dari duduknya dan berjalan cepat menuju kamarnya, terlihat Elios sudah membuka koper miliknya dan pria itu menyentuh salah satu barang pribadi milik Jenna.
“Apa yang kau lakukan?” Marah Jenna yang merebut benda di tangan Elios.
“Saya hanya ingin membereskan—”
“Keluar!” Teriak Jenna yang dibalas anggukan oleh pria itu.
Setelah pintu kamarnya tertutup, Jenna segera melempar benda di tangannya. Itu memang sebuah mainan, tetapi bukan mainan untuk anak kecil. Jenna mendapatkan hadiah tersebut dari manajernya, dan ia tidak pernah memakainya.
“Kenapa aku merasa malu? Seharusnya aku biasa saja dengan hal seperti ini, karena umurku sudah sangat dewasa!” Geram Jenna yang membereskan barang-barang di dalam kopernya.
Setelah semuanya beres, wanita itu keluar dari kamarnya dan mencari Elios yang saat ini sedang berada di dapur. Pelayan memang belum datang, karena belum waktunya.
“Apa yang kau lakukan di dapurku?” Tanya Jenna dengan nada membentak.
Elios menoleh sekilas, “Tuan Morgan mengatakan kalau Nona Jenna selalu meminum susu cokelat sebelum tidur, dan saya membuatkan Nona Jenna susu cokelat.”
Jenna menatap ke arah gelas yang terdapat susu cokelat kesukaannya, wanita segera merebutnya dan meneguk susu yang ternyata masih panas.
“Akh panas!” Pekik Jenna dengan lidah yang terlihat sangat merah.
Wanita itu membelalak kaget saat Elios meniup-niup lidahnya agar tidak kepanasan, seakan tersadar… Jenna mendorong pria itu dan membuat kakinya yang tidak memaki alas apapun terkena pecahan gelas.
“Akh sakit!” Jenna menahan tangisannya.
Bersambung.
no kaleng...kaleng.....😁