NovelToon NovelToon
World Without End. Final Re:Make

World Without End. Final Re:Make

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Isekai / Light Novel / Fantasi / Anime / Solo Leveling / Mengubah Takdir
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Keyz berpetualang di Dunia yang sangat aneh. penuh monster dan iblis. bahaya selalu datang menghampirinya. apakah dia akan bisa bertahan?

Ini adalah remake dari novel yang berjudul sama. dengan penambahan alur cerita.

selamat membaca

kritik dan saran di tunggu ya. 😀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Under World. 2

“Keyz!!! Kau di mana?” Suara Flip menggema di antara dinding batu yang basah. Sudah berjam-jam ia terbang menyusuri sungai bawah tanah, matanya menatap ke segala arah, namun tetap saja tak menemukan sosok Keyz. “Key, kamu di mana? Kalau tidak ada, jawab tidak ada!” serunya lagi, suaranya bercampur antara panik dan cemas. Tapi, tentu saja, tak ada jawaban selain gema suaranya sendiri.

Saat ini Flip masih berkeliling di bagian atas sungai, belum sampai ke daerah air terjun di ujung aliran itu. Sementara ia terus mencari, pandangannya sempat tertarik oleh pemandangan aneh di sekitar gua—serangga-serangga bercahaya yang beterbangan dalam kegelapan. Bukan peri seperti dirinya, melainkan makhluk mungil mirip capung dan kupu-kupu, dengan sayap transparan yang memantulkan cahaya lembut.

Setiap kali mereka mengepakkan sayap, serbuk bercahaya berjatuhan seperti debu bintang. Tapi anehnya, begitu serbuk itu menyentuh tanah atau air, cahaya itu langsung padam, lenyap seolah ditelan oleh kegelapan gua.

“Aduh, kamu hilang ke mana sih, Keyz!!!” teriak Flip lagi, kali ini suaranya bergetar. Ia tidak sadar air mata mulai mengalir di pipinya yang mungil. Entah karena benar-benar cemas, atau karena takut sendirian di tempat yang begitu sunyi dan gelap.

Waktu terus berjalan, dan akhirnya Flip memutuskan untuk mengikuti arus sungai itu. Arusnya sangat deras, membelah batu-batu besar, berkelok tajam di antara tebing-tebing licin yang menjulang tinggi. Kanan dan kiri hanya dinding curam, sesekali ada dataran kecil, tapi sempit dan tidak mungkin dilewati oleh manusia.

Di kejauhan, pandangan Flip menangkap sesuatu yang tersangkut di bebatuan. Sebuah kain, lusuh dan robek, yang ia kenali dengan mudah—itu potongan baju milik Keyz. Seketika dadanya terasa sakit.

“Tidak... jangan-jangan dia...” gumam Flip lirih, suaranya serak. Tapi dia segera menggeleng, menepis pikiran buruk itu. “Tidak. Keyz tidak akan mati. Dia pasti selamat.”

Walau tubuh mungilnya sudah lelah, sayapnya mulai berat, Flip terus melanjutkan pencarian. Ada sesuatu dalam dirinya—entah rasa bersalah, atau perasaan lain yang tak mau ia akui—yang membuatnya yakin bahwa Keyz masih hidup. Selama perjalanan singkat bersama Keyz, Flip mulai menyadari satu hal. Manusia itu berbeda. Keyz punya hati yang tidak sama seperti manusia-manusia yang pernah ia ketahui.

Dan akhirnya, suara gemuruh besar terdengar di depan sana. Air terjun. Flip menatap derasnya air yang jatuh dari ketinggian, wajahnya pucat.

“Kalau dia jatuh lagi... dia pasti mati.” Air matanya kembali menetes, suaranya bergetar. “Hiks... hiks... Keyz...”

Tanpa pikir panjang, tanpa ragu sedikit pun, Flip menukik tajam menembus kabut air, terjun ke bawah air terjun itu—menyusul manusia yang dia benci yang entah kenapa kini begitu berarti baginya.

Nex

Flip hampir satu jam terbang menuruni air terjun itu. Namun, semakin lama dia turun, semakin tak terlihat tanda-tanda dasar jurang. Air terus jatuh deras tanpa akhir, seolah menuju pusat bumi. Pikiran buruk mulai muncul di kepalanya. Apa jangan-jangan... air terjun ini memang mengalir ke inti dunia?

Dua jam...

Tiga jam...

Satu hari?

Dua hari? kemudian, akhirnya Flip menemukan dasarnya. Air bergejolak dahsyat, menciptakan kabut tebal yang menutupi seluruh pandangan. Gelembung-gelembung besar muncul dari bawah permukaan, seolah air itu sedang mendidih.

“Hancur… Keyz pasti sudah hancur berkeping-keping... mustahil dia bisa selamat...” gumam Flip lirih. Suaranya parau, matanya sembab. Air matanya mengalir tanpa henti sejak tadi atau kemarin. Terserah. Entah karena lelah, sedih, atau karena satu-satunya sosok yang menemaninya kini mungkin telah tiada. Setelah ditinggalkan kaumnya, Keyz adalah satu-satunya yang tersisa baginya.

Arus air terjun itu jatuh ke sebuah danau raksasa. Begitu besar, mungkin puluhan kilometer luasnya menurut ukuran manusia. Air terjun itu jatuh tepat di tengah danau, sementara sekitar seratus meter dari titik jatuhnya, air terlihat jauh lebih tenang.

Flip segera melayang rendah, menyusuri permukaan danau, matanya menatap tajam mencari tanda-tanda Keyz. Ia mengikuti arus lembut air hingga menemukan sebuah aliran kecil yang menuju ke sebuah gua. Dari arah mulut gua itu, keluar cahaya terang. Dengan rasa penasaran bercampur cemas, Flip masuk ke dalam.

Di dalamnya, aliran sungai berubah tenang, airnya jernih seperti kaca. Dasarnya tampak jelas, meski kedalamannya luar biasa. Setiap tetes air berkilau oleh cahaya yang memantul dari dinding gua.

Dan di ujung gua, Flip menemukan sesuatu yang menakjubkan—sebuah danau kecil, mungkin hanya beberapa puluh meter lebarnya. Tak ada aliran keluar; air di sana menghilang entah ke mana, mungkin terserap oleh bumi melalui celah rahasia.

Langit-langit gua dihiasi ribuan bebatuan kristal berwarna-warni. Ada yang kecil seperti kelereng, ada yang besar seperti bongkahan batu permata. Cahaya yang menembus dari luar dipantulkan oleh permukaan kristal, menciptakan ribuan warna pelangi yang menari di dinding gua.

“Tempat ini... aneh tapi juga sangat indah,” bisik Flip kagum. Ia sama sekali tidak sadar bahwa di dekatnya, di atas air tenang itu, ada sosok manusia yang terapung. Keyz.

Flip masih terpaku pada pemandangan di sekitarnya. “Airnya bening banget. Banyak batu mulia di sini. Apa ini... harta Qarun dari kisah manusia? Wahahaha! Aku kaya mendadak!! KYHAHAHA!!”

“Ugh... Flip... kamu itu selalu berisik, ya?” Suara berat dan serak terdengar dari arah danau.

“KYHAHAHA—eh?” Flip menoleh cepat, sayapnya bergetar. “Emang dari sananya aku sudah berisik! Heh, Keyz liat, permata ini indah sek—” Ia terhenti, matanya melebar. “KEYZ?! KAMU MASIH HIDUP!!!”

Flip langsung terbang ke arah Keyz dan berusaha memeluknya—walau tubuh mungilnya hanya seukuran telapak tangan Keyz, dan hasilnya ia malah nempel di dada Keyz seperti tempelan stiker.

“Kita ada di mana?” tanya Keyz pelan, suaranya lemah dan bergetar.

“Hiks... aku nggak tahu...” Flip menangis sesenggukan di dada Keyz. “Aku kira kamu sudah mati... hueee... aku sedih banget, Keyz...”

“Apa yang terjadi padaku?” Keyz membelai rambut panjang Flip dengan ujung jarinya.

“Kamu nggak ingat? Kamu jatuh ke sungai bawah tanah... terbentur batu, terus jatuh lagi ke air terjun super tinggi. Aku kira kamu hancur lebur! Tapi ternyata kamu hanyut ke sini. Aku nyusul sampai bawah air terjun buat nyari kamu. Hiks... kamu bikin aku takut setengah mati...”

Keyz tersenyum tipis. “Hahaha... bukannya kamu membenci manusia terkutuk sepertiku?”

“Tapi... tapi...” Flip terisak, “sekarang cuma kamu yang aku punya... hueeeh...”

Keyz menatap lembut. “Aku nggak apa-apa. Badanku baik-baik saja kok. Nih, tanganku—” Ia menatap tangannya yang dulu hancur. “Hei!! Tanganku balik lagi!!”

Teriaknya membuat Flip kaget dan terjatuh ke air jernih di bawahnya. “UWAHH!! Aku menelan banyak air!!”

Saat Flip berdiri dan menatap Keyz, matanya terbelalak. “Eh... Keyz? Kenapa tubuhmu mengecil?”

“Haaa?” Keyz menatap balik, bingung. Di hadapannya kini berdiri sosok wanita cantik setinggi bahunya. Rambut panjang berkilau, mata hijau zamrud, telinga runcing, sayap transparan...

“Flip... kamu yang membesar!! Ugh, mataku!!”

“Benarkah?” Flip berputar-putar di depannya, tampak bangga.

“Bodoh! Kamu... kamu perempuan!”

“Hemm... kalau menurut bahasa manusia, iya, aku perempuan. Kenapa? Ada masalah?”

“Tentu saja, bodoh! Kamu nggak pakai baju sehelai pun!!”

“Kenapa? Dari kemarin-kemarin juga aku begini.”

“Itu masalahnya!! Bo—bo—” Keyz menelan ludah, mukanya merah padam. “Bagian Boba mu itu kelihatan semua tau!! Ini, pakai bajuku!” Ia buru-buru melepaskan bajunya dan melempar ke arah Flip. “Nanti kita cari baju yang pas buat kamu.”

“Tidak ah. Aku nggak biasa pakai apapun. Lagi pula, lihat—sayapku nggak bisa gerak kalau pakai baju.”

“Bodoh!! Cepat pakai! Pikiran aku kacau!!” Keyz menutup matanya, tapi matanya mengintip sedikit dari sela jari. Pandangannya melirik ke bawah tanpa sengaja, lalu... “Lha? Kok... nggak ada lubangnya...”

Flip memiringkan kepalanya, menatap Keyz dengan polos. “Lubang apa?”

Keyz langsung membeku di tempat, menatap langit-langit gua dengan wajah merah padam. “Ya Tuhan... ada apa denganku? ..”

Nex

Dengan paksaan Keyz, akhirnya Flip mau juga mengenakan bajunya.

“Syukurlah,” gumam Keyz dengan napas lega. “Bagian itu juga tertutup.”

“Ha?” Flip memiringkan kepala, menatap Keyz dengan wajah polos bercampur bingung. “Kamu aneh sekali.”

Keyz terdiam. Brengsek, ini anak… pikirnya dalam hati. Wajahnya memerah, antara malu dan frustasi. Andai saja di sana ada lubangnya… Ia menunduk, menatap air danau di bawah kakinya, lalu menutup wajah dengan kedua tangan.

“Pasti aku sudah…” bisiknya lirih, suaranya tercekat antara sedih dan jengkel.

Akhirnya Keyz hanya bisa menghela napas panjang, lalu menatap langit-langit gua dengan wajah penuh penyesalan. Air matanya menetes tanpa sadar.

Dia benar-benar menangis..... Kasihan.

1
Surya
keren ini transmigrasi ke dunia game kah?
PiaPia_PipiOlipia
woh ada cerita tambahannya 💪💪💪
PiaPia_PipiOlipia
wuih. puluhan bab sekaligus. ini mah setara dengan satu buku.😍😍😍😍
PiaPia_PipiOlipia
Bagus
Ady Irawan
Kritik dan saran di tunggu ya gess
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!