NovelToon NovelToon
Kesayangan

Kesayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:879
Nilai: 5
Nama Author: MalyaIgus17

Jadilah milik ku maka akan ku singkirkan apapun yang membuatmu ragu. aku juga bisa membawa mu keluar dari semua masalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MalyaIgus17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Lelaki Lain

Galih bangun pada sore harinya.

Beruntung Galih bangun saat itu kalau tidak Mama Dina yang akan membangunkan Galih bagaimana pun caranya.

"Untung sudah bangun, kalau enggak mama mau naik siram kamu..!" mengucapkan dengan raut wajah ketus yang sangat mendukung. Sedang respon papa Bagas hanya menggelengkan kepalanya melihat istrinya yang seperti itu.

"Baru tadi nangis-nangis...!" menyindir mama Dina yang di balas mama Dina dengan lirikan super tajamnya.

"mama nangis..?"

Galih merespon bagian itu, " ada apa ma..?" tidak mau ada hal yang terlewat tentang mamanya.

"Enggak ada yang nangis.." memutar arah dan memaksa Galih untuk duduk yang nyaman di kursinya.

Mama Dina menyiapkan makanan yang biasa di inginkan putranya. Bahkan malam ini mama Dina meminta agar menunya semua kesukaan Galih.

"aneh banget kan mama mu..?" papa Bagas bicara pelan pada Galih yang akan memegang alat makannya.

"papa..!" melotot, seolah mengatakan untuk tidak menganggu Galih " Anaknya lagi makan, jangan di ganggu...!" kembali memutar arah dan duduk di samping suaminya.

Galih mengangkat bahunya, tidak tau apa yang di bahas kedua orang tuanya.

"Kamu rapi banget mau kemana...?" bertanya dengan sesekali melirik penampilan putranya dan kembali fokus pada makanannya.

" Mau keluar Pa.."

mama Dina bereaksi " Kamu enggak pernah keluar kamar, giliran keluar sudah mau pergi lagi...!" matanya melotot karena kesal. Dia sudah sangat khawatir dengan keadaannya tapi bisa-bisanya dia ingin pergi setelahnya.

"Sebentar aja ma..."

"enggak boleh!" berucap tegas. Sampai papa Bagas melihatnya.

" Kenapa sih ma, ya kalau dia sudah mendingan dan mau keluar ya biarin aja, mumpung weekend juga kan..."

Mama Dina mengeluarkan telunjuknya meminta papa Bagas diam " Papa diam deh. Anaknya kaya gini di biarin aja, di pikir dong pa!"

Papa Bagas tidak terima karena di minta diam " Mama jangan gitu dong, anaknya juga perlu refresh otak loh..!"

" Nah itu tau, terus kenapa di paksa kerja terus..?!"

"Stopppp...!" Galih melepaskan alat makannya. " Mama sama Papa ini kenapa sih, aku baru pulang loh. Sengaja berantem biar buat Galih enggak nyaman terus pergi lagi, gitu?" menghela nafasnya lelah. Badannya yang tadinya terasa lebih fit seketika rasanya kembali lelah. Bahkan lebih lelah dari sebelumnya.

"Galih enggak akan kemana-mana. Puas kan!" meninggalkan ruang makan yang terasa sangat tidak nyaman menurutnya.

Sedang papa Bagas dan mama Dina seketika terdiam. Mereka selalu mengajarkan Galih, Adit dan Gea untuk menghargai makanan, berusaha agar setiap makan mereka harus selalu setenang mungkin. Tapi apa yang terjadi sekarang.

Mereka berdebat di atas meja makan, dengan keadaan putra mereka yang masih lelah.

"Maaf ma...!" Papa Bagas berucap pelan di tengah kebisuan ruang makan.

mama Dina menoleh pada suaminya, dan seketika air matanya mulai mengalir.

Papa Bagas panik melihat itu. " Ma, papa udah minta maaf Lo. Maaf ya, seharusnya papa lebih bisa mengontrol emosi papa ..." berdiri dan memeluk istrinya yang masih duduk.

"tunggu disini...!" ucap papa Bagas setelah beberapa saat diam.

Papa Bagas naik ke lantai atas dimana kamar putranya berada. Mendorong pintu kamar dengan tergesa. melihat Galih yang tengah duduk di ranjang dengan ponsel di tangannya.

"Keluar sekarang.." di ikuti gerakan lehernya " lanjut kan makan mu, jangan buat mama mu khawatir...!" ucapan datar tuan Bagas namun terdengar sangat tegas.

Galih yang akan menghubungi Cinta mengurungkan niatnya melihat ayahnya yang sangat serius.

"Kenapa lagi sih pa?"

"Keluar dulu, selesaikan makan mu!" mengulang ucapannya lebih tegas.

Galih terlalu segan pada papanya untuk tidak menghiraukan ucapannya. Papanya memang sering bercanda tapi di saat serius terlihat jelas perbedaannya. Entah itu dari caranya melihat, nada bicaranya termasuk gesturnya yang biasa saja namun sangat tegas.

Akhirnya Galih kembali keruang makan dan meminta maaf pada mamanya. berjanji tidak akan berucap kasar lagi.

Kembali mengambil makanan baru dan memakannya dengan patuh.

karena diamnya mama Dina, Galih berucap " Kalau mama enggak maafin Galih, papa akan mukul Galih katanya...!" berucap santai namun jelas kata-kata nya hanyalah gurauan.

mendengar itu, mama Dina seketika menatap tajam suaminya.

"Astaga, salah lagi..." menggelengkan kepalanya dan Galih tersenyum kecil melihat itu.

Orangtuanya memang lucu sekali. Kadang-kadang tapi.

Merasa tatapan tajam istrinya belum surut akhirnya papa Bagas berucap " Iya makanya di maafin ma, biar Galih enggak papa pukul...!" membalas godaan putranya.

"awas aja kalau berani...!" peringat mama Gina membuat papa Bagas menghela nafas seraya menggeleng kan kepalanya tidak habis pikir.

Setelah berbaikan akhirnya mama Dina mengijinkan Galih untuk keluar. Bahkan mama Dina yang biasanya cerewet tidak bertanya ke mana putranya akan pergi.

"Hati-hati, kalau capek istirahat aja. Jangan di paksa...!" peringat mama Dina di saat Galih menaiki mobilnya.

"ahahhaha. Udah kaya mau kemana aja ma, Galih mau ketemu calon mantu mama kok .." tersenyum puas melihat wajah terkejut mamanya yang mendengar kata-kata entengnya.

"astaga itu anak!" Meremas di udara karena kesal dan gemas sekali rasanya.

"udah lah ma, kayak yang enggak pernah muda aja...!" meninggalkan istrinya yang masih setia melihat mobil putranya yang sudah menjauh.

Setibanya di butik Galih tidak langsung masuk ke kamar studio kekasihnya, dia memilih menunggu di ujung tangga tepat nya di depan pintu studio.

Tenang, tempat itu aman, tidak terjangkau dari pandangan orang-orang yang hilir mudik ke Butik .

Seolah baru teringat, Galih memesan makanan yang sekiranya kekasihnya suka. Dia terlalu terburu-buru sampai tidak sempat membelinya dalam perjalanan tadi.

Terdengar suara motor di saat Galih menunggu dengan ponsel ditangannya. Dengan cepat Galih berdiri bersiap akan menyusul karena berpikir makanan yang dia pesan yang datang. Namun baru satu langkah akan menuruni tangga, Galih terpaku melihat Cinta berdua dengan lelaki lain, yang sialnya mereka terlihat sangat akrab.

Keduanya tertawa dengan santainya bahkan tawa mereka bisa membuat orang lain yang mendengar nya akan ikut tertawa tanpa tau apa yang mereka tertawakan.

Cinta akan menaiki tangga namun seketika langkahnya terhenti karena melihat sosok tinggi di ujung tangga.

"Abangg...!" ucapnya langsung. Sedang Ifan yang bersamanya menoleh ke arah pandangan Cinta.

Ifan mengernyit melihat laki-laki itu. Penampilan mereka berdua terlihat jelas perbedaannya. bahkan laki-laki itu terlihat gagah hanya dengan baju kaos slim fit nya.

Tapi seharusnya bukan itu yang Ifan perhatikan, wajah laki-laki itu datar. sangat datar malah untuk ukuran wajah setampan itu.

Pandangannya lurus pada Cinta.

"Cinta, kamu ada tamu kayanya. Aku duluan ya...!" beruntung Ifan bisa paham situasi dan memilih undur diri dan tidak penasaran soal apapun tentang mereka.

Tidak mau diam saja Cinta mulai melangkah naik, mengeluarkan kunci studio yang dia simpan di kantong tasnya.

"Abang udah lama...?" tanya Cinta disaat memasukkan kunci untuk membuka pintu studio.

"Kenapa enggak tunggu Cinta di dalam aja...?" tanya Cinta setelah pintu terbuka dan dia mendorongnya pelan.

"Masuk bang...!" berucap seraya mendorong pintu, dengan cepat mengambil baju kotor yang belum dia sisihkan di atas ranjang.

Galih menekan perasaan anehnya dan memilih masuk. menutup pintu studio itu dengan pelan.

☘️

☘️

☘️

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!