NovelToon NovelToon
Menikah Karena Fitnah

Menikah Karena Fitnah

Status: tamat
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Tamat
Popularitas:834k
Nilai: 4
Nama Author: Kopii Hitam

Niat hati hanya ingin menolong seorang pria yang baru saja mengalami kecelakaan motor tunggal di jalanan, namun keadaan itu malah dimanfaatkan oleh seorang wanita yang tidak bertanggung jawab.

Alana dipaksa menikah hari itu juga oleh segerombolan orang-orang yang menangkap basah dirinya bersama seorang pria di sebuah kontrakan. Alana tidak dapat membela diri karena seorang wanita berhasil memprovokasi massa yang sudah berdatangan.

Bagaimanakah cara Alana menghadapi situasi ini?
Bisakah dia mengelak atau malah terpaksa menikah dengan pria itu? Pria yang tidak dia kenal sama sekali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17.

Azzam memarkirkan mobil di sembarang tempat dan meminta seorang satpam memindahkannya ke basement.

Setelah membantu Alana turun, Azzam membawa istrinya itu masuk ke dalam gedung. Namun saat tiba di lobby, Azzam berpura-pura sakit perut dan meminta Alana berjalan lebih dulu.

Tentu saja ini hanya akal-akalan Azzam agar Alana tidak melihatnya memasuki ruangan. Azzam ingin memberi kejutan pada istrinya, sudah waktunya Alana tau siapa dia sebenarnya. Azzam tidak ingin main kucing-kucingan lagi dengan sang istri.

Sesaat setelah Alana memasuki lift, Azzam pun cepat-cepat masuk ke lift lainnya. Ketika keluar, Azzam berlari kecil menuju ruangan, dia tau Alana sebentar lagi juga akan sampai di lantai itu.

Beruntung Azzam hanya seorang diri di dalam lift tersebut sehingga perjalanannya tidak terganggu, berbeda dengan Alana yang harus berhenti beberapa kali karena ada staf lain yang keluar masuk.

"Pagi Tuan," sapa Ira menundukkan kepala.

"Hmm..." gumam Azzam tanpa menoleh, dia terus saja berjalan melewati meja Ira.

Ira mengerutkan kening bingung, dia pikir ada yang aneh dengan bosnya itu.

Tidak lama setelah Azzam memasuki ruangan, Alana keluar dari lift dan berjalan menuju meja kerjanya. Sontak saja Ira terkejut melihat kedatangannya.

"Al-alana..." seru wanita itu, dia pikir Alana tidak akan kembali ke perusahaan itu setelah menitipkan surat pengunduran diri padanya kemarin.

"Pagi Mbak," sapa Alana mengukir senyum.

Ira lantas bangkit dari duduknya dan berhamburan memeluk Alana.

"Al, aku pikir-"

"Hehe... Maaf karena sudah merepotkan Mbak. Setelah aku pikir-pikir, aku tidak jadi mengundurkan diri." sela Alana mencoba menjelaskan.

"Ya ampun, Al. Syukurlah kalau begitu, aku ikut senang mendengarnya." Ira melepaskan pelukannya dan mengacak rambut Alana seperti seorang adik baginya.

Alana pun tertunduk malu sembari mengulas senyum tipis. "Oh ya, apa bos sudah datang?" tanya Alana ingin tau, dia harus menghadap direktur perusahaan itu dan mengatakan bahwa dia masih ingin bekerja di sana.

"Sudah, baru beberapa detik yang lalu." jawab Ira.

"Baiklah, aku ke ruangan beliau sebentar. Semoga saja beliau tidak marah." Alana menaruh bawaannya di meja dan melangkah menuju pintu ruangan Azzam.

Tok Tok Tok...

"Masuk!" seru Azzam dari dalam sana, dia tengah duduk di kursi tanpa menyembunyikan wujudnya seperti sebelumnya. Dia tidak ingin membangun hubungan ini dengan sebuah kebohongan yang akan mengundang kebohongan lain setelahnya.

Alana menghela nafas panjang lalu membuangnya kasar. Setelah cukup tenang, dia mendorong pintu dan berjalan memasuki ruangan. Tangannya saling menggenggam dengan kepala tertunduk.

"Permisi Pak," sapa Alana tanpa berani menatap apapun.

"Ya, ada apa?" tanya Azzam mengukir senyum, manik matanya tak lepas menatap Alana yang nampak sangat gugup.

"Saya datang untuk minta maaf sama Bapak, saya mengaku salah dan berniat mencabut kembali surat pengunduran diri saya kemarin." ucap Alana langsung ke intinya.

Azzam mengetuk-ngetuk permukaan meja dengan kening mengernyit, lalu memilih bangkit dari duduknya. Derap langkah kakinya yang kian mendekat membuat Alana takut bukan main.

Gadis itu semakin menunduk menyembunyikan wajahnya, dia termundur beberapa langkah hingga punggungnya membentur dinding, telapak tangannya mengeluarkan keringat dingin.

"Tidak perlu minta maaf, kamu tidak salah." ucap Azzam seraya menumpukan tangannya di dinding, hal itu membuat tubuh Alana terkunci di dalam kungkungannya.

"Jangan macam-macam, a-aku..." Alana mendongakkan kepala karena marah, dia hendak mendorong pria itu tapi matanya justru membulat seperti akan keluar dari tempatnya.

"A-azzam, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Alana kebingungan.

Azzam tidak menyahut dan malah mengacak rambut Alana gemas.

"Dasar jahat, kau hampir saja membuatku jantungan." omel Alana sembari memukul dada suaminya itu dengan kuat.

"Hehe..."

Azzam hanya tertawa menerima perlakuan Alana lalu menarik pinggang istrinya itu hingga nyaris tanpa jarak. Alana sontak terdiam dengan tatapan yang sulit dimengerti.

"Tidak boleh kasar begitu sama suami, bukan bukan, lebih tepatnya bos." seloroh Azzam membawa Alana ke dalam pelukannya.

"Aku benci kau, Azzam. Kau itu pembohong besar, lagi-lagi kau tega mempermainkan aku seperti ini. Kau... Mmphh..."

Alana tiba-tiba terdiam saat Azzam mencium bibirnya. Tidak hanya mencium, Azzam bahkan melu*matnya bak permen lolipop yang sangat manis.

"Mmm..."

"Dasar gila, berani sekali kau mencium ku!" sergah Alana mendorong wajah Azzam sekuat tenaga.

"Kenapa? Apa salahnya jika aku mencium istriku sendiri?" Azzam mengernyit sembari menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Tentu saja salah. Setelah membohongiku, sekarang malah seenaknya mencium bibirku." kesal Alana, dia hendak menjauh tapi Azzam dengan cepat menariknya dan mendekapnya erat di dada.

"Maafkan suamimu ini, sayang. Aku tidak bermaksud membohongimu, aku hanya-"

Azzam mengusap kepala Alana dengan sayang. "Aku tidak tau cara mendekatimu, aku terpaksa. Kalau tidak begini, kapan hubungan kita akan membaik? Maaf jika caraku ini salah." lirih Azzam.

"Ya, kau memang salah. Aku tidak ingin bekerja di perusahaan ini lagi, aku mau pulang." kesal Alana dengan tatapan mematikan.

Azzam terdiam beberapa saat lalu mengangguk lemah. "Baiklah, aku akan mengantarmu pulang."

"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri." Alana mendorong lengan Azzam, lalu mengayunkan langkah besar melewati suaminya itu.

Azzam memahami kemarahan Alana, dia hanya diam memandangi punggung istrinya yang semakin menjauh darinya. Azzam tidak mempunyai kekuatan untuk membela diri apalagi menghentikan langkah Alana.

1
Hasanah
aastga
Omah Tien
paling malas lihat cewe nya g tau diri so
oma lina katarina
nah gitu dong
oma lina katarina
kurang apa si Azzam, ganteng,, mapan , Alanna nya ga tau diri ,,jadi kesel sendiri
oma lina katarina
belagu Alanna nya kadang bikin sebel , jadi bukan kasian ,, sok, ga tau diri dah di sayang banyak tingkah
Diah Anggraini
azzam semangat donk.. kalo azzam nyerah saya sedih nih bacanya
Yosef Sudin
putar keliling cari terus alur ceritanya, belum ada tujuan yang jelas
Nelviati 17
kok kek gini outhor buat cerita nya dari salah paham trus emosi jg lama2 bacanya
Nelviati 17
kok kem gitu alana kurang suka ah sifatnya sama Azzam
I'iss Bundanya Queisha
outhor nya pasti agak rada2,GK masuk akal bget ceritanya,
Atika1234 Atika
capek bacanya
Yunik Yuliatin
Sungguh membagongkan...😃😃
Heintje Anumpitan
azzam nya yg bego,,,,
Bu Zahwawe
cerita ini sebenernya mau d bawa kemana,, muter"
Yuli Yuli
cm sgtu kurang seru
Yuli Yuli
akhirnyaaaa....
Yuli Yuli
bonusnya cm dikit
Yuli Yuli
trus g dlanjut lg tu cerita azzam
Yuli Yuli
pengen sembuh kok mlah tinggal didesa, trus gmn terapinya
Yuli Yuli
yg sbar azzam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!