NovelToon NovelToon
JEBAKAN JODOH

JEBAKAN JODOH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: gongju-nim

dapat orderan make up tunangan malah berujung dapat tunangan.Diandra Putri Katrina ditarik secara paksa untuk menggantikan Cliennya yang pingsan satu jam sebelum acara dimulai untuk bertunangan dengan Fandi Gentala Dierja, lelaki tampan dengan kulit sawo matang, tinggi 180. Fandi dan Diandra juga punya kisah masa lalu yang cukup lucu namun juga menyakitkan loh? yakin nggak penasaran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gongju-nim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

002. Jebakan Jodoh

Song play : send my love (Adele)

"Bang? Ngapain disini?"

Sebuah suara membuat Fandi dan Diandra kembali tertarik ke realita. Fandi berbalik kearah suara. Lingga, adik Fandi berdiri di tangga paling atas dan berjalan ke arah Fandi berdiri.

"Hah? Oh ini." Fandi mengangkat sebuah paper bag. "Mama minta tolong kasi ke tukang make up nya."

"Oh." Lingga mengangguk. "Ayo, udah ditungguin dibawah."

"Iya, ini Abang mau turun kok."

Lingga memutar tubuhnya lalu kembali menuruni tangga. Sedangkan Fandi kembali menatap kearah Diandra yang saat ini menundukkan kepala memandang lantai.

"Ini kak, titipan ibu Gina Rahayuwati. Katanya punya kakaknya."

Fandi menyerahkan paper bag berwarna gold dengan ornamen pita berwarna putih kepada Githa yang berdiri tak jauh dari hadapannya, sedangkan Diandra masih tertarik menatap lantai dari pada menatap pria tampan yang berdiri diambang pintu.

"Ibu Gina? Pemilik katering bukan?"

"Iya, Bu Gina yang itu."

"Oke, makasih ya. Kayaknya ini punya Diandra."

Githa mengambil paper bag yang disodorkan Fandi. Lalu menatap Diandra sekilas. Melihat Fandi yang tak juga beranjak membuat Githa geregetan sendiri. Githa tau Fandi jelas mengingat Diandra, lalu kenapa tidak disapa saja.

"Ada lagi?"

"Aaa, nggak kak. Cuma mau antar itu aja. Saya permisi."

Fandi beranjak setelah ditegur oleh Githa, sebelum benar benar pergi, Fandi kembali menatap Diandra dalam. Githa membiarkan itu, dirinya tau Fandi merindukan Diandra. Terlihat jelas dari sorot matanya. Begitu juga Diandra. Dari sorot matanya baik Fandi maupun Diandra  terlihat jelas masih saling menyimpan rasa.

Setelah Fandi benar benar pergi, Githa menutup pintu kamar dan berjalan menuju ranjang tempat Diandra duduk menundukkan kepala menatap lantai, entah apa yang menarik di sana, Githa tidak tau.

Githa duduk di samping Diandra, menatap sejenak sahabatnya itu lalu menghela napas pelan. Disodorkan nya paper bag yang tadi Fandi bawa hingga menyentuh lengan Diandra. Setelah itu Githa kembali rebahan dan memainkan hp.

Bukannya Githa tidak perduli pada sahabatnya itu, setelah sekian tahun bersahabat dan mengenal baik, Githa paham jika Diandra saat ini perlu waktu untuk berperang batin antara otak dan hati. Antara logika dan rasa.

Diandra menatap paper bag disampingnya, paper bag sialan ini. Andai saja Bu Gina yang mengantarkan secara langsung, andai saja tadi dirinya langsung tidur saja, andaikan dirinya dulu tidak meminjamkan bajunya kepada Bu Gina yang saat itu ketumpahan minuman, andai saja, andai saja.

Diandra menghela napas panjang, perasaan carut marut. Dan Diandra benci itu. Kembali menghela napas panjang, Diandra bangkit seraya membawa paper bag sialan itu menuju kopernya. Di letakkannya paper bag itu diatas koper, lalu kembali ke atas ranjang bergabung bersama Githa yang sedang rebahan miring scroll aplikasi yang sedang tren saat ini.

"Gue nggak akan nanya lo baik baik aja apa engga. Yang jelas, lo pasti nggak baik baik baik aja. Keliatan jelas dari muka lo."

Githa berbalik menghadap Diandra yang kembali berbaring telentang di sampingnya. Diandra menatap plafon kamar dengan menerawang.

"Gue baru tau kalo Bu Gina itu ibunya bang Fandi."

Pengalihan isu. Githa menghela napas, lalu ikut berbaring telentang seperti Diandra. Hp yang tadi Githa Penang wanita itu lemparkan ke atas dengan lembut, bahkan masih mengeluarkan suara yang tidak dipedulikan kedua wanita itu.

"Kalo lu tau, lu masih mau pinjemin Bu Gina baju waktu ketumpahan minuman?"

Gina Rahayuwati, pemilik katering yang juga beberapa kali satu acara baik tunangan, pernikahan, ulang tahun, dan sebagainya dengan Diandra dan Githa. Mereka mengenal satu sama lain.

Minggu lalu di sebuah acara ulangtahun anak pemilik pabrik ternama, Bu Gina yang sedang dapat orderan memantau kegiatan orang-orangnya ketumpahan minuman yang dibawa karyawannya karena tertabrak anak kecil yang sedang berlarian, dan membuat baju Bu Gina menjadi basah. Dianfra yang saat itu tengah mengantarkan keponakannya di acara tersebut menawarkan untuk meminjamkan baju kepada Bu Gina dan beliau pun mengiyakan tawaran tersebut.

Bu Gina menceritakan tentang rencana pertunangan anak sulungnya kepada Diandra, dan meminta Diandra untuk merias calon menantunya. Setelah mengecek jadwal dan dirasa bisa, Diandra pun menyetujui permintaan Bu Gina itu. Dan disinilah Diandra sekarang, berbaring terlentang menutup matanya berharap bisa kembali tidur. Namun bukannya mengantuk, wajah Fandi 'lah yang terbayang di benaknya membuat Diandra kembali menghela nafas.

"Tau gini nggak gue iyain kemaren."

Diandra berdecak, lalu beranjak dari rebahannya. Hpnya berdering, diandra berjalan menuju tas selempangnya yang diletakan diatas koper. Diangkatnya paper bag yang sukses membuat perasaaan acak-acakan karena orang yang mengantarkan. Dirogohnya hp yang masih berdering itu, setelah dapat Diandra segera mengangkat telepon yang ternyata dari kekasihnya yang saat ini melanjutkan studinya ke Australia. Galuh Wicaksono, lelaki yang sudah lebih dari dua tahun Diandra pacari. Diangkatnya palinggilan video dari Galuh, Diandra duduk di sofa yang terdapat di kamar tersebut.

"Kenapa? Tumben nelpon duluan?"

Diandra bertanya heran, pasalnya kekasihnya itu sangat jarang mengabari. Mendapat telepon mendadak jelas membuat Diandra bingung.

"Aku nggak bisa balik tahun ini, nggak apa-apa 'kan? Aku harap kamu bisa ngerti, Di."

Diandra menghela napas lagi. Tebak sudah berapa kali Diandra menghela napas saat ini, bahkan belum sampai sejam sejak dirinya dan Githa makan tadi rasanya Diandra terus-terusan dibuat menghela napas oleh orang orang. Begitu juga Githa yang mendengar perkataan Galuh. Gadis yang tengah memejamkan mata diatas kasur itu ikut menghela napas kasar.

Galuh, lelaki brengsek yang terobsesi dengan gelar itu seakan tak perduli pada pacarnya sendiri. Bahkan Galuh sangat jarang mengabari Diandra, selalu saja Diandra yang memberi kabar duluan. Jika Galuh sudah memberi kabar maka dapat dipastikan lelaki itu hanya mengatakan bahwa dirinya tidak bisa pulang, ataupun jadwalnya tidak ada yang kosong sehingga dirinya tidak bisa libur.

"Terserah kamu lah, aku capek."

Diandra mematikan panggilan video itu dan meleparkan ponselnya kesisi sofa. Diandra menghela napas lelah, Galuh. Entah akan jadi apa hubungannya dengan pria itu. Diandra bahkan saat ini berpikir untuk putus saja dengan Galuh. Namun kesibukannya dibeberapa hari ini membuatnya lupa bahwa dirinya masih mempunyai pacar.

"Nggak mau putus aja, Di?"

Githa yang mendengar helaan napas kasar dari Diandra mendudukan dirinya di ranjang menghadap ke arah Diandra.Diandra kembali menghela napas kemudan memijit kepalanya yang terasa sakit.

"Gue rasa emang nggak bisa lanjut lagi sih Git, capek sendiri gue. Hubungan gue udah masuk ketahap toxic parah."

Bukan tanpa hal Diandra berkata demikian, beberapa Minggu lalu Diandra sempat mengeluh kepada Galuh terkait sikap pria itu. Tetapi Galuh malah tak terima dan mengatakan Diandra terlalu banyak menuntut dan tidak pengertian. Diandra menceritakan itu semua kepada Githa.

"Gila, nggak pengertian katanya. Dianya aja yang gila." Githa menggelengkan kepalanya tak habis pikir. "Terus, mau lu gimana sekarang?"

"Gue pengen putus."

Diandra berkata dengan tegas dan menatap tepat kearah mata Githa. Kali ini sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Diandra muak, sangat muak.

"Bagus, gue setuju."

Disaat keduanya tengah membicarakan hubungan Diandra dan Galuh diluar terdengar suara saling berteriak dan tangisan meraung-raung. Diandra dan Githa yang kepo segera beranjak keluar kamar dan menuruni tangga untuk melihat apa yang terjadi. Suaranya dari arah belakang, yang artinya dari taman tempat acara pertunangan Fandi dan Hilda di laksanakan.

Sayup sayup terdengar bentakan pria yang sepertinya ayah Hilda yang menanyakan tentang janin anak siapa yang tengah dikandung itu, lalu ada sautan parau yang sepertinya suara Hilda. Gadis itu mengatakan bahwa dirinya tidak hamil, hanya sedang tidak enak badan saja. Tidak lebih.

Sesampainya ditaman belakang, Diandra dan Githa segera melipir dan mencari tempat yang pas untuk menonton kejadian tersebut.

"Beneran Hilda dong, wow." Githa menepuk kecil lengen Diandra yang sedang mengandeng lengannya.

"Anjir, pantas tadi muntah-muntah terus bilang pusing."

Diandra balas menepuk lengen Githa. Diandra ingat, tadi saat sesi makeup Hilda sempat muntah muntah saat salah satu keponakan masuk kedalam kamar, anak itu sedang membawa sate ditangannya. Hilda bilang satenya bau dan tak lama Hilda berlari menuju toilet dikamar tersebut dan mengeluarkan isi perutnya. Setelah itu Hilda mengeluh pusing.

"Oh, pantas tadi kamu muntah pas agas masuk kamar bawa sate ya. Tante kira kamu beneran lagi ngga enak badan Hilda."

Ibu dari anak yang memegang sate tadi maju dan menunjuk-nunjuk wajah Hilda dengan emosi.

"Merusak nama keluarga kamu. Dasar."

"Hilda nggak hamil Tante, Hilda cuma nggak enak badan."

Hilda yang saat ini tengah duduk bersimpuh dibawah menatap nyalang kearah salah satu Tantenya yang baru saja bersuara.

"Anak kurang ajar kamu."

Ayah Hilda kembali ingin mengayunkan tangannya kearah Hilda, dan dihentikan oleh ibu Hilda yang berteriak. Ibu Hilda pun segera memeluk anaknya yang masih terduduk dibawah. Keduanya menangis dengan Hilda yang mengatakan bahwa dirinya tidak hamil.

1
Mas Sigit
diandra bkn hilda thor
Gongju-nim: waduh, bagian mana itu. ngetik udah ngantuk jadi namanya ketukar 🙏🏻
total 1 replies
Haikal Kal
semangat kak
Gongju-nim: terimakasih sayang 🥰
total 1 replies
Ria Mayasari
/Rose/
Gongju-nim: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Victorfann1dehange
Lanjutkan kisahnya segera ya, thor
Gongju-nim: siap sayang ku 🥰
total 1 replies
Dálvaca
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
Gongju-nim: makasih sayangku 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!