My Husban Perfect Imam
Aaakkkhhh !!!
“Shhhhh, gue bisa kehabisan darah kalau di sini terus” Sarkas pria yang saat ini terngah bersembunyi di balik semak-semak.
Brum… Brum… Brum…
Laki-laki itu menutup mulutnya manakala dia mendengar suara derungan beberapa motor yang akan datang ke arahnya.
Deg !
Jantung laki-laki itu hampir lepas dari tempatnya, ketika derungan motor itu berhenti di sampingnya yang hanya terhalang oleh semak belukar.
“Kita kehilangan jejak ketua”
“Cari dia sampai ketemu, kita habisi dia mala mini juga”
“Siap ketua”
Srak …
Laki-laki itu tidak sengaja menginjak potongan ranting pohon yang berada di dekatnya, dia lalu menutup mulutnya dengan kedua tanganya dan mengintip dari celah persembunyiannya.
“Seperti ada orang di sana” Ucap salah satu dari mereka
“Kalian periksa di sana” Titah salah satu dari mereka sepertinya dia adalah ketua geng motor itu.
Jantung laki-laki itu sepertinya berhenti berdetak karena panik, namun geng motor itu menghentikan langkahnya saat mendengar suara sirine polisi yang mendekat.
“Silan ada polisi, ayo cabut” Titah sang ketua
Brum … Brum … Brum …
Laki-laki itu kemudian bisa bernafas lega, saat kumpulan motor itu telah pergi menjauh dari sana. lelaki berparas tampan itu bernama Dafi Firmansyah itu terus merintih kesakitan, karena perutnya yang sobek akibat terkena tersayat benda tajam dari anggoya geng motor yang mengincarnya.
Malam ini seharusnya adalah malam kemenang untuk dirinya, bagaimana tidak ? anggota geng motornya telah memenangkan aksi mereka melawan SMA Siliwangi. Namun, saat Dafi dan teman-temannya melakukan pesta tiba-tiba Dafi di bawa paksa oleh sekumpulan geng motor dari SMA lain yang menyebabkan dirinya harus terpisah dengan anggota geng motornya. Hingga akhirnya laki-laki itu berujung di tikam di bagian perutnya tanpa bisa melakukan perlawanan, sebab jumlah mereka sangat banyak jikadi bandingkan Dafi yang hanya seorang diri.
“Aaakkkhhh !!!”
Dafi menjerit kesakitan, bahkan dia tidak bisa menurunkan suaranya karena sudah tak sanggup menahan rasa sakit yang ada.
“Akh !, sial, sakit banget” Umpat Dafi saat dirinya menekan perutnya oleh tangannya agar darahnya berhenti.
“Gue, harus pergi dari sini” Ucap Dafi
Dengan menahanrasa sakit yang di rasakannya, pemuda itu berjalan tertatih-tatih sambil memegang perutnya yang terus mengeluarkan darah segarnya.
Tak beberapa lama dari samping kiri, pemuda itu merasakan tubuhnya ada cahaya yang begitu menyilaukan.
Dafi tak bisa bergerak sedikit pun karena tubuhnya menjadi kaki.
“Awas !” Teriak seorang pengendara yang kini sedang melaju ke arah Dafi.
Cit….. !!!
Hampi saja, hanya berselisih beberapa senti saja motor itu akan menabrak tubuh pemuda itu.
“Astagfirulloh, kenapa malam-malam kamu berdiri di tengah jalan ? kamu mau bunuh diri ? karena bosan hidup ?” Tanya Seorang wanita
Dafi tetap diam
Wanita bercadar itu turun dari motornya untuk bisa melihat dengan jelas.
“Astafirulloh’al adazim kenapa kamu bisa berdarah ?” Wanita itu terlihat panik
Dari mengedipkan matanya, akhirnya pemuda itu sadar setelah mendengar teriakan spontan dari gadis itu.
“To-Tolong gu-e” Ucapnya dengan suara yang pelan
Wanita bercadaritu terlihat ragu, dia sedikit melirik kea rah wajah Dafi yang terlihat pucat dengan bibir tipisnya yang sudah membiru.
“Ka-kamu… bukan begalkan ? atau kamu bukan jambret yang sedang lari dari amukan masa kan ?” Tanya wanita bercadar itu dengan hat-hati
“Apa ?!” Tanya Dafi tersentak
“Kalau kamu bukan begal terus ….” Sebelum wanita itu menjawab sudah terpotong dengan ucapan Dafi
“Bawa gue sekarang” Potong Dafi
“Eh… kalau begitu ayo ikut dengan aku, kita naik motorku saja untuk pergi ke rumah sakit” Jawab wanita itu, dia bernama Ciara Salsabila yang selalu di panggil Cia seraya berjalan lebih dulu
Dafi menghela nafas lalu berdecak kesal, saat dia melihat wanita yang akan menolongnya itu berjalan terlebih dahulu tanpa memapahnya.
“Ck, kamu tolol ya ?” Sindir Dafi
“Kenapa kamu mengataiku seperti itu ?” Tanya Ciara terlihat kesal, walau pun tidak bisa terlihat karena wajahnya tertutupi oleh cadar.
“Lo jalan sendiri ninggalin gue yang sedang terluka parah ? gila ya lo ?” Sarkas Dafi
Ciara mengelus dadanya sambil beristigfar, kalau dia tidak memiliki hati Nurani untuk membantunya mungkin Ciara akan meninggalkannya begitu saja seorang diri.
Ciara tidak menghiraukan umpatan Dafi, wanita itu kembali naik keatas motornya dan menyalakan mesin.
“Ayo naik, tapi jangan sentuh tubuh aku” Titah Ciara
“Gak tertarik gue menyentuh tubu lo” Jawab Dafi
“Astagfirulloh, cepat naik atau mau aku tinggalin saja kamu di sini sendirian ?” Tanya Ciara kesal
“Sabar” Sentak dafi
Laki-laki itu kemudian berdiri dengan pelan, sesekali mulutnya mengeluarkan suara rintihan kecil yang membuat Ciara menjadi tidak enak.
Wanita itu kemudian mengambil sapu tangan yang berada di dalam tas miliknya, lalu memberikannya kepada Dafi.
“Tutupi luka kamu dengan sapu tangan ini, jangan oleh tangan kamu nanti bisa menyebabkan infeksi” Ucap Ciara sambil tersenyum memberikan sapu tangannya
Dafi menerimanya dan alngsung menutupi lukanya dengan sapu tangan pemberian Ciara.
“Ayo naik, aku gak mau melihat orang meninggal di depan mata kepalaku” Titah Ciara
“Sembarangan lo ya” Jawab Dafi
“Ayo naik, kamu terluka tapi masih bisa mengomel saja, ya ?” Ucap Ciara sambil terkekeh kecil
Akhirnya Dafi sudah berada dia atas jok motor Ciara, satu tangannya menekan perutnya sedangkan tangan satu lagi menyentuh Pundak Ciara sebagai pegangan.
“Jangan sentuh aku” Tekan Ciara
Dafi pun dengan reflek menurunkan tangannya, lalu dia memegang besi yang ada di belakangnya sebagai sanggahan.
“Munduran sedikit, aku gak mau tubuh kita bersentuhan. Aku juga melakukan ini semua karena Allah, aku hanya ingin membantu salah satu makhluknya yang sedang kesulitan” Ujar Ciara
“Ish bawel banget lo ya” Balas Dafi lalu dia menggeser bikingnya sedikit ke belakang
“Kalau gue nanti kejengkang ke belakang, lo harus tanggung jawab” Ancam Dafi
“Kamu cerewet banget, pegangan yang kuat. Aku akan membawa kamu dalam hitungan detik. Dan aku tidak akan tanggung jawab kalau kamu jatuh karena aku sudah memberitahu kamu” Ucap Ciara lalu dia langsung menancap gasnya
Dafi sampai memegangi besi di belakang dengan tangan gemetar, karena baru kali ini ia di bonceng oleh wanita dan di bawa dengan kecepatan penuh di atas rata-rata.
“Semoga gue gak meninggal karena kejengkang” Batin Dafi merasa frustasi
Setelah merasa dag dig dug karena di bawa laju dengan kecepatang di atas rata-rata oleh motor kesayangan Ciara, akhirnya Dafi bisa bernafas lega saat dirinya sudah berada di parkiran rumah sakit.
“Akhhh” Dafi merintih kesakitan, karena lukanya sudah sedikit terbuka akibat guncangan saat di perjalanan tadi.
Ciara merasa khawatir dengan tangan yang sedikit bergetar, karena baru kali ini Ciara di hadapkan dalam situasi seperti ini.
“Tunggu kamu disini, aku akan memanggil perawat untuk membawa kamu ke dalam” Titah Ciara kemudian ia berlari ke dalam rumah sakit
Tak berselang lama, Ciara kembali dengan dua orang yang datang membawa sebuah brankar dorong.
Dua perawat itu kemudian membaringkan Dafi dengan hat-hati, setelah tubuh Dafi sudah berbaring. Dua perawat itu kemudian membawa Dafi masuk dengan sedikit tergesa-gesa.
Wajah Dafi sudah semakin pucat dengan mati sedikit sayu, Ciara pun ikut khawatir melihatnya. Dafi kemudian di larikan ke ruang IGD untuk mendapatkan penanganan serius.
Ciara tidak berani meninggalkan Dafi sendirian, dia pun menunggu Dafi di kursi tunggu. Sesekali dia menoleh ke arah pintu untuk memastikan hasilnya.
Sekitar 2 jam Ciara menunggu akhirnya dokter pun keluar dari ruangan itu.
“Bagaimana kondisinya dokter ?” Tanya Ciara
“Operasi berjalan dengan lancar, kemungkinan pasien akan kesusahan untuk bergerak karena luka di perutnya begitu dalam. Saya menyarankan agar pasien tidak melakukan aktivitas berat selama masa penyembuhan dalam waktu 5 sampat 8 minggu ke depan” Jawab Dokter
“Baik dokter, terima kasih dok” Ucap Ciara
“Sama-sama, pasien sebentar lagi akan di pindahkan ke ruang rawat inap” Ujar Dokter
*****
Saat ini Ciara sedang duduk di depan ranjang milik Dafi, Dafi masih saja belum sadarkan diri. Sepertinya obat bius masih berefek hingga saat ini. Ciara melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam, ia sudah menduga kalau kosannya yang dia tinggali pasti sudah di kunci oleh pemilik kosan.
Ciara melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam, dia menduga kosan yang dia tempati pasti sudah di kunci oleh pemilik kosan.
“Hah, dia kapan sadarnya apa dia nggak punya keluarga ?” Gumam Ciara
Tak berselang lama, Ciara melihat Dafi jari-jari bergerak dia reflek berdiri untuk memeriksa keadaan Dafi.
“Apa kamu sudah sadar ?” Tanya Ciara
Dafi tidak bergeming dengan mata yang masih tertutup rapat.
“Kamu nggak sedang ngalamin sakaratul maut kan ?” Tanya Ciara hati-hati
Dafi yang mendengar itu langsung membuka matanya perlahan-lahan
“Berisik” Ucap Dafi pelan namun penuh penekanan
“Emmm, maaf aku kira kamu sedang sakaratul maut sudah mau di cabut nyawanya” Lirih Ciara
“Sembarangan kalau ngomong” Jawab Dafi pelan, dengan ketus
Hening …
“Tolong ambilin ponsel gue di celana gue” Titah Dafi
“Celana kamu dimana ?” Tanya Ciara polos
“Coba lo tanya sama dokter yang memeriksa gue” Titah Dafi
“Oh iya, tunggu sebentar aku bawakan” Jawab Ciara
Ciara pun keluar ruangan untuk menanyakan barang-barang Dafi yang di lepas dari tubuhnya saat melakukan Tindakan operasi tadi.
Beberapa menit kemudian Ciara datang dengan membawa barang Dafi di tangannya.
“Ini ponsel kamu” Ucap Ciara seraya mengulurkan ponsel laki-laki itu
“Tangan gue masih lemes, lo telpon keluarga gue” Jawab Dafi
Ciara pun menekan tombol power dan rupanya terkunci.
“Pasword polanya ?” Tanya Ciara sambil mengarahkan ponsel Dafi kea rah Dafi
“Bentuk huruf L” Jawab Dafi
“Oke” Ucap Ciara
Setelah selesai mengukir huruf C di ponsel dafi layarnya pun terbuka, menampilkan wajah Dafi dan seorang wanita cantik dengan style rambul layer.
“Cari kontak bukap gue, namanya … ekhem ketua bajak laut” Titah Dafi dengan suara yang sedikit tergagap
“Mmmppfftt” Ciara menahan tawanya saat mendengar nama kontak orang tua Dafi
Panggialn pun tersambung
Ciara [Assalamu’alaikum]
[Wa’alaikumsalam, kenapa perempuan ? Dafi kemana ?] terdengar suara laki-laki di sebrang sana
Ciara [Mohon maaf karena saya menelpon anda membawa kabar buruk, putra anda saat ini terngah di rawat di rumah sakit dengan keadaan yang sangat mengenaskan]
Dafi yang mendengar ucapan Ciara itu pun hanya bisa melotot tajam ke arah wanita bercadar itu.
[Innalillahi, kenapa Dafi bisa seperti itu ? sekarang dia berada di rumah sakit mana ?]
Ciara [Rumah sakit harapan cinta, ruang anggrek nomor 15]
[Terima kasih sudah memberitahu saya]
Ciara[Sama-sama pak, assalamu’alaikum]
[Wa’alaikumsalam] sambungan telpon pun terputus
Kemudian Ciara menaruh ponsel Dafi di atas nakas, wanita itu mengambil tasnya yang ada di atas meja kemudian berjalan ke arah pintu keluar.
“Mau kemana ?” Tanya Dafi tiba-tiba
“Aku mau pulang” Jawab Ciara
“Catat nomor rekening lo, gue transfer malam ini juga” Titah Dafi
Ciara tersenyum di balik cadarnya
“Aku membantu kamu ikhlas karena Allah, aku pulang dulu. Assalamu’alaikum” Ujar Ciara
“Tunggu dulu” Cegah Dafi tiba-tiba
“Ada apa ?” Tanya Ciara
“Nama lo siapa ?” Tanya Dafi
“Untuk ?” Tanya Ciara
“Gue paling gak suka punya hutang budi sama orang, suatu saat gue bakal balas budi gue” Jawab Dafi
“Nama saya Ciara” Ucap Ciara
“Ciara ? nama kamu tidak asing” Jawab Dafi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments