Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian lebih
"Devan, hanya dengan cara seperti ini kamu bisa menjadi milikku lagi. Malam ini aku harus berhasil menjebak mu untuk berhubungan badan, setelah itu, aku akan hamil anakku lalu kita akan menikah." bathin Mikla tersenyum licik, merasa menang ketika berhasil mencium bibir Devan barusan.
"Hentikan Mikla, kamu sudah kelewat batas!!!" menepis tangan Mikla yang ingin naik keatas pangkuannya.
"Devan, kenapa kamu jadi kasar sekali padaku!" rengek Mikla, namun malah diabaikan Devan yang langsung menyambar ponselnya.
"Hallo ma."
"Devan, kamu jangan buat mama dan papa marah ya. Sudah dua hari ini Jasmine dan Dirga berada disini. tapi kamu malah tidak pulang sama sekali." ucap Helena meninggikan nada suaranya.
"Aku lagi sibuk banget ma."
"Jangan jadikan kesibukan mu sebagai alasan, malam ini kita semua menunggu kedatanganmu, cepat pulang!"
"Memangnya ada acara apa sih ma?"
"Acara kumpul keluarga karena kondisi kesehatan papamu semakin membaik, sekalian membahas rencana pernikahan Dirga dan Jasmine." terang Helena bersemangat.
"Aku tidak bisa pulang ma."
"Lho kok gitu, mama ngerti perasaanmu yang tentunya minder karena keduluan adikmu Dirga, tapi kamu tidak bisa menyalahkan mama dan papa juga. Karena masih banyak wanita cantik yang ngantri cintamu, tapi malah lebih betah memilih untuk menjomblo. Mama ngak nyangka jika pengaruh perempuan dimasa lalu mu begitu besar Devan."
"Semua ini tidak ada hubungannya dengan siapapun ma." jawab Devan menutup panggilan nya. pergi begitu saja mengabaikan Mikla.
"Devan, kamu mau kemana?"
Devan tidak menjawab, pria itu pergi begitu saja sambil merapikan kembali jas nya yang sempat berantakan karena ulah Mikla barusan.
"Gagal lagi rencana ku, semua ini gara-gara kamu Jasmine. dasar perempuan sialan, awas kamu!!!!" umpat Mikla geram.
"Kamu jahat Devan Hick...hick..." Mikla menangis terisak-isak sambil merapikan pakaian nya kembali, dia sudah tidak mempunyai harga diri lagi dihadapan pria itu, kali ini Mikla merasa sangat terhina dan dicampakkan begitu juga oleh Devan.
Sementara itu, Helena dibantu Jasmine tengah sibuk menata menu makan malam kelurga.
"Bagaimana dengan Devan, pasti anak itu tidak pulang lagi." ucap Hendrawan.
"Yah begitulah, papa tahu sendiri bagaimana tabiat Devan. Lagian dia belum berniat untuk berumah tangga, sebaiknya kita jangan terlalu memaksakan." ucap Helena.
"Ayo Dirga, Jasmine. Kita mulai saja makan malamnya."
"Iya ma."
Tidak ada yang menyadari jika Devan tengah melangkah menuju ruang makan.
"Siapa bilang jika aku tidak pulang?" Devan melangkah mendekat lalu ikut duduk bersebelahan dengan Jasmine, tanpa bicara sepatah katapun padanya.
DEGH!
DEGH!
DEGH!
Jantung Jasmine berdegup kencang begitu mendengar kembali suara Devan, aroma parfum maskulin khas pria itu kembali mengingatkan Jasmine pada malam panjang yang pernah mereka berdua lalui.
Perlahan Jasmine mengangkat kepalanya, dia melihat Devan yang dulu tampan dan sangat rapi, sekarang terlihat sangat berbeda, tubuh kekar Devan sedikit kurus bahkan dibagian wajanya sudah ditumbuhi bulu-bulu halus. nampak sekali jika pria itu tidak pernah merawat lagi tubuh dan juga penampilannya, meskipun begitu tidak mengurangi pesona ketampanannya.
"Pak Devan."
Jasmine masih menatap tidak percaya jika pria yang duduk bersebelahan dengan nya benar-benar Devan. Tangan Jasmine gemetaran sehingga tanpa sadar menyenggol gelas disampingnya hingga jatuh dan pecah.
"Brunghh!!!"
"Oh maaf." ucap Jasmine gugup. Dengan tergesa-gesa dia bangkit mengambil serpihan beling.
"Aduuuh!"
"Jasmine, hati-hati nak." teriak Helena.
Devan melirik tangan Jasmine yang mengeluarkan darah, sedangkan Dirga terlihat cuek dan sibuk dengan makanannya saja. Reflek dia bangkit lalu mengusap jemari Jasmine untuk menghentikan darah yang keluar.
"Devan, kamu begitu perhatian pada Jasmine." sindir papa yang curiga melihat tingkah Devan.
"Tentu pa, karena Jasmine sudah cukup lama bekerja sebagai asisten ku. Sebagai atasan dan calon kakak iparnya tentu aku akan sangat perhatian." jawab Devan. Dirga yang merasa tersindir langsung bangkit dengan ekspresi panik mendekati Jasmine.
"Sayang, apa masih sakit?"
"Tidak! Cuma luka kecil."
Dirga membantu Jasmine untuk segera bangkit, lalu berteriak memanggil pelayan agar segera membersihkan dan membawakan kontak P3k.