Siapa yang ingin hidup dalam kekurangan semuanya pasti mau hidup serba berkecukupan. Tapi itu takdir tak seorang pun tau hidup mereka akan seperti apa.
Ira seorang ibu rumah yang dulu berada diatas di hantam badai hingga terjatuh kebawah.
Mana dulu yang mengaku sebagai saudara? Tak satu pun ada yang peduli. Suaminya terpaksa jadi ojol untuk mencukupi kebutuhan hidup. Akankah hidup Ira berubah?Lantas bagaimana dengan keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Tak selamanya matahari itu bersinar terang, adakalanya ia bersinar redup karna terhalang awan. Begitu juga kehidupan ibarat roda akan terus berputar, adakalanya diatas adakalanya juga berada di bawah.
Seperti keluarga Ira dulu mereka ada di atas sekarang mereka sedang ada di bawah. Tapi mereka tidak pernah putus asa, yakin bahwa akan ada waktunya mereka akan merangkak kembali naik keatas.
Tidak ada yang mau jadi miskin, semuanya pasti maunya hidup berkecukupan. Tapi itulah takdir dari sang pemilik kita sebagai manusia hanya menjalaninya.
Semenjak Ira sudah tak punya apa - apa, sanak saudara perlahan mulai menjauh. Bahkan hinaan dan cacian yang selalu mereka terima saat bertemu dengan mereka.
Hari ini Ira mempunyai semangat hidup baru. Alhamdulillah ia mendapatkan pekerjaan, gajinya bisa buat tambahan buat kehidupan keluarganya.
"Gimana, dek. Udah siap?" tanya suaminya.
"Insya Allah, mas." senyum Ira merekah penuh bahagia moga hari ini a2al yang baik untuk dirinya.
Ira dan Haris berboncengan menuju rumah yang di maksud Haris. Hati Ira rasanya deg degan takut membaut kecewa suaminya jika dirinya tidak pandai mengajar nantinya.
Tiga puluh menit berlalu sampailah mereka di sebuah rumah yang begitu besar dengan pagar tinggi menjulang.
Haris menghentikan motornya dan memencet bel yang ada di pagar.
"Ya, cari siapa pak?" terdengar suara di balik pagar tapi orangnya tidak kelihatan hanya sebatas suara saja dan itu membuat Ira heran.
"Saya Haris, mau bertemu dengan bu Hj." jawab Haris.
"Mas Haris ya?"
"Iya, pak."
"Tunggu bentar pak." pagar perlahan terbuka dengan sendirinya membuat Ira semakin takjub. Tapi ia berusaha bersikap biasa - biasa saja agar tidak kelihatan norak.
Haris menyalakan motornya dan membawanya masuk kedalam saat pagar sudah terbuka dan parkir tidak jauh dari pos satpam.
"Misi, pak. " sapa Ira sopan saat berpapasan dengan pak satpam.
"Bu Hj ada didalam, mas. Beliau sudah menunggu."
Haris menggandeng istrinya menuju pintu rumah yang sangat besar dan mewah. Ira mengidarkan pandangan matanya melihat sekeliling. Masya Allah ia seperti melihat istana.
Di sofa yang bak singgasana duduk seorang wanita paruh baya sambil memainkan ponselnya. Sesekali terlihat senyum di bibirnya saat melihat layar ponselnya mungkin ada sesuatu yang membuat beliau tersenyum.
"Assalamualaikum bu hj." sapa Haris saat mereka sudah berdiri tidak jauh dari wanita yang di panggil bu hj oleh Haris.
"Waalaikumsalam, eh nak Haris udah datang. Ayo silahkan duduk ." wanita itu meletakkan ponselnya di meja dan duduk dengan anggunnya.
Ira dan Haris duduk di kursi yang ada hadapan wanita itu dengan perasaan canggung. Kursinya begitu empuk dan mewah. Baru pertama kali bagi Ira bisa duduk di Kursi selesai ini.
Rasanya Ira seperti bermimpi, bisa masuk kedalam istana nan megah. Kakaknya saja yang suaminya bos rumah makan tidak punya rumah semegah dan sebesar ini.
"Seperti yang bu hj minta, ini istri saya yang akan mengajari cucu bu hj ngaji." Haris langsung bicara ke pokok saja, ia takut membuang banyak waktu bu hj yang sibuk.
"Ooh ini istri kamu, cantik. Namanya siapa ?" tanya bu hj ramah.
"Saya Ira bu hj." jawab Ira canggung.
"Ira, suami kamu sudah bilangkan tugas kamu di sini?"
"Sudah bu hj."
Kalian tunggu di sini sebentar, saya mau kedalam duku sebentar. Silahkan di cicipi kue dan minumannya." wanita itu meninggalkan Ira dan suaminya berdua di sana. Ira merasakan tubuhnya sedikit gemetar, ia terus berpegangan pada tangan suaminya. Haris merasakan tangan istrinya sedikit dingin. Ia mencoba menghangatkan dengan mengemgam tangan itu sambil tersenyum pada istrinya.
...****************...
Assalamualaikum kk, terimaksih supportnya kk dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😘😘🙏🙏🙏
nauzubillah mindalik