karna dalam pengaruh obat, membuat Ameena terpaksa menghabiskan malam dengan pria asing yang tidak dikenalnya.
Pria itu adalah Satria Wijaya, seorang kurir paket yang kebetulan akan mengantarkan barang ke hotel tempat Ameena menginap.
Kehidupan Ameena setelah malam itu berubah 180 derajat. Ameena terpaksa menikah dengan Satria karna telah tumbuh kehidupan baru dalam rahimnya.
Bagaimana kisah selanjutnya? ikuti terus kisah Ameena dan Satria ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Kau Cemburu?
"Apa iya pria itu tuan muda Satria Wijaya?" tanya pria berjas hitam pada rekan di sebelahnya.
Pria itu melihat siaran langsung yang ditayangkan salah satu pengunjung restoran. Siapa sangka dalam video tersebut ada orang yang sedang mereka cari selama ini. Karna itu mereka mengikuti Satria dan Ameena hingga ke rumah bi Darmi.
"Mana mungkin tuan muda Satria bertingkah konyol seperti dia. Mungkin mereka hanya kebetulan mirip saja." balas pria berjas hitam yang satunya.
"Apa kita harus melaporkan hal ini pada nyonya?" tanya pria berjas hitam pertama.
"Jangan! Lebih baik kita pastikan dulu kalau pria itu benar-benar tuan muda Satria Wijaya atau bukan, setelah itu baru kita hubungi nyonya."
"Iya, kau benar." pria pertama sependapat dengan pria kedua.
"Siapa kalian? Kenapa mengendap-endap di rumah nenekku? Kalian berdua perampok ya?" aksi kedua pria berjas hitam itu tertangkap basah oleh Melati cucu kandung bi Darmi.
"Tidak kok," tepis kedua pria berjas hitam tersebut kompak.
"Aku Gio, dan dia Ian. Kami berdua bukan perampok, kami hanya sedang mencari alamat saja." ucap pria pertama yang memperkenalkan namanya sebagai Gio.
"Benarkah? Memangnya kalian mencari alamat siapa?" tanya Melati penasaran.
"Kami sedang mencari seorang pria bernama Agung Wijaya, apa benar beliau tinggal di rumah ini?" tanya Gio.
"Agung Wijaya? Sepertinya nama itu tidak asing. Tapi aku pernah mendengar namanya dimana ya?" Melati mengingat-ingat.
"Aduh aku lupa lagi." Rutuk Melati pada dirinya sendiri.
"Sepertinya kalian berdua salah alamat, karna di rumah ini tidak ada yang namanya Agung Wijaya." beritahu Melati.
"Begitu ya, rupanya kita sudah salah alamat. Ian ayo kita pergi." Gio beranjak lebih dulu, di susul pula oleh Ian di belakangnya.
"Tunggu dulu!" Melati menahan langkah kedua pria itu.
"Kalian sudah jauh-jauh datang kemari, setidaknya mampirlah dulu untuk minum teh. Pasti kalian hauskan? Kebetulan rumah ini rumah nenekku." ajak Melati.
"Tidak usah repot-repot nona, karna kami sedang buru-buru." tepis Gio, padahal Ian hampir menerima tawaran Melati.
"Kita pergi dulu agar tidak ada yang curiga, yang penting kita sudah tahu dimana tuan Satria tinggal." ucap Gio, dibalas dengan anggukan kepala oleh Ian. Kemudian mereka berdua bergegas pergi meninggalkan Melati seorang diri.
"Aduh, kenapa malah pergi sih. Padahal mereka itu sangat tampan, tidak kalah tampan dari kak Satria. Lumayan buat teman minum teh." cicit Melati dengan wajah merona merah.
"Agung Wijaya? Bukannya Agung Wijaya adalah nama dari ayah kak Satria ya?" Melati baru saja mengingat sesuatu.
"Ah, tapi untuk apa mereka mencari orang yang sudah meninggal di rumah nenekku? Aneh!" Melati merasa heran, namun gadis itu mencoba untuk tidak peduli.
Dengan langkah riang, Melati masuk ke rumah sang nenek tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
***
"Kak Satria? Kau sudah datang?" saking senangnya melihat Satria, Melati sampai memeluk pria itu erat.
"Eh, apa yang kau lakukan?! Jangan sentuh priaku!" Ameena menarik paksa Melati agar menjauh dari sang suami.
"Aku pikir punya suami miskin tidak akan direbut orang. Ternyata yang namanya pelakor tidak pandang status!" hardik Ameena dengan wajah yang ditekuk.
"Kak Satria, siapa wanita ini? Kenapa sikapnya kasar sekali? Apa dia tidak pernah diajari orang tuanya untuk tidak berbuat kasar pada orang lain." adu Melati pada Satria.
"Apa kau bilang? Jangan bawa orang tauku ya!" Ameena menyingsingkan lengan bajunya bersiap untuk menghajar Melati.
"Kakak, aku takut." Melati bersembunyi di belakang Satria.
"Hey, sudah aku bilang untuk tidak menyentuh suamiku! Awas kau ya!" marah Ameena.
"Dasar wanita kasar, wee..." Melati menjulurkan lidahnya dengan maksud untuk meledek.
"Hentikan!" Satria melerai pertikaian diantara dua wanita tersebut.
"Kau jangan marah dulu Ameena, Melati ini adalah adikku." Satria memang sudah menganggap Melati seperti adiknya sendiri.
"Adik?" Ameena merasa malu karna tingkahnya sudah berlebihan tadi.
"Melati, kenalkan dia Ameena istriku." tatapan Satria beralih ke arah Ameena.
"Ameena, kenalkan dia Melati, adikku." Satria memperkenalkan kedua wanita tersebut.
"Ameena." mengulurkan tangannya ke arah Melati.
"Melati." membalas uluran tangan Ameena. Keduanya tersenyum kikuk.
"Aku lelah, aku mau istirahat." Ameena berjalan menuju kamar yang akan dia tempati bersama Satria. Sebelumnya Satria sudah memberi tahu letak kamar mereka pada sang istri.
***
"Bruk!" Ameena melempar tasnya dengan kasar ke atas ranjang.
"Si Satria itu benar-benar! Kenapa dia tidak memberitahu aku kalau Melati adalah adiknya! Kalau tahu Melati adalah adik Satria, aku bisa bersikap lebih baik padanya tadi." rutuk Ameena dengan bibir mengerucut.
"Apa yang akan Melati pikirkan tentang aku sekarang?!" lanjut Wanita cantik itu.
Grep!
Mata Ameena membola saat melihat sepasang tangan kekar melingkar di perutnya.
"Satria! Jangan sentuh aku! Aku sedang kesal!" Ameena menghempaskan tangan Satria dengan kasar.
"Kenapa reaksimu seperti tadi Ameena? Apa kau sudah mulai menyukaiku? Apa kau cemburu pada Melati?" goda Satria.
"Cemburu? Mana mungkin!" ucap Ameena lain di mulut lain di hati.
"Walaupun kau membawa Mawar, Melati, Anggrek, Tulip, Kamboja atau siapapun itu kehadapanku, aku tidak akan cemburu!" kilah Ameena.
"Benarkah?" Satria mengikis jarak diantara mereka, kemudian membungkam bibir Ameena dengan bibirnya.
Bersambung.
Jangan lupa like dan komennya buat Othor supaya lebih semangat menghalunya🥰