🥉Juara 3 lomba Wanita Kuat.
IG= Erna Less22
FB= Erna Liasman
EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN ATAU DENGAN AKUN BERBEDA BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Dewi Maha Putri adalah nama seorang wanita yang jago bela diri, kuat, tangguh dan dingin, ia punya pengikut yang banyak. Ia sudah terkenal di penjuru dunia. Siapa yang tidak mengenalnya?
Ia sering mengikuti kompetisi-kompetisi bergengsi Internasional, bahkan tuan rumah di setiap Negara memanggilnya master. Baik itu preman jalanan, geng kecil maupun besar menjulukinya sebagai Dewi pembunuh, karena ia sangat kejam. Ia bahkan pernah mengusir teroris dari suatu negara di pukul mundur di buatnya dan ia juga pernah membantai bos mafia besar hanya dengan dirinya sendiri.
Sayangnya, ia mati di jebak oleh musuhnya yang tidak ia kenali. Akan tetapi di dalam mobil itu ternyata terpasang bom alarm, di situlah ia mati dengan tragis.
Dewi di beri kesempatan kehidupan kedua dan ia pun berpindah ke tubuh seorang gadis malan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Dewi masuk ke dalam mobil. "Ayo antar aku pulang ke rumah," ucap Dewi.
"Ha?" mereka dalam mode binggung.
"Heh! Lambat," ucap Dewi mengambil alih. "Kamu sana pindah ke kursi belakang." Dewi menatap pria yang sedang duduk di kursi pengemudi itu membuat pria itu tak bisa berkutik dan memilih mengalah.
"Eh iya, iya." angguk pria itu yang langsung pindah ke kursi belakang.
Dewi menarik tuas mobil lalu menginjak pedal gas dan melaju di jalanan dengan kecepatan tinggi. Mereka semua berteriak ketakutan karena ini sangat laju.
"Hey diamlah!" ucap Dewi menatap mereka sehingga mereka mendadak diam. Yang mereka lakukan adalah diam, memejamkan mata, memegang sabuk pengaman dengan erat dan berdoa agar mereka selamat.
Mobil yang di bawa Dewi menyalip mobil-mobil di depannya bahkan ia meracing, di jalanan itu bagaikan Medan perlombaan baginya dan kendaraan yang lewat adalah saingannya.
Beberapa menit kemudian mereka pun sampai tidak jauh dari rumah Dewi. Dewi pun keluar dari mobil dan meninggalkan mereka.
"Selamat," ucap mereka lega memegang dadanya.
Dewi masuk lewat pintu utama dan melihat Anita sedang di pelukan ibunya.
"Dewi di mana mobil Anita?" tanya Surya datar.
"Tidak tahu, bukannya selama ini dia yang bawa dan aku sering jalan kaki," jawab Dewi pura-pura tidak tahu sambil melihat kukunya.
"Bukannya tadi pagi kalian pergi bersama, Anita bilang kamu yang membawa mobil dan malah meninggalkannya di jalanan, kenapa kau melakukan itu semua," ucap Surya dengan nada sedikit meninggi.
"Sejak kapan aku bisa naik mobil, kau bahkan tidak pernah mengajariku naik mobil, kalau bisa pun aku naik mobil sudah nabrak ke mana-mana. Dan lagi aku lihat mobilnya masih ada di kampus, aku pikir dia belum pulang tadi, rupanya sudah sampai di rumah," jawab Dewi memutar balikkan fakta. Ia berjalan meninggalkan mereka yang masih duduk di sofa dan menaiki anak tangga.
"Tunggu dulu! Kenapa kau mengambil uang jajannya?" tanya Surya lagi.
"Kau bisa memeriksa tasnya, masih ada uang tau tidak di dompetnya," jawab Dewi dan ia terus menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya.
Surya mengambil tas milik Anita. "Ayah," lirih Anita saat tasnya di ambil. Surya memeriksa seluruh isi dalam tas dan dompet dan menemukan uang 200.000 di dalam tas Anita.
"Lihat! Kamu bilang Dewi yang mengambil uang kamu semuanya ini uang apa!" ucap Surya memegang selembar uang itu dengan membelalakkan matanya.
"Ayah, itu aku minjam uang Luna, dan harus aku balikin segera, ini beneran bukan uang aku," ucap Anita menangis menunjukkan wajah sedihnya.
"Kamu jangan kasar dengan Anita, kau sudah berjanji saat pernikahan kita dulu menganggap Anita sebagai anak kandung mu dan kau malah membelanya," ucap Lena memeluk Anita. Anita menangis di pelukan ibunya.
"Maaf sayang, aku bukan maksud begitu, hanya saja …."
"Kau kalau masih memarahi Anita maka aku dan Anita akan pergi dari rumah ini," ucap Lena meneteskan air mata buayanya mengajak Anita masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu.
"Sayang, sayang, jangan seperti ini, aku janji tidak akan memarahi Anita lagi," ucap Surya di luar pintu kamar.
"Cih! Benar-benar pria yang payah," ucap Dewi melihat drama yang sedang mereka mainkan.